KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Penulis bersyukur kepada Ilahi Rabbi
yang telah memberikan Hidayah .
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap dapat lebih memahami secara
mendalam tentang Sosiologi Pendidikan. Penulis menyadari
bahwa makalah “Pendidikan Karakter di Sekolah” ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusunan makalah berikutnya
menjadi lebih baik.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami, Wahyu
Bagja Sulfemi M.Pd. Semoga Allah SWT selalu mecurahkan berkah dan ridho
kepada kita semua. Aamiin.
Bogor, 13 Juli 2019
Penyusun
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i ..i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan
Penelitian ................................................................................................2
C. Manfaat
Penelitiaan.............................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Pendidikan …………......................................................................4
B. Pengertian
Karakter ………………….............................................................6
C. Pengertian Pendidikan Karakter di Sekola…………………............................7
BAB III PEMBAHASAN
- Mengenal Pendidikan Karakter..................................................................8
- Nilai-nilai
Karakter....................................................................................9
- Tujuan
pendidikan Karakter......................................................................10
- Urgensi
Pendidikan karakter.....................................................................11
- Pilar
Pendidikan Karakter.........................................................................12
- Indikator
Keberhasilan Pendidikan Karakter ...........................................13
BAB IV
PENUTUP
- Kesimpulan................................................................................................18
DAFFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Karakter
merupakan aspek yang penting untuk kesuksesan manusia dimasa depan. Karakter
yang kuat akan membentuk mental yang kuat. Sedangkan mental yang kuat akan
melahirkan spirit yang kuat, pantang menyerah, berani mengarungi proses
panjang, serta menerjang aruh badai yangbergelombang dan berbahaya. Karakter
yang kuat merupakan prasyarat untuk menjadi seorang pemenang dalam medan
kompetisi kuat seperti saat dan yang akan datang, yang terkenal dengan era
hiperkompetitif. Bagi seseorang yang berkarakter lemah, tidak akan ada peluang
untuk menjadi pemenang. Ia hanya menjadi pecundang, sampah masyarakat,
teralienasi, dan termarginalkan dalam prose kompetisi yang ketat sebab, ia
mudah menyerah, tidak mempunyai prinsip, pragmatis dan opotunis, serta tidak
mempunyai keberanian untuk menerjang gelombang ombak dan badai yang dahsyat. Ia
penakut, langkahnya ceroboh, dan pergerakannya bisa dibaca oleh orang lain
dengan mudah. Oleh sebab itu pendidikan karakter menjadi keniscayaan bagi
bangsa ini untuk membangun mental pemenang bagi generasi bangsa di masa yang
aka datang.
Disinilah,
pentingnya karakter yang kuat itu. Jika karakter bangsa ini lemas maka bangsa
indonesia dijadikan bulan-bulanan negar-negara maju yang melek pengetahuan dan teknologi, mampu membuat terobosan progresif,
dan melakukan akselerasi masif di segala bidang. Negara ini akan semakin
tertindas di salam dan luar negri, menjadi buruh di negri sendiri, yang
akhirnya dijajah sumber daya alam dan manusianya secara ekploitatif dan tidak
manusiawi
B. Tujuan
Penelitian
1.
Sebagai bentuk penyelesaian tugas mata
kuliah Sosiologi Pendidikan
2.
Untuk menjelaskan tentang Pendidikan Karakter sekolah
3.
untuk mengetahui apa itu saja nilai-nilai pendidikan karakter disekolah
4.
untuk menjelaskan tujuan apa saja pada pendidikan karakter disekolah
5.
untuk menjelaskan pilar pendidikan karakter disekolah
Dan
untuk mengetahui apa saja pilar dan indikator pada pendidikan karakter di
sekolah
D.
Manfaat penulisan
Penyusunan
berharap makalah ini mampu menambah wawasan pembaca mengenai Pendidikan
Karakter di Sekolah yang di ridhoi Allah SWT dan Penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari yang mampu menambah pengetahuan para pembaca
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian
pendidikan
Pendidikan atau bisa
dikatakan ilmu pendidikan dan pedagogi/pedagogika merupakan suatu disiplin ilmu
yang terkait dengan proses pemeradaban, pemberbudayaan manusia, dan pendewasaan
menusia. Dalam konteks ini, pendidikan mempunyai tiga fungsi utama, yaitu
fungsi integratif, egalitarian, dan pengembangan. Dalam perspektif ilmu pengetahuan, menurut Aristoteles,
tentang tiga jenis kelompok ilmu dan uraian Al- Farabi serta Ibnu Sina tentang
perlunya pembatasan spesialisasi ilmu agar tidak terlalu sempit dan spesifik.
Patut dicatat bahwa perbedaan secara tajam antara ilmu murni-teoretis sebagai
ilmu dasar dan ilmu terapan praktis tidak perlu tegas berlaku dalam bidang
pendidikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, sebagi berikut:
Pertama, ilmu pendidikan, khususnya pedagogik teoretis, termasuk kategori atau kelompok
ilmu praktis atau ilmu pengetahuan praktis mengingat lapangan objeknya,
termasuk kemungkinan perbuatan atau tindakan mendidik. Jadi, ilmu pendidikan
teoritis bukanlah jenis ilmu teoritis murni atau terapannya (aplikatif)
Kedua, ilmu pendidikan adalah ilmu normatif sekalipun tidak
bersifat prespektif seperti sebagian dari filsafat pendidikan. Oleh karena itu,
ilmu pendidikan teoritis, termasuk ilmu pendidikan empiris, juga bersifat
normatif. Studi dasar psikologis pendidikan juga berciri normatif dan tidak
sekadar mendeskripsikan hubungan-hubungan antara variable-variable pada
terdidik ataupun guru.
Ketiga, ilmu pendidikan adalah ilmu empiris yang mencangkup ilmu
pendidikan empiris dan analisis materi situasi pendidikan sebagai gejala
inter-relasi dan humanisasi empiris. Gejala pendidikan yang dianalisis ilmu
pendidikan bukanlah gejala abstrak yang formal atau simbolis belaka.
Keempat, ilmu pendidikan adalam ilmu pendidikan yang mempelajari
fungsi material dari pengertahui dan nilai-nilai sebagai dunia makna dalam
pendidikan menyebabkan lebih baik dimasukkan ke dalam kategori terpadu ilmu
kemanusiaan (humaniora). Ilmu pendidikan yang cenderung menganalisis objeknya
secara holistik berdekatan dengan ilmu-ilmu kehidupan atau perilaku bukanlah
sejenis ilmu kealaman. Ilmu pendidikan juga bersifat parsial mengenai perilaku
dan hakikat manusia.
Dalam ilmu pendidikan
teoretis, fokus pengkajian utama adalah filsafat, teori, dan konsep-konsep
dasar yang terkait dengan pendidikan, termasuk di dalamnya adalah yang terkait
dengan teori-teori berbagai cabang ilmu lain yang digunakan dalam pendidikan.
Sedangkan, ilmu pendidikan praktis lebih terfokus pada pelaksanaan atau praktik
pendidikan dalam berbagai konteks.
Di dalam buku ilmu dan aplikasi pendidikan bagian I Tim
UPI dengan penyunting Muhammad ali, ilmu dan aplikasi pendidikan bagi empat
kajian.
1) Pendidikan
teoretis. Pendidikan teoretis memfokuskan kajian pada landasan konseptual dan
teoretis secra universal serta berbagai teori yang terkait dengan pelaksanaan
pendidikan dengan menyelidiki; menata secra sistemastis akan fungsi, tugas ilmu
pendidikan, serta teori pendidikan secara khusus. Pengakajian pendidikan
teoretis meliputi (1) filsafat pendidikan; (2) pedagogik teoretis; (3) teori
mengajar; (4) teori kurikulum; (5) teori evaluasi pendidikan; (6) teori
psikologi pendidikan; (7) teori administrasi pendidikan; (8) teori konseling
pendidikan; (9) teori sosiologi pendidikan; (10) teori antropologi pendidikan;
(11) teori andragogi; (12) teori penelitian pendidikan.
2) Pendidikan
praktis. Pendidikan praktis memfokuskan kajian pada aplikasi teori pendidikan
dalam praktik penyelenggaraan pendidikan. Pengkajian pendidikan praktis ini
meliputi (1) andragogi praktis; (2) pendidikan nonformal; (3) pendagogik anak
berkebutuhan khusus; (4) bimbingan dan konseling; (5) kurikulum dam
pembelajaran; (6) pengembangan kurikulum sekolah; (7) pengajaran; (8) teknologi
pendidikan; (9) sumber belajar dalam pendidikan; (10) manajemen pendidikan;
(11) penilaian pendidikan berbasis kelas; (12) ekonomi pendidikan; (13) politik
pendidikan; (14) penilaian diri dalam pendidikan dan; (15) penjaminan mutu
pendidikan.
3) Pendidikan
displin ilmu. Pendidikan disiplin ilmu merupakan aplikasi ilmu pendidikan dalam
pembelajaran cabang ilmu pengetahuan atau mata pelajaran. Pendidikan disiplin
ilmu ini meliputi (1) pendidikan agama; (2) pendidikan akhlak; (3) pendidikan
nilai; (4) pendidikan bahasa; (5) pendidikan bahasa asing; (6) pendidikan
kewarganegaraan; (7) pendidikan matematika; (8) pendidikan sains; (9)
pendidikan fisika; (10) pendidikan kimia; (11) pendidikan biologi; (12)
pendidikan pengetahuan sosial; (13) pendidikan ekonomi; (14) pendidikan bisnis;
(15) pendidikan ilmu sejarah ; (16) pendidikan geografi; (17) pendidikan
lingkungan hidup; (18) pendidikan seni; (19) pendidikan olah raga.
4) Pendidikan
lintas budang. Pendidikan lintas bidang memfokuskan kajian pada konteks
penerapan ilmu pendidikan. Kajian pendidikan lintas bidang ini diantaranya
meliputi (1) pendidikan dalam sistem pendidikan nasional; (2) pendidikan
miltibudaya; (3) pendidikan keluarga; (4) pendidikan anak usia dini; (5)
pendidikan dasar dan menengah; (6) pendidikan usia lanjut; (7) pendidikan anak
berbakat; (8) pendidikan wanita; (9) pendidikan kesejahteraan keluarga; (10)
pendidikan umum; (11) pendidikan kesehatan.
Pendidikan adalah suatu
bidang studi (suatu displin) dalam bidangnya. Studi bidang pendidikan merupakan
suatu kajian tentang bagaimana cara atau model-model penyelidikan disusun,
digunakan, dikembangkan, dan disusun kembali. Lebih jauh berisi kajian tantang
model-model yang cocok pada suatu tempat, saat syarat-syarat yang diperlukan
bagi pelaksanaan model tersebut.
B. Pengertian
karakter disekolah
Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan
keterampilan. Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan
menyesatkan, dan keterampilan tanpa kesdaran diri akan menghancurkan. Karakter
itu akan membentuk motivasi, yang dibentuk dengan metode dan proses yang
bermartabat. Karakter bukan sekadar penampilan lahiriah, melainkan
mengungkapkan secara implisit hal-hal yang bersembunyi. Oleh karnanya, orang
mendefiniskan kerakter sebagai “siapa nada dalam kegelapan?” karakter yang baik
mencangkup pengertian, kepedulian, dan tindakan berdasarkan nilai-nilai etika,
serta meliputi aspek kognitif, emosional, dan perilaku dari kehidupan moral.
M. Furqon Hidayatullah menutip
pendapatnya Rutland (2009:1) yang mengemukakan bahwa karakter berasal dari akar kata bahasa latin yang berarti
“dipahat”. Secara harfiah, karakter artinya
adalahkualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama, atau reputasinya
(Hornby and parnwell, 1972:49). Dalam kamu psikologi dinyatakan bahwa karakter
adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya
kejujuran seseorang; biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif
tetap ( Dali Gulo, 1982:29).
Hermawan Kertajaya mengemukakan
bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.
Ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau idndividu. Ciri khas tersebut
adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, dan
merupakan mesin yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap,
berujar, dan merespon sesuatu.
C. Pengetian
pendidikan karakter Disekolah
Pendidikan karakter harus disosialisasikan,
diinternalisasikan, dan diintensifkan sejak dini di semua level kehidupan
berbangsa dan bernegara. Lembaga pendidikan harus tampil sebagai pionir
pendidikan karakter ini dalam membangun karakter anak didik yang bermoral dan
berakhlak, dinamis, serta visioner. Mengapa harus lembaga pendidikan? Sebab,
tanggung jawab utama negara dan masyarakat dalam mempersiapkan kader masa depan
yang berkualitas dibidang ilmu, moral, mental, dan perjuangan adalah dimulai
dari lembaga pendidikan. Selain tiu lembaga pendidikan formal selama ini
disinyalir hanya mementingkan aspek kecerdasan akademik, serta menganaktirikan
aspek kesecerdasan emosi dan spiritual.
Seiring
dengan perkembangan zaman, pendidikan yang hanya berbasiskan hard skill dan menghasilkan lulusan yang
berprestasi dalam bidangf akademis harus mulai dibenahi. Sekarang, pembelajaran
juga berbasis pada pengembangan soft
skill (interaksi sosial).
BAB III
BAHASAN TEORI
A. Mengenal
Pendidikan Karakter
Pendidikan
karakter berpijak pada karakter dasar manusia yang bersumber dari nilai moral
universal (bersifat absolut) agama, yang disebut juga sebagai the golden rule. Pendidikan karakter
memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak pada nilai-nilai karakter dasar
tersebut. Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut
antara lain cinta kepada Allah SWT. dan ciptaan-Nya (alam dengan isinya),
tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli dan kerja sama,
percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan
kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, serta cinta
persatuan.
Penyelenggaraan
pendidikan karakter disekolah harus berpijak pada nilai-nilai karakter dasar
manusia. Selanjutnya, dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau
tinggi (yang bersifat tidak absolut, relatif) sesuai dngan kebutuhan, kondisi,
dan lingkungan sekolah itu sendiri.
Dewasa
ini banyak pihak menuntuk peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan
pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut
didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan
remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus
dekadensi moral lainnya. Bahkan, dikota-kota besar tertentu, gejala tersebut
telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karna itu, lembaga
pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan
kepribadian peserta didik malelui peningkatan intensitas dan kualitas
pendidikan karakter.
Dalam
pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus dilibatkan. Komponen
tersebut meliputi isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan
atau pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler,
pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga
sekolah atau lingkungan.
Rita
Hariyanti mengemukakan pendapatnya bahwa pendidikan karakter itu sangat penting
karena pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang didalam
nya terdapat suatu tindakan yang
mendidik, diperuntukan bagi generasi selanjutnya juga akan bagus. Tapi jika
sebaliknya pendidikan karakter itu diawal kurang baik maka kegenerasi
selanjutnya akan berkurang baik kita bisa berubah pendidikan karakter yang
kurang baik tapi tidak secara langsung harus bertahap.
Bedasarkan
pembahasan tersebut dapat ditegaskan bahwa pendidikan kerakter merupakan
upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu
peserta didik memahami nilai-nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan.
Kemudia, nilai-nilai tersebut dapat terwujud dalam pemikiran sikap, dan
perasaan, perkataan, perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama, budaya, dan adat istiadat.
Pendidikan
merupakan proses yang paling bertanggung jawab dalam melahirkan warga negara
Indonesia yang memiliki karakter kuat sebagai modal dalam membangun peradaban
tinggi dan unggul. Karakter bangsa yang kuat merupakan prosuk dari pendidikan
yang bagus dan mengembangkan karakter. Ketika mayoritas karakter masyarakat
kuat, positif, tangguh peradaban yang tinggi dapat dibangun dengan baik dan
sukses. Sebaliknya, jika mayoritas karakter masyarakat negatif, karakter
negatif dan lemah sebab peradaban tersebut dibangun pun menjadi lemah sebab
peradaban tersebut dibangun dalam fondasi yang amat lemah.
Pendidikan
karakter meruapakan upaya yang harus melibatkan semua pihak baik rumah tangga
dan keluarga. Sekolah dan lingkungan sekolah masyarakat luas. Oleh karena itu
perlu menyambung kembali hubungan dan educational networks yang mulai terputus
tersebut. Pembentukan dan pendidikan karakter tersebut, tidak akan berhasil
selama antara lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.
B. Nilai-Nilai
Karakter
1. Nilai
Karakter dalam Hubungannya dengan Tuhan
Nilai
ini bersifat religius. Dengan kata lain, pikiran, perkataan, dan tindakan
seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau ajaran
agama.
2. Nilai
Karakter hubungannya dengan Diri Sendiri
Ada
beberapa nilai karakter yang berhungan dengan diri sendiri. Berikut beberapa
nilai tersebut.
a. Jujur
Jujur atau kejujuran
merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya. Hal ini diwujudkan dalam hal perkataan, tindakan
dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun pada pihak lain.
b. Bertanggung
Jawab
Ini merupakan sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakannya, sebagaimana yang seharusnya ia
lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat lingkungan (alam, sosial, dan budaya)
c. Bergaya
Hidup Sehat
Segala upaya untuk
menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
d. Disiplin
Tindakan yang
menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e. Kerja
Keras
Perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f. Percaya
Diri
Sikap yakin akan
kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan
harapannya.
g. Berjiwa
Wirausaha
sikap dan perilaku yang
mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta
mengatur permodalan operasinya.
h. Berpikir
Logis, Kritis, dan Inovatif
i.
Mandiri
j.
Ingin Tahu
k. Cinta
Ilmu
3. Nilai
Karakter Hubungannya dengan Sesama
a. Sadar
Hak dan Kewajiban Diri dan Orang Lain
b. Patuh
Pada Aturan-Aturan Sosial
c. Menghargai
Karya dan Prestasi Orang Lain
d. Santun
e. Demokratis
4. Nilai
Karakter Hubungannya dengan Lingkungan
Hal ini bekenaan dengan
kepedulian terhadap sosial dan lingkungan. Nilai karakter tersebut berupa sikap
dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam
disekitasnya. Selain itu,, mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
5. Nilai
Kebangsaan
Artinya, cara berpkir,
bertindak, dan wawancara yang menempatkan kepentingan diri dan kelompok.
6. Nasionalis
Cara berpikir,
bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsanya.
7. Menghargai
keberagaman
Sikap memberikan respek
atau hormat terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat,
adat, budaya, suku, maupun agama.
Nilai-nilai karakter tersebut sangatlah agung. Betapa hebatnya
kader-kader muda indonesia yang mempunyai nilai tersebut. Tentu dibutuhkan
perjuangan serius dan kolektif dari seluruh anak bangsa karena nilai-nilai
karakter itu membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen bangsa, mulai
keluarga, lembaga pendidikan, dunia usaha, pemerintah, wakil rakyat, media
informasi, dan lain sebagainya.
C. Tujuan
pendidikan Karakter
Tujuan
pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharuan
tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan jangka
panjangnya tidak lain adalah berdasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual
individu atas impuls natural sosial yang diterimanya, yang pada gilirannya
semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri
secara terus-menerus (on going formation)
Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh terpadu, dan
seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.
D. Urgensi
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter
menjadi kebutuhan mendesak mengingat demoralisasi dan degradasi pengetahuan
sudah sedemikian akut menjangkiti bangsa ini semua lapisan masyarakat. Pendidikan
karakter diharapkan mampu membangkitkan kesadaran bangsa ini untuk membangun
pondasi kebangsaan yang kokoh.
Menurut Agus Prasetyo dan Emusti Rivasintha, melalui kementrian
pendidikan karakter semua tingkat pendidikan, dari SD hingga perguran tinggi.
Munculnya gagasan progeam pendidikan karakter dalam dunia pendidikan indonesia
dapat dimaklumi, sebab selama ini dirasakan proses pendidikan ternyata belum
berhasil membangun manusia indonesia yang berkarakter. Banyak yang menyebut
bahwa pendidikan telah gagal membangun karakter. Banyak lulusan sekolah dan
sarjana yang pandai dalam menjawab soal ujian dan berotak cerdas, tetapi
mentalnya lemah dan penakut, serta perilakunya tidak terpuji. Inilah yang
mendesak lahirnya pendidikan karakter.
E. Pilar
pendidikan Karakter
Menurut suparlan, para penggiat pendidikan
karakter mencoba melukiskan pilar-pilar penting dalam pendidikan karakter
meliputi 9 (sembilan) pilar yang saling kait mengait yaitu:
1. Responsibility
(tanggung jawab)
2. Respect (rasa hormat)
3. Fairness
(keadilan)
4. Courage
(keberanian)
5. Honesty
(kejujuran)
6. Citizenship
(kewarganegaraan)
7. Self-discipline
(disiplin diri)
8. Caring
( peduli)
9. Perseverance
( ketekunan)
Dapat dijelaskan bahwa
nilai-nilai dasar kemanusiaan yang harus dikembangkan melalui pendidikan
bervariasi antara lima sampai sepuluh aspek. Selain itu, pendidikan karakter
memang harus dimulai dibangun di rumah, dan dikembangkan di lembaga pendidikan
sekolah, bahkan diterapkan secara nyata di dalam masyarakat, dan bahkan
termasuk di dalam nya adalah dunia usaha, dan dunia industri.
Suyanto juga
menyebutkan sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur
universal manusia, yang kelihatan sedikit berbeda dengan sembilan pilar yang
telah disebutkan sebelumnya. Sembilan pilar karakter itu adalah sebagai
berikut:
1. Cinta
Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
2. Kemandirian
dan tanggung jawab
3. Kejujuran
atau amanah
4. Hormat
dan santun
5. Dermawan,
suka tolong menolong, gotong royong atau kerja sama.
6. Percaya diri dan pekerja keras
7. Kepemimpinan
dan keadilan
8. Baik
dan rendah hati
9. Toleransi,
kedamaian, dan kesatuan.
Jumlah dan jenis pilar
yang terpilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang
satu dengan yang lain, tergantung pada kepentingan dan kondisinya
masing-masing. Sebagai contoh, pilar toleransi, kedamaian, dan kesatuan menjadi
sangat penting untuk lebih ditonjolkan karena kemajemukan bangsa dan negara.
Perebdaan jumlah dan jenis pilar karakter tersebu juga
dapat terjadi karena pandangan dan pahaman yang berbeda terhadap pilar-pilar
tersebut. Sebagai contoh, pilar cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya tidak
ditonjolkan karena ada pandangan dan pemahaman bahwa pilar tersebut terlah
tercemin ke dalam pilai-pilar lainnya.
Pilar karakter manakah yang harus dikembangkan di
Indonesia? Sesungguhnya, semua pilar karakter tersebut memang harus
dikembangkan secara holistik melalui sistem pendidikan nasional di negri ini.
Namun, secara spesifik memang juga ada pilar-pilar yang perlu memperoleh
penekanan. Sebagai contoh, pilah karakter kejujuran (honesty) sudah pasti hasurlah lebih mendapatkan penekanan karena
negri ini masih banyak tindak KKN dan korupsi. Demikian juga dengan pilar
kedilan (fainess) yang harus lebih
memperoleh penekanan karena kenyataan di lapangan menunjukkan adanya
ketidakadilan.
F. Indikator
Keberhasian Pendidikan Karakter
Keberhasilan program
pendidikan karakter dapat diketahui melalu pencapaian beberapa indikator
berikut :
1. Mengamalkan
ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja
2. Memahami
kekurangan dan kelebihan diri sendiri,
3. Menunjukan
sikap percaya diri
4. Mematuhi
aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas
5. Menghargai
keberagaman agara, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup
nasional.
6. Mencari
dan menetapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara
logis, kritis dan kreatif.
7. Menunjukkan
kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
8. Menunjukan
kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
9. Menunjukan
kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
10. Mendeskripsikan
gejala alam dan sosial
11. Memanfaatkan
lingkungan secara bertanggung jawab
12. Menerapkan
nilai-nilai kebersamaan dalam kegidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
demi mewujudkan persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia.
13. Mengahargai
karya seni dan budaya nasional
14. Menghargai
tugas pekerjaan dam memiliki kemampuan untuk berkarya.
15. Menerapkan
hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik.
16. Berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan santun.
17. Memahami
hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat;
mengahargai adanya perpedaan pendapat.
18. Menunjukan
kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana
19. Menunjukan
keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia
dan Inggris sederhana.
20. Menguasai
pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah.
21. Memiliki juwa kewirausahaan.
G. Prinsip-prinsip
pendidikan Karakter
Pendidikan karakter harus
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Mempromosikan
nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter
2. Mengidentifikasi
karakter secara komprehensif supaya mencangkup pemikiran, persaan, dan prilaku.
3. Menggunakan
pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter.
4. Menciptakan
kmunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
5. Memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan perilaku yang baik.
6. Memiliki
cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua
peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Karakter merupakan
aspek yang penting untuk kesuksesan manusia dimasa depan, jadi anak peserta
didik harus memiliki karakter yang kuat agar mampu bersaing. Memiliki karakter
yang kuat agar mampu bersaing, untuk menumbuhkan karakter yang kuat dilatih
dari usia dini, sebab karna biasa jadi terbiasa. Anak peserta didik harus
dilatih karakter nya karna itu akan berpengaruh sikap anak terhadap lingkungan
sekolah, lingkungan sekitar lingkuangan pekerjaan.lembaga pendidikan sangat
perperan penting dalam menumbuhkan karakter baik pada pserta didik. Agar
memiliki adab, tatakrama, sopan santun yang baik.
Pendidikan karakter
bertumpu pada pembinaan mentalitas agar peserta didik dapat menyesuaikan diri
dengan realitas kehidupan.
Dalam pendidikan
karakter disekolah semua komponen harus dilibatkan meliputi kurikulum, proses
pembelajaran,dan penilaian, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivis atau
kegiatan kurikulum. Dengan adanya ekstrakurikuler disekolah agar peserta didik
dapat ikut serta menyalurkan bakat dan hobi nya sehingga kegiatan disekolah
sangat positif. Kegiatan spiritual pun harus dilakukan agar karakter anak baiak
seperti adanya kegiatan sholat dhuha, tadarusan sebelum belajar dengan begitu
anak peserta didik dapatmenikuti kegiatan yang positif dan dapat menumbuhkan
karakter anak yang baik berikut nilai-nilai karakter yang harus di ikuti:
1. Nilai
karakter dalam hubungan dengan tuhan
2. Nilai
karakter hubungan nya dengan diri sendiri
a. Jujur
b. Bertanggung
jawab
c. Bergaya
hidup sehat
d. Disiplin
e. Kerja
keras
f. Percaya
diri
g. Berjiwa
wirausaha
h. Berpikir
logis, kritis, kreatif dan inovatif
i.
Mandiri
j.
Ingin tahu
k. Cinta
ilmu
3. Karakter
hubungannya dengan sesama
a. Sadar
hak dan kewajiban diri dan orang lain
b. Ptuh
pada aturan-aturan sosial
c. Menghargai
karya dan prestasi orang lain
d. Santun
e. Demokratis
4. Nilai
karakter hubungannya dengan lingkungan
5. Nilai
kebangsaan
a. Nasionalis
b. Menghargai
keberagaman
Tujuan
pendidikan karakter yaitu penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharuan tata
kehidupan dalam diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih
menghargai kebebasan individu.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Ma’mur
asmani, jamal. 2013 Buku Panduan Internalisasi
Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta. Diva Press
2. Rafa’i,
Muhammad. 2014. Sosiologi Pendidikan. Jogjakarta,
Ar-ruzz Media
3. Jihad,
Asep. Rawi, Mudhas dan Komarudin, Noer. 2010. Pendidikan Karakter Teori dan Aplikasi. Jakarta.
4. Rita
Hariyanti. Wawancara tanggal 11 Juli 2019 pukul 14.00
makalah nya sangat bagus, memang penting pendidikan karakter itu, agar siswa lebih terarah, kami juga menyediakan aplikasi absensi agar siswa terpantau oleh guru maupun orangtua siswa yu, kunjungi website kami di ABSENSI SISWA
BalasHapus