ads head

Advertisement

Rabu, 04 April 2018

PERSPEKTIF AL-QUR’AN TENTANG SAINS DAN TEKNOLOGI

a.  Pandangan Klasik

Abu Raihan Al bairuni, ia adalah seorang ilmuwan muslim yang hidup pada abad ke-X dan ia juga rajin mengukur berat jenis berbagai benda, kemudian ia juga merupakan seorang ilmuwan  yang  pertama  kali  mengatakan  universalitas  hukum  alam,  dengan  mengatakan bahwa model alam plolemaeous, yang geosentris ,secara fisis tidak masuk akal karena langit, yang begitu besar, dengan bintang yang katanya menempel padanya dinyatakan berputar mengelilingi bulan sebagai pusat.ia bahkan menyebutkan kemungkinan besar adanya orbit yang eliptik pada planet dalam komunikasinya dengan ibnu sina.ketika enam  abad kemudian Johann kepler  berhasil menemukan hubuhan antara waktu edar planet-planet dengan sumbu utama  elips  masing-  masing,  maka  muncullah  dalam  abad  ke-XVII  karya  Isac  Newton
principia yang berisi  teori  gravitasinya.Sejak itu orang mengetahui  apa kendala  yang mengekam planet-planet tata surya untuk bergerak mengitari matahari.Kemudian bagaimanakah   konsepsi astro- fisika tentang penciptaan   alam dan pemikiran apa yang melandasinya.Jadi di dalam konsepsi ini akan selalu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung pada tingkat kecanggihan alat-alat  dan sarana observasiny, dan bergantung pada tingkat kemajuan fisika itu sendiri.Dalam dasawarsa-dasawrsa pertama abad ini para ahli fisika mempunyai konsepsi bahwa, sesuai dengan hasil penelitian, langit atau ruang alam tak terbatas dan besarnya tidak berhingga;sebab kalau ia terbatas,otomatis  bintang dan galaksi yang ada di tepi merasakan gaya tarik gravitasi dari satu sisi saja,yaitu kearah pusat alam semesta, sehingga lama-kelamaan   benda-benda langit itu akan mengumpul disekitar pusat tersebut. Karena   kecenderungan semacam itu dapat dilihat bahwa hal semacam itu tidak pernah tampak pada pengamatan, maka orang berkesimpulan bahwa ruang alam itu tidak terbatas.Namun tidak hanya itu konsepsinya; alam menurut para  ilmuwan fisika  tidak hanya tak berhingga besarnya dan terbatas,akan tetapi juga tak berubah status   totalitasnya dari waktu tak  berhingga lamanya yang telah lampau sampai waktu tak berhingga lamanya yang akan datang. Sebab menurut para fisikawan  dilaboratorium, materi itu kekal adanya. Apapun reaksinya   yang dialami , kimiawi dan fisis, massanya tak pernah hilang atau  paling akan berubah menjadi energi yang setara .Dengan demikian, maka materi alam yang ada ini juga tak pernah tiada.Konsepsi bahwa ala mini kadim dan kekal, nyata   tak pernah mengakui adanya penciptaan alam.Sudah barang tentu gagasan semacam itu tidak sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana ia terkandung dalam AL-Qur’an.Adapun pandangan para ilmuwan itu berasal dari Newton, ia mengemukakan konsepsi tersebut sekitar abad ke- XVIII; namun kekekalan massa ditegaskan oleh Lavoisier  sekitar akhir abad yang ke-XVII, dan kemudian diperluas oleh Einstein   dalam abad ini menjadi kekekalan massa dan energy atau secara singkat:kekekalan materi.Dalam  dasawarsa   kedua abad  ke-XX    ini  saja Einstein  masih

percaya pada kebenaran konsepsi klasik itu.Adapun dari prinsip-prinsip dasar ia dapat membuat suatu rumusan matematis yang ia harapkan   akan   dapat melukiskan alam yang sesuai dengan pengertian para ilmuwan   pada waktu itu; namun salah seorang ilmuwan fisikawan yang bernama Friedman mengungkapkan bahwa model ini tidak melukiskan alam statis, yang menjadi   konsensus para astronom- kosmolog, melainkan jagad raya   yang dinamis. Hal ini tidak berkenaan dengan hati Einstein  akhirnya ia merasa kecewa dan dengan hati yang kecewa ia mulai mengadakan perubahan pada   perumusannya   dengan ia menambahkan  bilingan konstan,sehingga hasil matematisnya memenuhi selera sang genius; ia ternyata melukiskan   alam yang statis. Akhirnya   Einstein pun merasa puas dengan apa yang di inginkannya. Meskipun alam semesta dalam fikiran para ilmuwan itu  bukan alam menurut ajaran islam, yakni  yang diciptakan  pada suatu waktu dan akan di tiadakan  pada saat yang lain; melainkan alam semesta yang tidak pernah diciptakan, yang kadim dan langgeng, sesuai dengan konsensus  yang didasarkan  pada kesimpulan yang rasional sebagai hasil analisis yang kritis terhadap  berbagai data yang  diperolehnya  dari dari pengukuran dan pengamatam. Al-Quran   yang ayat-ayatnya   diturunkan sekitar 14 abad yang lalu mengandung uraian-uraian  secara garis besar  tentang penciptaan alam semesta ini, namun umat  yang masih  awam  belum mengetahui maknanya  yang   secara jelas. Karena sebab rincian  dari  scenario  kejadian  itu  terdapat  dalam  Al  kaun  sebagai  ayatollah  yang  harus
dibaca, dan umat tidak mampu membacanya; karean ilmu fisika dan sains pada umumnya,
telah melepaskan nya enam abad yang lalu.

b.  Pandangan Modern

Pada tahun 1929 terjadi peristiwa penting   yang menjadi awal pergeseran pandangan dilingkungan para  ahli tentang penciptaan alam, yang mengubah secara radikal tentang konsepsi para ilmuwan mengenai munculnya alam semesta. Sebab   pada tahun itu seorang ilmuwan  yang bernama Hubble, yang mempergunakan teropong bintang terbesar di dunia, melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita,yang menurut analisis terhadap spectrum cahayanya tampak   menjauhi galaksi   dengan kalajuan galasksi yang sebanding   dengan jaraknya dari bumi; yang terjauh   bergerak paling   cepat meninggalkan kita .Kejadian ini merupakan pukulan   berat bagi Einstein, karena penelitian hubble itu menunjukan bahwa alam semesta ini tidak statis melainkan merupakan alam yang dinamais seperti freidman. Dengan kecewa ia menerima kekliruannya itu dan kembali pada modelnya yang terdahulu, karena penelitian medorong para ilmuan untuk berkesempulan bahwa alam yang kita huni ini mengembang.,  volume  ruang  jagat  raya  ini  bertambah  besar  setiap  saat.  Ketika  oang berbicara tentang jagat raya yang berekspansi, dengan mereka bingung tidak mengerti apa atritnya., sebab di mana-mana terdapat ruang alam. Kemudian jagat raya ini melakukan ekspansi, kemana lagi harus di cari ruang yang  akan menampunhg pengembangannya dan tidak hanya sejauh ini saja kejutan itu di rasakan. Menurut Gamou, alfher dan herman, mereka berpendapat bahwa pada saat itu bahwa terjadi ledakan yang sangat dasyat yang dapat melemparkan materi seluru jagat raya kesemua arah, yang kemudian membentuk bintang-bintang dan galaxy. Karena tidak mungkin materi seluruh alam itu berkumpul di suatu tempat dalam ruang tanpa meremas diri dengan gaya gravitasinya yang sangat kaut, sehingga volumenya mengecil menjadi titik, maka di simpulkan bahwa ‘dentuman besar’ ini

terjadi ketika seluruh materi kosmos terlempar denga kecepatan yang sangtat itnggi keluar dari keberadaannya dalam volume yang sangat kecil. Adapun alam semesta ini lahir dari sebuah singularitas denga keadaan ekstrem. Kenyetaan di sini bahwa fisikawan akhirnya mengakui  bahwa  semua  alam  tiada  tetapi  kemudian,  sekitar  15  miliar  tahun  yang  lalu, tercipta dari ketiadaan., sebab fakta-fakta dari hasil penelitian yang menelorkan kesimpulan itu tidak dapat di sangkal. Kemudian keterpaduan runag dan materi seperti dinyatakan dalam ayat Al-Quran hanya dapat kita pahami jika keduaanya berada di suatu titik., singularitas fisis yang merupakan volum yang berisi seluruh materi. Selanjutnya, mengenai ekspansi alam semeta ini, yang menaburkan materi paling tidak sebanyak 100 milyar galaksi yang masing- masing berisi rata-rata 100 milyar bintang itu kekuatan yang di libatkan dalam pembangunan ala mini dan yang mampu melemparkan kira-kira 10.000 milyar milyar bintang yang masing- masing massanya sekita masa matahari di seluruh pelosok alam itu, tentu saja tidak dapat kita bayangkan. Kemudian dari pembandingan semacam ini dapat kita mengetahui bahwa pada akhirnya, fisika yang di kembangkan untuk mencari kebenaran, samapai juga pada fakta yang di tujukan oleh Al-Qu’an. Kenyataan ini menggusarkan para ilmuwan fisikawan pada umumnya karena penciptaan alam raya dari ketiadaan memrlukan adanya Sang Pencipta Yang Maha Kuasa; suatu kejadian yang mereka ingin menghindari. Karena mereka hanya membicarakan apa-apa yang dapat di indrakan atau di deteksi dengan peralatan saja. Oleh karenanya, maka beberapa para pakar fisika mencoba menggelakkan penciptaan alam ini dengan melontarkan teori-teori tandingan seperti teori alam yang berosilasi, yaitu alam semesta  yang  berkembang-  kempis,  yang  meledak        dan  berekspansi  untuk  kemudian kembali lagi mengecil berulang-ulang tanpa awal tanpa akhir; namun kosmos yang berkelakuan seperti itu tidak dapat di benarkan secara termodiamis. Adapun usaha lain ialah dengan mengemukakan teori alam yang ajeg, yang mengatakan bahwa galaksi-galaksi boleh terbang ke seberang sana tetapi ruang yang di tinggalkannya akan terisi lagi oleh materi baru; namun, teori ini dapat menjadi tidak laku setelah pada tahun 1964 Willson dan Penzias dalam melakukan penelitiannya kesegenap penjuru alam menemukan sisa kilatan dentuman besar yang terjadi sekitar 15 tahun yang lalu. Meskipun telah jelas fakta-fakta yang di ungkapkan oleh sang pencipta, dan para pakar fisika, dapat menangkap dan mengetahuinya, namun terdapat perbedaan besar, antara ajaran ilmu fisika atau sains dengan ajaran agama. Kalau dalam ilmu fisika filsafat ilmu itu mendorong para pakar-pakarnya untuk menghindar dari tindakan melibatkan Tuhan Yang Maha Esa dan menyatakan bahwa alam tercipta dengan sendirinya maka dalam ajaran agama justru Allah Swt yang menjadi peran utama dalam menciptakan universum ini.

Anjuran Pengembangan Sains Dalam Al-Quran

Dalam bahasa arab, seingat  saya fisika dinamakan ilmu ‘thobiah ‘’ atau disebut ilmu watak , mengapa sehingga di sebut ilmu watak karena pada waktu kejayaan ummat islam, ilmu tersebut,yang memang pada dasarnya berusaha mengungkapkan sifat dan kelakuan alam di sekitar kita, ini pada kondisi- kondisi tertentu, di sadari  seperti menyatakan bahwa kelakuan yang diperlihatkan itu menunjukkan  watak alam itu sendiri. Jadi ingatan itu dapat membawa saya kembali mengingat ke zaman Imam Ghazali , ketika berbagai ilmu pengetahuan dipelajari dan dikembangkan dengan giat dilingkungan umat sesuai dengan

dorongan AL-Quran dan Sunnah Rasul.Begitulah watak alam dan kemauannya; begitulah kata ahli ilmu tabiat yang pada zaman itu disebut filosof, karena memang cabang ilmu itu telah digolongkan sebagai ilmu filsafati pada saat itu.Kemudian dalam menghadapkan pemikiran  yang melandasi segenap usaha, serta berbagai  konsepsi, dalam lingkup fisika pada ajaran AL-Quran, kita akan mempergunakan beberapa ayat  yang relevan dengan mengembangkan ilmu fisika itu sendiri . Kemudian disamping itu  kita perlu  mengingat bahwa fisika, bidang sains lainnya,yang berusaha mengungkapkan  kelakuan alam pada kondisi tertentu; misalnya dengan melihat respons atau reaksi dari sebagian  dari sebagian alam di sekeliling kita, jika kita bertindak terhadapnya.Air yang keadaannya panas tampak mengeluarkan uap , udara tertutup yang dipaksa dengan memperkecil volumenya menunjukan kenaikan tekanan, dan sebagainya.Jadi usaha-usaha itu dapat kita maklumi, karena manusia di tunjuk oleh Allah SWT  menjadi khalifah di muka bumi , sebagaimana
terdapat di dalam (QS.Surah Al-Anam: ayat 165)
Artinya: Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Di dalam surah Al-Anam ini  telah menjelaskan bahwa hendaknya Allah menciptakan khalifah di muka bumi ini agar ia menjadi seorang pemimpin atau penguasa yang mempunyai rasa tanggung jawab ,manusia tak dapat berbuat lain kecuali harus mengahlikan diri dalam  alam sekitarnya.sedangkan untuk memperoleh kemampuan itu harus mengenal alam lingkungannya  dengan sebaik baiknya manusia sering mengamati alam disekitarnya, serta mengingat-ingat gejala-gejala yang ia lihat pada pengamatan itu.

Marilah kita kaji satu demi satu apa yang mendasari kegiatan fisika dan membandingkannya dengan ajaran islam yang terkandung dalam kitab suci al-quran. Sebagaimna kita ketahui unsur pertama dalam kegiatan fisika yang penting adalah observasi atau pengamatan terhadap bagian alam yang kita ketahui sifat dan kelakuannya pada kondisi tertentu. Tidaklah d benarkan dalam kegiatan fisika penggantian pengamatan dengan pengkhayalan tentang kelakuan alam itu,kecuali apabila khayalan tersebut di dukung oleh hasil perhitungan matematika yang dijabarkan dari kelakuan-kelakuan lain yang telah diketahui. Sehubungan dengan keharusan manusia untuk mengenal alam sekelilingnya
dengan baik, maka Allah SWT memerintahkan dalam ayat 101 surah Yunus;
Artinya: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".

Agar manusia mengetahui sifat-sifat dan kelakuan alam disekitarnya, yang akan menjadi tempat tinggal disumber bahan serta makanan selamat hidupnya. Di sini saya pergunakan kata memeriksa degan nazhor atau intizhoruntuk kata-kata ’unzuhur’karena pengertian saya akan ayat tersebut ialah bahwa perintah untuk melihat itu tidaklah sekedar untuk melihat degan pikiran yang kosong,melainkan dengan perhatian pada kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang maha Esa,dan makna dari gejal-gejala yang teramati. Hal ini tampak lebih jelas lagi jika kita ikuti teguran-teguran Allah SWT dalam ayat 17-20 surah Al Ghasyiysh yang berikut:

Maka apakah mereka tidak melakukan nazhor dan memperhatikan onta ,bagaimna ia diciptakan . dan langitbagaimna ia di angkat . dan gunung-gunung ,bagaimna mereka ditegakkan .dan bumi,bagaimna ia dibentangkan.

Dari lima ayat yang saya sebutkan terakir ini nyata bahwa Allah S.W.T. memberikan bimbinganya lebih lanjut dalam Al-Quran ,bagaimna caranya manusia memahami ayat-ayat yang berkaitan dengan alam semesta,yang secara garis besar melukiskan poroses-porose yang alamiah yang terjadi di dalamnya. Dan ini pulalah yang dilakukan orang dalam fisika,atau pengembangan sains pada umunya; melakukan observasi dengan penuh perhatian untuk dapat menjawab pertanyaanbagaimna prose itu terjadi’. Memeriksa alam semesta dapat diartikan
membaca ayatullahyang dapat merinci dan menguraikan erta menerangkan ayat-ayat didalam Al quran yang merupakan garis besar; sebab didalam  kitab suci itu sendiri ,alam semesta serta proses-proses yang terjadi di dalamnya sering kali dinyatakan sebagai ayat Allah.

Setelah pengamatan unsur  penting yang kedua dalam pengembangan fisika adalah pengukuran. Kuantifikasi dilakukan semaksimal mungkin; sebab’segala sesuatu akan menjadi kabur dalam fisika apa bila hanya dinyatakan secara kualitatif saja. Kalau saya menimbulkan kembali keaadan yang ada dalam pernyataan yang puitis itu saya akan angkat tangan,karena saya tidak tahu sepoi-sepoi basa’’ yang bagaimanakah yang Harus saya timbulkan. Sedangkan untuk pernyataan yang kedua, tiap mahasiswa akan dapat memproduksinya dalam laboratorium.Memang fisika adalah ilmu yaqng kuantitatif; seperti halnya sains pada umumnya. Kemudian besaran-besaran yang dapat di ukur itu di namakan besaran fisika atau besaran fisis.Kalau besarab-besaran fisis yang tampil dalam suatu proses alamiah dalam hubungan antara satu dengan yang lain, maka hubungan antara itu dapat di rumuskan dalam bentuk matematis.dalam bentuk ini,perhitungan-perhitungan  yang di perlukan  dalam penerapannya dapat dilakukan dengan mudah.Adapun unsur penting yang ketiga dalam pengembangan fisika,adalah analisis terhadap data yang terkumpul  dari berbagai pengukuran  atas besaran- besaranfisis yang terlibat, yang dilakukan  melalui proses pemikiran yang kritis, yang kemudian dilanjutkan dengan penalaran yang sehat untuk mencapai kesimpulan yang rasional;terakhir ini  merupakan unsur  yang sangat penting .jika kita menguasai fisika, atau sains  pada umumnya, kita akan mengetahui bagaimana alam akan bertingkah laku pada kondisi tertentu; dengan ilmu pengetahuan kealaman yang ia miliki, manusia dapat menimbulkan  kondisi yang ia pilih
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan