KATA PENGANTAR
Asslamualaikum wr, wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat tuhan yang
maha kuasa dimana berkat limpahan taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “MAKSUT, KEGUNAAN DAN TUJUAN P3K” Tak lupa pula kami ucapkan shalawat
serta salam kepada nabi besar muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan
yang baik bagi umatnya sehingga dapat membawa umatnya dari zaman jahiliah
menuju alam yang terang-benerang seperti saat ini.
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada pihak-pihak
terkait yang memiliki peran dalam upaya penyelesaikan makalah ini, dalam hal
ini adalah teman-teman kelompok yang turut bahu-membahu dalam penyelesaian
makalah ini. Kami menyadari bahwa baik mulai dari proses pembuatan hingga hasil
akhir makalah kami masih sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangatlah
kami harapkan. Agar kedepannya makalah kami menjadi lebih baik lagi.
Kami juga sangat mengharapkan makalah kami dapat berguna bagi diri kami sendiri
dan masyarakat luas.
Akhir kata kami mengucapkan wabillahi taufik walhidayah wassalamu alaikum
wr.wb.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...................................................................................................... ...... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A.
Latar
belakang............................................................................................... 1
B.
Rumusan
masalah.......................................................................................... 1
C.
Tujuan
.......................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................... ...... 2
A.
Pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K).......................................... ...... 2
B.
Pelaksanaan
P3K.................................................................................... ...... 2
BAB III
PENUTUP............................................................................................. 13
A.
Kesimpulan............................................................................................ 13
B.
Saran...................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
P3K merupakan sebuah pengetahuan dan
keterampilan karena jika kita hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan
latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika kita benar-benar
menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa
membaca teori kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada
korban. Sebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari,
karena kondisi alam seringkali tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi
kecelakaan yang tidak kita harapkan. Sedangkan tenaga medis, sarana dan
prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-satunya pilihan adalah
mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit atau dokter
terdekat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
yang di maksud P3K?
2. Bagaimana
cara melaksanakan P3K?
3. Kesalahan
apa yang sering muncul saat memberikan P3K?
C. Tujuan
1. Agar pembaca
tahu bagaimana memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan ditempat kejadian
dengan cepat dan tepat.
2. Mencegah
terjadinya kesalahan saat member pertolongan jika terjadi kecelakaan dan
mencegah penurunan kondisi badan atau cacat.
3. Meminimalisir
kesalahan yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban
kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau
paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau
penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang
dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali
melihat korban. Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan
menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang
dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan
menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak
baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.
Pertolongan pertama pada kecelakaan
sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke dokter atau
rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban
mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
B.
Pelaksanaan P3K
Sebelum melaksanakan Tindakan P3K
maka perlu dilakukan tahapan awal sebelum P3K yaitu:
1.
Penolong
mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari bahaya)
2.
Amankan
Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan
3.
nyaman.
4.
Tandai
tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
5.
Usahakan
Menghubungi Tim Medis
6.
Tindakan P3K
a. Teknik Dalam P3K
A. Prioritas dalam P3K
Urutan tindakan secara umum:
1.
Cari
keterangan penyebab kecelakaan
2.
Amankan
korban dari tempat berbahaya
3.
Perhatikan
keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan kesadaran.
4.
Segera
lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5.
Apabila
korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
Selain itu ada juga yang dinamakan
prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa
korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil disusul
tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah
suatu kondisi dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak
ditolong pada saat itu juga jiwanya tidak bisa terselamatkan.
b. Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk
mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada sehingga mencegah maut,
menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta infeksi.
Kegunaan
pembalutan adalah:
1.
Menutup luka
agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
2.
Melakukan
tekanan
3.
Mengurangi
atau mencegah pembengkakan
4.
Membatasi
pergerakan
5.
Mengikatkan
bidai.
Macam-macam
pembalutan:
1.
Pembalutan
segitiga atau mitela
Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak
berkapur (mori), kelihatan tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan
cara memotong lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang
masing-masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
2.
Pembalut
Plester
Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik
(patah tulang, sendi paha/ lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang
tidak menembus kulit), Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka
agar lekas tertutup).
3.
Pembalut
Pita Gulung.
4.
Pembalut
Cepat.
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa
steril, dan pembalut gulung.
c. Indikasi Pembalutan:
Menghentikan pendarahan, melindungi
bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.
d. Bentuk dan Anggota Tubuh yang Dibalut:
1. Bundar, pada
kepala.
2. Bulat
panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan
bawah dan betis
3. Bulat
panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan, lengan atas,
jari tangan.
4. Tidak karuan
bentuknya, pada persendian
e. Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk
mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah. Tujuannya, menghindari
gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah. Syarat pemasangan bidai:
1. Bidai harus
melebihi dua persendian yang patah
2. Bidai harus
terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
3. Bidai
dibungkus agar empuk.
4. Ikatan tidak
boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan kelonggaran.
f. Alat-alat bidai:
1. Papan,
bamboo, dahan
2. Anggota
badan sendiri
3. Karton,
majalah, kain
4.
Bantal, guling,
selimut
g. Pernafasan Buatan
Sering disebut bantuan hidup dasar
(BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP) intinya adalah melakukan oksigenasi
darurat. Dilakukan pada kecelakaan:
1.
Tersedak,
2.
Tenggelam
3.
Sengatan
Listrik,
4.
Penderita
tak sadar,
5.
Menghirup
gas dan atau kurang oksigen,
6.
serangan
jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.
h. Fase RJP:
A = Airway control (pengeuasaan jalan napas),
B = Breathing support (ventilasi buatan dan oksigenasi
paru darurat)
C = Circulation (pengenalan ada tidaknya denyut nadi)
Untuk teknik RJP dapat dilihat pada lampiran gambar.
i. Evakuasi dan Transportasi
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan
korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara
yang sederhana di lakukan di daerah – daerah yang sulit dijangkau dimulai
setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan perawatan
darurat selama perjalanan.
j. Cara pengangkutan korban:
1.
Pengangkutan
tanpa menggunakan alat atau manual
Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek
dan korban cedera ringan, dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang.
2.
Pengangkutan
dengan alat (tandu)
Rangkaian pemindahan korban:
1.
Persiapan,
2.
Pengangkatan
korban ke atas tandu,
3.
Pemberian
selimut pada korban
4.
Tata letak
korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.
Prinsip
pengangkatan korban dengan tandu:
1.
pengangkatan
korban
Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah
pokok; gunakan alat tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin
dengan tubuh korban.
2.
Sikap
mengangkat.
Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk
menghindari cedera.
3.
Posisi siap
angkat dan jalan.
Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala
lebih tingi dari kaki, kecuali;
Menaik, bila
tungkai tidak cedera,
Menurun,
bila tungkai luka atau hipotermia,
Mengangkut
ke samping,
Memasukan ke
ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
Kaki lebih
tinggi dalam keadaan shock.
k. Kesalahan
Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K
Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam
Tindakan P3K - Pengertian P3K adalah bantuan yang dilakukan dengan cepat dan
tepat sebelum korban dibawa ke rujukan, sedangkan Pertolongan Pertama (PP)
adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera/
kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar, yaitu suatu tindakan
perawatan yang didasarkan pada kaidah ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh
orang awam khusus yang dilatih memberikan pertolongan pertama. Kesalahan Yang
Sering Terjadi dalam Tindakan P3K Menurut Christopher P. Holstege, M.D. yang
sering kita lakukan adalah
1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.
Menoreh luka bisa memutuskan tendon, urat syaraf dan
meningkatkan resiko terkena infeksi. Sebaiknya cukup buat ikatan pada luka
dengan disertai bidai atau ranting lalu segera bawa ke rumah sakit.
2. Mengoles mentega pada luka bakar.
Tindakan tersebut dapat menyulitkan tindakan lebih
lanjut oleh dokter dan menngkatkan resiko terkena infeksi pada luka bakar.
Cukup dinginkan luka dengan air dingin, jaga
kebersihan luka, dan menutupnya dengan kain bersih. Jangan memecahkan atau
mengorek bagian luka yang melepuh. Luka bakar dengan kondisi melepuh yang parah
harus segera dibawa ke rumah sakit.
3.
Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan
dilonggarkan (torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.
Tindakan tersebut bisa menyebabkan rusaknya jaringan
di daerah luka dan sekitar luka. Tindakan yang benar untuk mengentikan
pendarahan adalah menutup luka langsung dengan kain kasa atau kain yang bersih
kemudian dibalut dengan rapi dan cukup kencang. Bawa segera ke rumah sakit
apabila pendarahan tidak berhenti, luka tetap menganga, terinfeksi atau luka
disebabkan oleh gigitan hewan berbisa.
4.
Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
Tindakan tersebut berpotensi menyebabkan kondisi
bengkak bahkan membuat proses penyembuhan menjadi makin lama. Tindakan yang
benar adalah dengan meletakan es pada bagian tubuh yang keseleo, otot tegang,
atau patah tulang selama 10 menit dan biarkan tanpa es selama 10 menit dan
seterusnya setiap 10 menit. Lakukan hal tersebut selama 1-2 hari.
5. Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke
tempat lain.
Tindakan tersebut malah berpotensi menebabka luka
lebih arah. Pada kasus kecelakaan sepeda motor, membuka helm korban malah
berpotensi menyebabkan lumpuh atau bahan kematian. Apabla kondisi mobil/ motor
yang mengalami kecelakaan tersebut tidak terbakar atau kondisi berbahaya
lainnya, biarkan korban hingga datangnya tim medis.
6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.
Tindakan tersebut bisa menyebabkan luka pada mata.
Tindakan yang benar adalah dengan mencuci mata melalui air yang mengalir.
7.
Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau
tubuhnya mulai membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudahmulai
membeku, terkadang langsung direndam pada air panas.
Tindakan tersebut bisa menyebabkan hal yang
membahayakan tubuh. Tidakan yang benar adalah cukup dengan mengunakan air yang
cukup hangat atau menggunakan uap yang kering.
8. Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi
demam.
Alkohol bisa menyerap kedalam tubuh dan menyebabkan
keracunan terutama pada anak anak. Tindakan yang benar adalah gunakan
acetaminophen atau ibuprofen atau segera bawa ke dokter atau rumah sakit untuk
demam yang sangat tinggi .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
P3K adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan
yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Pertolongan pertama pada
kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke
dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan
korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
Ada beberapa tahap dalam memberikan Pertolongan Pertama Pada kecelakaan :
1.
Penolong
mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari bahaya)
2.
Amankan
Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan
3.
nyaman.
4.
Tandai
tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
5.
Usahakan
Menghubungi Tim Medis
6.
Tindakan P3K
B. Saran
Agar tak melakukan kesalahan saat
melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ada beberapa kesalahan yang harus
di hindari, yaitu:
1.
Menoreh
bekas luka gigitan hewan berbisa.
2.
Mengoles
mentega pada luka bakar.
3.
Menghentikan
pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan dilonggarkan
(torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.
4.
Memberikan
terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
5.
Memindahak
korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.
6.
Mengucek
mata ketika ada benda masuk ke mata.
7.
Menggunakan
air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya mulai
membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudah mulai membeku, terkadang
langsung direndam pada air panas.
8.
Mengosok
tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.
DAFTAR PUSTAKA
Doddy,
ahmad. 2008. Buku saku P3K. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
http://adampamrahman.blogspot.com/2012/InfoMahasiswa
.com:
”Pertolongan pertama pada kecelakaan”.htm
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/10/ htm
http://belajarhukumindonesia.blogspot.com/2010/02/ maksut dan
tujuan P3K.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar