Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan suatu bunyi artikulasi ( kata-kata ) untuk menyampaikan, mengekspresikan atau menyatakan suatu gagasan, pikiran juga perasaan. Kalau ditilik secara lebih luas, berbicara itu dapat dikatakan sebagai suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar juga dapat dilihat yang memanfaatkan sistem motorik tubuh serta beberapa jumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi terlaksananya maksud dan tujuan dari gagasan atau ide yang ada didalam otak yang dikombinasikansehingga bisa terucap. Lebih jauh lagi, berbicaradapatdiartikanmenjadisuatubentukperilakumanusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat yang paling penting bagi kontrol bersosial manusia. Dengan demikian, arti berbicara secara logika itu memilik iarti lebih dari sekedar pengucapan suatu bunyi-bunyi atau kata-kata belaka. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan suatu gagasan yang dirangkai serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan suatu bunyi artikulasi ( kata-kata ) untuk menyampaikan, mengekspresikan atau menyatakan suatu gagasan, pikiran juga perasaan. Kalau ditilik secara lebih luas, berbicara itu dapat dikatakan sebagai suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar juga dapat dilihat yang memanfaatkan sistem motorik tubuh serta beberapa jumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi terlaksananya maksud dan tujuan dari gagasan atau ide yang ada didalam otak yang dikombinasikansehingga bisa terucap. Lebih jauh lagi, berbicaradapatdiartikanmenjadisuatubentukperilakumanusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat yang paling penting bagi kontrol bersosial manusia. Dengan demikian, arti berbicara secara logika itu memilik iarti lebih dari sekedar pengucapan suatu bunyi-bunyi atau kata-kata belaka. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan suatu gagasan yang dirangkai serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Keterampilan Berbicara
(Moeliono, dkk., 1998:114) dinyatakan
bahwa berbicara adalah berkata; bercakap; berbahasa; melahirkan pendapat dengan
perkataan, tulisan dan sebagainya atau berunding.
keterampilan berhubungan erat dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa . bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pemikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan hanya latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. (Tarigan,1980 :1; Dawson {et al},1963 : 27)
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan untuk mengungkapkan atau mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi, kata-kata yang diekspresikan secara luas, terlebih ketika di dalam sebuah diskusi, selain kita harus terampil berbicara, disamping itu juga kita harus menggunakan prinsip berbicara yang efektif, uraian berbicara, tekhnik pembukaan, pola penyajian,dan gaya berbicara. Agar diskusi tersebut lebih menarik.
A. Prinsip-prinsip berbicara efektif
untuk dapat berbicara secara efektif di depan umum atau didalam suatu diskusi, maka pertama-tama kita harus memahami prinsip-prinsifnya
Adapun prinsip berbicara efektif seperti:
a. Prinsif motivasi
b. Prinsif perhatian
c. Prinsif keindraan
d. Prinsif pengertian
e. Prinsif ulangan
f. Prinsif kegunaan
B. Urutan berbicara
Setelah memahami prinsip berbicara efektip, selanjutnya untuk melakukan berbicara yang terampil hendaknya dengan menguasai urutan berbicara
a. Persiapan seperti halnya pengetahuan,urutan atau sistematika, alat bantu atau praga, dan tempat.
b. Penyajian seperti halnya pendahuluan dalam menyampaikan materi, maka hal-hal yang harus disediakan diantaranya (motivasi dan menarik perhatian,tujuan,dan lingkup). Seedangkan pada bagian isinya yang harus di perhatikan adalah (kejelasan,menarik,lancar,dan tertuju). Pada tahap akhirnya yaitu bagian penutup yang berisi (ringkasan,motivasi kembali, dan harapan/saran/ajakan).
C. Pola penyajian
Selanjutnya dalam pola penyajian akan kita bahas bagaimana kita sebagai seorang yang terampil berbicara di lingkungan formal maupun non formal apabila kita di tugaskan untuk menyampaikan sebuah ceramah ataupun berpidato tanpa kita ada persiapan dan temanya telah di tentukan oleh orang lain, kita bisa menyesuaikan pola penyajian yang akan disampaikan dengan tema yang disampaikan. Pola-pola tersebut antara lain:
a. Pola waktu (time order). Ceramah atau pidato yang uraiannya berpola waktu adalah suatu pembicaraan yang urutannya menggunakan waktu.
b. Pola tempat adalah urutannya menggunakan aturan tempat.
c. Pola sebab musabab (reasoning order) adalah pola penyajian yang urutannya menitik beratkan kepada penelusuran sebab musebabsehingga terjadi akibat
d. Pola penmecahan masalah (problem solving order). Pola ini digunakan bila dalam ceramah, bahan yang dibicarakan merupakan masalah yang pemecahannya diharapkan dapat diterima oleh para hadirin
e. Pola pokok bahasan (topical order). Pola ini digunakan untuk menguraikan suatu masalah yang merupakan suatu topic (pokok bahasan). Urutan penyajiannya adalah mengemukakan dulu keseluruhan dan selanjutnya membahas bagian-bagiannya.
f. Pola aspek dan pola konbinasi
D. Gaya berbicara
Yang dimaksud gaya berbicara disini adalah cara-cara mambawakan diri di depan umum atau cara penampilan diri. Penampilan diri ini termasuk gerak gerik raut muka (mimik) gerak-gerik badan serta anggota (pantomimik). Hal-hal yang perlu di perhatikan seperti: pakaian, sikap badan dan cara berdiri,pandangan mata, raut muka dan tangan,sikap jiwa, suara, dan tulisan
3.2 Aspek konsep dasar berbicara
Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa konsep dasar berbicara harus dipahami oleh pengajar sebelum mengajarkan berbicara kepada siswanya. Terdapat lima konsep, yakni: pwnyimak, pembicaraan, media, sarana, dan pembicara (Iskandarwassid, 2008).
1. Penyimak
Keberhasilan berbicara, dapat dilihat dilihat pertama kali pada penyimak atau pendengar. Cara yang digunakan adalah dengan menganalisis situasi dan kebutuhan pingkat pendidikan, endendengar. Dengan cara ini akan menghindarkan dari kesalahan-kesalahan dalam berbicara.
Ada beberapa bidang analisis, yakni:
1) Harapan dan tujuan dari orang yang berbicara
2) Harapan dan keinginan/kebutuhan pendengar
3) Organisasi pada umumnya dan tempat berbicara (maksudnya ketepatan dalam memulai dan menutup pembicaraan).
2. Pembicaraan
Sebelum pembicaraan berlangsung, maka pembicara seharusnya mempersiapkan apa yang akan dibicarakan (Tarigan, 1981:25). Diantaranya:
1. Menentukan materi/topic
Materi atau pembicaraan yang dimaksud adalah menarik, bermanfaat, dan aktual.
2) Menguasai materi
Penguasaan materi dapat ditempuh dengan cara mempelajari, memahami, dan berusaha menguasi materi materi pembicaraan. Yaitu dengan menelaah berbagai sumber acuan yang berkaitan dengan topik pembicaraan.
3) Memahami khalayak
Pembicaraan disesuaikan dengan jumlah, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, minat/ kebiasaan, agama/kepercayaan yang dianut.
4) Memahami situasi
Mengetahui situasi pada saat pembicaraan berlangsung (lokasi, ruangan, waktu, sarana penunjang, dan suasana pembicaraan)
5) Merumuskan tujuan yang jelas
Pembicaraan harus mempunyai tujuan yang jelas. Apakah bertujuan menghibur, menginformasikan, menstimuli, meyakinkan, atau menggerakkan.
3..Media dan Sarana
Pembicaraan dapat disampaikan dengan lebih menarik jika didukung dengan memberikan ilustrasi yang tepat, dan menggunakan alat bantu yang tepat. Misalnya menggunakan kaset, computer, gambar, dsb.
4. Pembicara
Pembicara adalah unsur penting yang menentukan efektifitas retorik (Hendrikus, 2003:144).
1) Memiliki pengetahuan yang luas
2) Kepercayaan diri yang cukup
3) Berpenampilan yang sesuai
4) Memiliki artikulasi yang jelas
5) Jujur, ikhlas, kreatif dan bersemangat
6) Tenggang rasa dan sopan santun
3.3 Tehnik diskusi dengan baik
Diskusi merupakan komunikasi atau interaksi antara dua orang atau lebih dalam suatu forum atau majlis. Biasanya yang diperbincangkan atau dibicarakan adalah tentang suatu hal, masalah ilmu pengetahuan, yang nantinya akan memberikan jalan keluar atau pemahaman yang benar dan baik. Biasanya diskusi berawal dari sebuah topic, kemudian topic ini yang berkembang menjadi sebuah bahasa, lalu menghasilkan sebuah pemahaman melalui topic tersebut.
selain itu dalam tehnik diskusi terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan diantaranya:
1. Konsep diskusi memiliki tiga unsure pokok yaitu:
– Dilakukan oleh dua orang atau lebih (kelompok).
– Ada masalah yang menjadi pokok pembicaraan.
– Ada tujuan yang hendak dicapai, terutama kemajuan ilmu dan pengetahuan.
– Tempat sudah ditentukan.
– Waktunya sudah di tentukan
– Pihak-pihak yang terlibat juga sudah jelas kedudukan dan pungsiny.
1. Kegiatan diskusi dapat dilakukan oleh dua orang ataupun lebih, puluhan, bahkan ratusan atau ribuan, dalam situasi resmi ataupun tak resmi; dengan persiapan yang matang dan terencana disertai dengan aturan yang jelas, atau kegiatan berbicara di tempat tak resmi dengan tujuan tertentu; berbicara boleh berbeda; tetapi tetap merupakan satu kesatuan,; menghasilkan ide-ide meskipun berbeda, tetapi tetap satu tujuan, bukan kehendak pribadi, melainkan tujuan kelompok, diwarnai dialog, tanya jawab, atau saling tukar pendapat, beradu argumentasi dengan bukti dan alasan, boleh ada penolakan pendapat atau gagasan, memberi tanggapan, saran, kritik, dan usul, di sisi lain dapat dikemukakan informasi lengkap dan terperinci membawa hasil baik berupa kesimpulan, kesepakatan, pemikiran alternatif, dan lain-lain sebagai hasil pemikiran bersama.
2. Manfaat diskusi bagi peserta
a. peserta dapat memahami suatu masalah, mengetahui latar belakang masalah atau sebab-sebab dan menemukan jalan keluar atau solusi masalah yang sulit
b. peserta dapat menentukan suatu kesepakatan untuk melakukan tindakan, kegiatan, pekerjaan, dan bersikap tertentu
c. peserta dapat menganalisis bersama suatu masalah dan mencari alternatif-alternatif gagasan, rencana kebijakan, tindakan atau keputusan yang tepat
d. peserta dapat memperoleh informasi, ide atau gagasan dari peserta lain, dapat belajar dari peserta lain tentang pengalaman, cara berpikir, cara bersikap, cara mengambil keputusan atau kesimpulan, dan lain-lain
e. peserta dapat saling mengamati, saling menilai, saling belajar, saling menghargai
f. peserta dapat belajar mengemukakan pendapat dan berlatih menanggapai pendapat orang lain.
g. peserta dapat belajar berorganisasi baik sebagai angota maupun staf pimpinan.
3. Masalah dalam diskusi
Masalah yang didiskusikan merupakan suatu persoalan yang dibahas oleh peserta diskusi untuk dipahami, diketahui sebab-sebabnya, dianalisis, dicari jalan keluar atau solusinya, diambil keputusan yang tepat, terbaik di antara yang baik atau tak baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
Masalah adalah persoalan yang ada antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, kegiatan diskusi merupakan suatu upaya untuk menemukan cara menghilangkan, mengatasi atau memperkecil jarak antara harapan dengan kenyataan.
4. Macam-macam diskusi
a. Sarasehan/ Simposium
Adalah pertemuan dengan beberapa pembicara atau para ahli yang mengemukakan sebuah pidato atau pendapat tentang suatu hal masalah dalam bidang tertentu.
b. Seminar
Adalah pertemuan para pakar ilmu pengetahuan yang berusaha untuk mendapatkan kata sepakat dalam suatu hal.
c. Santiaji
Adalah pertemuan/ pengarahan singkat yang digunakan untuk pengarahan/ pelatihan menjelang pelaksanaan kegiatan
d. Lokakarya
Adalah pertemuan antara sesama pakar ahli dalam bidang tertentu yang membahas masalah praktis atau masalah yang bersangkutan dengan bidangnya.
e. Muktamar
Adalah pertemuan para wakil organisasi untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama
f. Konperensi
Adalah pertemuan untuk membahasa suatu masalah yang dihadapi bersama.
g. Diskusi panel
Adalah pertemuan yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan oleh para pendengar, lalu diatur oleh seorang moderator.
h. Diskusi kelompok
Adalah pertemuan untuk mencari pemecahan masalah yang dilakukan oleh suatu kelompok kecil
i. Ceramah
Adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang dihadapan orang banyak.
j. Khotbah
Adalah pidato yang berisikan ajaran agama, sepeti : khotbah jumat di masjid.
k. Kasualis
Adalah penelitian bersama atas satu masalah konkret, lalu mengandung berbagai macam kemungkinan jalan keluar. Konkret sendiri maksudnya nyata, benar-benar ada
keterampilan berhubungan erat dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa . bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pemikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan hanya latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. (Tarigan,1980 :1; Dawson {et al},1963 : 27)
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan untuk mengungkapkan atau mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi, kata-kata yang diekspresikan secara luas, terlebih ketika di dalam sebuah diskusi, selain kita harus terampil berbicara, disamping itu juga kita harus menggunakan prinsip berbicara yang efektif, uraian berbicara, tekhnik pembukaan, pola penyajian,dan gaya berbicara. Agar diskusi tersebut lebih menarik.
A. Prinsip-prinsip berbicara efektif
untuk dapat berbicara secara efektif di depan umum atau didalam suatu diskusi, maka pertama-tama kita harus memahami prinsip-prinsifnya
Adapun prinsip berbicara efektif seperti:
a. Prinsif motivasi
b. Prinsif perhatian
c. Prinsif keindraan
d. Prinsif pengertian
e. Prinsif ulangan
f. Prinsif kegunaan
B. Urutan berbicara
Setelah memahami prinsip berbicara efektip, selanjutnya untuk melakukan berbicara yang terampil hendaknya dengan menguasai urutan berbicara
a. Persiapan seperti halnya pengetahuan,urutan atau sistematika, alat bantu atau praga, dan tempat.
b. Penyajian seperti halnya pendahuluan dalam menyampaikan materi, maka hal-hal yang harus disediakan diantaranya (motivasi dan menarik perhatian,tujuan,dan lingkup). Seedangkan pada bagian isinya yang harus di perhatikan adalah (kejelasan,menarik,lancar,dan tertuju). Pada tahap akhirnya yaitu bagian penutup yang berisi (ringkasan,motivasi kembali, dan harapan/saran/ajakan).
C. Pola penyajian
Selanjutnya dalam pola penyajian akan kita bahas bagaimana kita sebagai seorang yang terampil berbicara di lingkungan formal maupun non formal apabila kita di tugaskan untuk menyampaikan sebuah ceramah ataupun berpidato tanpa kita ada persiapan dan temanya telah di tentukan oleh orang lain, kita bisa menyesuaikan pola penyajian yang akan disampaikan dengan tema yang disampaikan. Pola-pola tersebut antara lain:
a. Pola waktu (time order). Ceramah atau pidato yang uraiannya berpola waktu adalah suatu pembicaraan yang urutannya menggunakan waktu.
b. Pola tempat adalah urutannya menggunakan aturan tempat.
c. Pola sebab musabab (reasoning order) adalah pola penyajian yang urutannya menitik beratkan kepada penelusuran sebab musebabsehingga terjadi akibat
d. Pola penmecahan masalah (problem solving order). Pola ini digunakan bila dalam ceramah, bahan yang dibicarakan merupakan masalah yang pemecahannya diharapkan dapat diterima oleh para hadirin
e. Pola pokok bahasan (topical order). Pola ini digunakan untuk menguraikan suatu masalah yang merupakan suatu topic (pokok bahasan). Urutan penyajiannya adalah mengemukakan dulu keseluruhan dan selanjutnya membahas bagian-bagiannya.
f. Pola aspek dan pola konbinasi
D. Gaya berbicara
Yang dimaksud gaya berbicara disini adalah cara-cara mambawakan diri di depan umum atau cara penampilan diri. Penampilan diri ini termasuk gerak gerik raut muka (mimik) gerak-gerik badan serta anggota (pantomimik). Hal-hal yang perlu di perhatikan seperti: pakaian, sikap badan dan cara berdiri,pandangan mata, raut muka dan tangan,sikap jiwa, suara, dan tulisan
3.2 Aspek konsep dasar berbicara
Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa konsep dasar berbicara harus dipahami oleh pengajar sebelum mengajarkan berbicara kepada siswanya. Terdapat lima konsep, yakni: pwnyimak, pembicaraan, media, sarana, dan pembicara (Iskandarwassid, 2008).
1. Penyimak
Keberhasilan berbicara, dapat dilihat dilihat pertama kali pada penyimak atau pendengar. Cara yang digunakan adalah dengan menganalisis situasi dan kebutuhan pingkat pendidikan, endendengar. Dengan cara ini akan menghindarkan dari kesalahan-kesalahan dalam berbicara.
Ada beberapa bidang analisis, yakni:
1) Harapan dan tujuan dari orang yang berbicara
2) Harapan dan keinginan/kebutuhan pendengar
3) Organisasi pada umumnya dan tempat berbicara (maksudnya ketepatan dalam memulai dan menutup pembicaraan).
2. Pembicaraan
Sebelum pembicaraan berlangsung, maka pembicara seharusnya mempersiapkan apa yang akan dibicarakan (Tarigan, 1981:25). Diantaranya:
1. Menentukan materi/topic
Materi atau pembicaraan yang dimaksud adalah menarik, bermanfaat, dan aktual.
2) Menguasai materi
Penguasaan materi dapat ditempuh dengan cara mempelajari, memahami, dan berusaha menguasi materi materi pembicaraan. Yaitu dengan menelaah berbagai sumber acuan yang berkaitan dengan topik pembicaraan.
3) Memahami khalayak
Pembicaraan disesuaikan dengan jumlah, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, minat/ kebiasaan, agama/kepercayaan yang dianut.
4) Memahami situasi
Mengetahui situasi pada saat pembicaraan berlangsung (lokasi, ruangan, waktu, sarana penunjang, dan suasana pembicaraan)
5) Merumuskan tujuan yang jelas
Pembicaraan harus mempunyai tujuan yang jelas. Apakah bertujuan menghibur, menginformasikan, menstimuli, meyakinkan, atau menggerakkan.
3..Media dan Sarana
Pembicaraan dapat disampaikan dengan lebih menarik jika didukung dengan memberikan ilustrasi yang tepat, dan menggunakan alat bantu yang tepat. Misalnya menggunakan kaset, computer, gambar, dsb.
4. Pembicara
Pembicara adalah unsur penting yang menentukan efektifitas retorik (Hendrikus, 2003:144).
1) Memiliki pengetahuan yang luas
2) Kepercayaan diri yang cukup
3) Berpenampilan yang sesuai
4) Memiliki artikulasi yang jelas
5) Jujur, ikhlas, kreatif dan bersemangat
6) Tenggang rasa dan sopan santun
3.3 Tehnik diskusi dengan baik
Diskusi merupakan komunikasi atau interaksi antara dua orang atau lebih dalam suatu forum atau majlis. Biasanya yang diperbincangkan atau dibicarakan adalah tentang suatu hal, masalah ilmu pengetahuan, yang nantinya akan memberikan jalan keluar atau pemahaman yang benar dan baik. Biasanya diskusi berawal dari sebuah topic, kemudian topic ini yang berkembang menjadi sebuah bahasa, lalu menghasilkan sebuah pemahaman melalui topic tersebut.
selain itu dalam tehnik diskusi terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan diantaranya:
1. Konsep diskusi memiliki tiga unsure pokok yaitu:
– Dilakukan oleh dua orang atau lebih (kelompok).
– Ada masalah yang menjadi pokok pembicaraan.
– Ada tujuan yang hendak dicapai, terutama kemajuan ilmu dan pengetahuan.
– Tempat sudah ditentukan.
– Waktunya sudah di tentukan
– Pihak-pihak yang terlibat juga sudah jelas kedudukan dan pungsiny.
1. Kegiatan diskusi dapat dilakukan oleh dua orang ataupun lebih, puluhan, bahkan ratusan atau ribuan, dalam situasi resmi ataupun tak resmi; dengan persiapan yang matang dan terencana disertai dengan aturan yang jelas, atau kegiatan berbicara di tempat tak resmi dengan tujuan tertentu; berbicara boleh berbeda; tetapi tetap merupakan satu kesatuan,; menghasilkan ide-ide meskipun berbeda, tetapi tetap satu tujuan, bukan kehendak pribadi, melainkan tujuan kelompok, diwarnai dialog, tanya jawab, atau saling tukar pendapat, beradu argumentasi dengan bukti dan alasan, boleh ada penolakan pendapat atau gagasan, memberi tanggapan, saran, kritik, dan usul, di sisi lain dapat dikemukakan informasi lengkap dan terperinci membawa hasil baik berupa kesimpulan, kesepakatan, pemikiran alternatif, dan lain-lain sebagai hasil pemikiran bersama.
2. Manfaat diskusi bagi peserta
a. peserta dapat memahami suatu masalah, mengetahui latar belakang masalah atau sebab-sebab dan menemukan jalan keluar atau solusi masalah yang sulit
b. peserta dapat menentukan suatu kesepakatan untuk melakukan tindakan, kegiatan, pekerjaan, dan bersikap tertentu
c. peserta dapat menganalisis bersama suatu masalah dan mencari alternatif-alternatif gagasan, rencana kebijakan, tindakan atau keputusan yang tepat
d. peserta dapat memperoleh informasi, ide atau gagasan dari peserta lain, dapat belajar dari peserta lain tentang pengalaman, cara berpikir, cara bersikap, cara mengambil keputusan atau kesimpulan, dan lain-lain
e. peserta dapat saling mengamati, saling menilai, saling belajar, saling menghargai
f. peserta dapat belajar mengemukakan pendapat dan berlatih menanggapai pendapat orang lain.
g. peserta dapat belajar berorganisasi baik sebagai angota maupun staf pimpinan.
3. Masalah dalam diskusi
Masalah yang didiskusikan merupakan suatu persoalan yang dibahas oleh peserta diskusi untuk dipahami, diketahui sebab-sebabnya, dianalisis, dicari jalan keluar atau solusinya, diambil keputusan yang tepat, terbaik di antara yang baik atau tak baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
Masalah adalah persoalan yang ada antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, kegiatan diskusi merupakan suatu upaya untuk menemukan cara menghilangkan, mengatasi atau memperkecil jarak antara harapan dengan kenyataan.
4. Macam-macam diskusi
a. Sarasehan/ Simposium
Adalah pertemuan dengan beberapa pembicara atau para ahli yang mengemukakan sebuah pidato atau pendapat tentang suatu hal masalah dalam bidang tertentu.
b. Seminar
Adalah pertemuan para pakar ilmu pengetahuan yang berusaha untuk mendapatkan kata sepakat dalam suatu hal.
c. Santiaji
Adalah pertemuan/ pengarahan singkat yang digunakan untuk pengarahan/ pelatihan menjelang pelaksanaan kegiatan
d. Lokakarya
Adalah pertemuan antara sesama pakar ahli dalam bidang tertentu yang membahas masalah praktis atau masalah yang bersangkutan dengan bidangnya.
e. Muktamar
Adalah pertemuan para wakil organisasi untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama
f. Konperensi
Adalah pertemuan untuk membahasa suatu masalah yang dihadapi bersama.
g. Diskusi panel
Adalah pertemuan yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan oleh para pendengar, lalu diatur oleh seorang moderator.
h. Diskusi kelompok
Adalah pertemuan untuk mencari pemecahan masalah yang dilakukan oleh suatu kelompok kecil
i. Ceramah
Adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang dihadapan orang banyak.
j. Khotbah
Adalah pidato yang berisikan ajaran agama, sepeti : khotbah jumat di masjid.
k. Kasualis
Adalah penelitian bersama atas satu masalah konkret, lalu mengandung berbagai macam kemungkinan jalan keluar. Konkret sendiri maksudnya nyata, benar-benar ada
Tujuan utama dari berbicara
adalah untuk berkomunikasi dan bertujuan supaya dapat menyampaikan suatu pikiran secara efektif, semestinya sang pembicara itu lebih mengerti, memahami makna ( arti ) dari segala sesuatu yang ingin dibicarakan atau dikomunikasikan. Pembicara harus mampu mengevaluasi efek atau akibat dari komunikasinya terhadap pendengarnya dan harus mengenal secara spesifik prinsi-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik itu berbicara dihadapan umum maupun perorangan.
Jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan berbicara antara lain ;Motifatorbg , pembawaacara ( host ), pembacaberita, penyiar radio dan lain sebagainya.
Seorangdapatdikatakansebagaipembicara yang baikmakadiadapatmembuatdirinyamenjadipenyimak yang baik pula, karenadenganmenjadipenyimakmakaakanmenambahwawasansaatdiaberbicaradengan orang yang lebihpandaiataumenguasaitopikpembicaraan. Keberhasilanseseorangberkomunikasidalambermasyarakatmenunjukkanbahwa orang tersebutmemilikipribadi yang dewasa( matang ) . Ada empatketrampilanutama yang merupakanciri-ciriseseorang yang memilikipribadidewasa, antara lain:
- 1. Keterampilan (kepandaian) dalambersosial, kemampuanberpartisipasisecaraefektifdalamhubungabermasyarakat. Ketrampilaninimenuntut agar kitalebihmengetahuiapa yang haruskitabicarakan, bagaimanacaramenyampaikannya, kapansaat yang tepatuntukmengatakandankapantidakmengatakannya.
- 2. Keterampilansemantik, yaitukemampuandalammempergunakan kata-kata denganartikulasi yang tepat.
- 3. Keterampilanfonetik, yaitukemampuandalammembentukunsur-unsurfonemikbahasakitasecaratepat.
- 4. Keterampilanvokal( olahsuara ), yaitukemampuandalammenciptakan / membuatefekemosional yang diinginkandengansuarasehinggamenciptakanefek dramatis sesuaidengan yang sedangdibicarakan.
Cara apapun yang kitapilihdalammenyampaikansesuatupembicaraan, yang paling pentingadalahbahwausahakitadalammenyampaikanpokokpembicaraanberhasilmengenapada sang pendengarsehinggakomunikasimenjadiberjalanlancar. Olehkarenaitu, adabaiknyabilakitajugamengetahuicaramengevaluasiketerampilanberbicarakita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar