ads head

Advertisement

Kamis, 15 Februari 2018

Pengaruh Pendidikan Agama Di Sekolah Terhadap Kehidupan Remaja


Pengaruh Pendidikan Agama Di Sekolah Terhadap Kehidupan Remaja
Pendidikan agama yang diberikan di lingkungan sekolah bagi remaja adalah tidak hanya menyangkut proses belajar-mengajar yang berlangsung di dalam kelas melalui intelegensia  (kecerdasan  otak),  tetapi  juga  menyangku  proses  internalisasi  nilai-nilai agama melalui kognisi, konasi dan emosi, baik di dalam maupun di luar kelas.10
Pengaruh pendidikan agama di sekolah di kalangan remaja baru dapat terbentuk bila  guru  yang  bersangkutan  benar-benar  memiliki  personalitas  yang  bulat  dan  utuh dengan keyakinan penuh terhadap kebenaran agama yang diajarkan, berwibawa, terampil dalam menerapkan metode yang sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan remaja, disamping lingkungan motivasional yang tersedia harus benar-benar dapat memberikan dorongan positif kepada berkembangnya penghayatan terhadap ajaran agama.
Last but not least sarana pendidikan yang menjadi penunjang terlaksananya pendidikan agama juha harus disediakna sesuai dengan kebutuhan sebagai halnya dengan perlunya disediakan sarana bagi bidang-bidang studi lainnya.
Dalam kondisi pendidikan yang masih memerlukan perbaikan di lingkungan sekolah, kita telah menyaksikan sejauh mana hasil dan pengaruh pendidikan agama terhadap remaja kita secara umum. Boleh dikatakan bahwa pendidikan agama yang selama Repelita I dan II telah menjadi mata pelajaran impretif disekolah-sekolah, meskipun masih perlu disempurnakan terus, menunjukkan bahwa pengaruhnya dalam perubahan tingkah laku remaja adalah relatif positif dibanding dengan kondisi sebelum pendidikan tersebut diwajibkan di sekolah-sekolah umum. Sekurang-kurangnya pengaruh pendidikan agama tersebut secara minimal dapat menanamkan benih keimanan yang dapat menjadi daya preventif terhadap pembuatan negatif remaja atau bahkan dapat mendorong mereka untuk bertingkah laku susila dan masyarakat sesuai dengan norma agamanya.
Menurut hasil studi khusus serta berbagai survei terbatas dikalangan remaja nakal dan keterlibatan dalam penyalahgunaan narkotika dapat memberika petunjuk bahwa pengaruh pendidikan agama sangat berarti bagi penanggulangan kenakalan remaja. Pendidikan  agama  dapat  menjadi  daya  resiten  terhadap  kemungkinan  remaja  terlibat dalam penyalahgunaan narkotika atau kenakalan.
Pada  tahun  1973  yang  lalu  Lembaga  Penelitiam  ilmu  Agama  dan Kemasyarakatan IAIN Gunung Jati di Bandung (sekarang UIN) telah melakukan studi tentang kehidupan beragama remaja di daerah provinsi Jawa Barat menyimpulkan antara lain bahwa sebagian besar remaja nakal adalah mereka yang tidak pernah mengikuti pendidikan agama dan kegiatan-kegiatan keagamaan disamping sebab-sebab yang lain seperti drop-outs, family breadown, kurangnya keluarga memberikan motivasi kepada mereka untuk mengikuti pendidikan agama dan sebagainya.

Dalam Lokakarya tentang Mekanisme Penanggulangan Bahaya Narkotika dibenarkan bahwa pengaruh pendidikan agama di sekolah dapat mampu menajdi daya preventif terhadap keterlibatan remaja kedalam penyalahgunaan narkotika.
Juga hasil studi yang dilakukan oleh Dr. Winarto Surahmad terhadap 1263 orang remaja di Jakarta menunjukkan bahwa mereka memerlukan pendidikan agama dan penerimaan secara positif.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh H.M Ariffin menunjukkan data-data bahwa tidak ada seorangpun dari remaja nakal, apalagi yang terlibat narkoba berasal dari sekolah-sekolah agama/ madrasah atau pendidikan agama lainnya. Dengan istilah lain dapat dikatakan bahwa potensi keberagaman dalam pribadi remaja yang dikembangkan melalui pendidikan/bimbingan agama ternyata merupakan tenaga pengontrol, tenaga motivatif untuk bertingkah laku positif-konstruktif, tenaga stabilisator, yang mampu mengerem nafsu negatif, mendorong untuk menghindari bisikan iblis serta bagi mereka yang terlanjur terlibat narkotika/ kenakalan, nilai-nilai agama dalam pribadinya sanggung mendorongnya untuk kembali kepada kebenaran lebih mudah daripada remaja yang sama sekali tidak pernah menghayati ajaran agama melalui proses pendidikan.11
Namun, bagaimana juga pengaruh pendidikan agama ditanamkan oleh para guru agama di sekolah ke dalam relung pribadi temaja dengan metode yang paling baik sekalipun, masih perlu juga pengaruh tersebut ditanamkan melalui berbagai lingkungan di luar sekolah yang melalui keluarga, organisasi/club remaja, pergaulan dan bidang-bidang studi lainnya. Perluasan tersebut sangat penting artinya bagi pemantapan dan kesinambungan pengaruh pendidikan agama di lingkungan sekolah demi pembinaan yang lebih sukses nbagi generasi pengganti kita yang akan datang.

Dalam hubungannya dengan pembinaan generasi ini kita diingatkan oleh Tuhan: “Hendaklah mereka merasa cemas seandainya di belakang mereka meninggalkan suatu generasi yang lemah (baik jasmaniah maupun rohaniah) yang mereka khawatirkan nasibnys”. (An-Nisa’:9).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan