Jurnal Pendidikan Vokasi − 45
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK SMK
Herman Dwi Surjono, Heni Rita Susila Fakultas Teknik UNY, FKIP
Universitas Baturaja hermansurjono@uny.ac.id, henirietta@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengevaluasi perangkat
lunak multimedia pembelajaran bahasa Inggris untuk siswa Sekolah Menengah
Kejuruan. Tahapan penelitian ini meliputi perencanaan, desain dan pengembangan.
Tahap perencanaan meliputi penentuan ruang lingkup, identifikasi karakteristik
siswa dan pengumpulan bahan ajar. Tahap desain meliputi analisis konsep materi,
pembuatan flowcharts dan storyboards. Tahap akhir yakni proses pengembangan
meliputi penyiapan komponen multimedia, pembuatan program, dan evaluasi.
Evaluasi terdiri atas uji alpha oleh ahli materi dan ahli media, uji beta oleh
siswa dan uji sumatif melalui pretes dan postes. Multimedia pembelajaran yang
telah dikembangkan ini terdiri atas materi bahasa Inggris dengan topic personality
traits, people dan compliments. Menurut ahli materi, media ini termasuk sangat
baik dalam aspek pembelajaran dan baik dalam aspek materi. Sedangkan menurut
ahli media, media ini termasuk sangat baik. Siswa yang belajar menggunakan
media ini mencapai tingkat ketuntasan 70%, sedangkan yang belajar menggunakan
media cetak mencapai ketuntasan 50%.
Kata kunci: Multimedia pembelajaran, Bahasa Inggris, Siswa SMK
THE DEVELOPMENT OF MULTIMEDIA
LEARNING FOR ENGLISH SUBJECT FOR VOCATIONAL SCHOOL
Herman Dwi Surjono, Heni Rita Susila Fakultas Teknik UNY, FKIP
Universitas Baturaja hermansurjono@uny.ac.id, henirietta@yahoo.com
Abstract
This study aims to develop and evaluate software of multimedia learning
for English subject for vocational students. The development steps are: plan,
design and development. The plan includes determining the scope, identifying
student, and gathering resources. The design includes analyzing, making
flowcharts and storyboards. The development includes creating multimedia
components, programming, and evaluating. The evaluation includes alpha testing,
beta testing, and summative evaluation. The developed software of multimedia
learning for English subjects contains topics of personality traits, people and
compliments. According to a subject expert, this software is very good in
aspect of learning and good in aspect of material. According to a media expert,
the software quality is very good. Students who used this software reached 70%
mastery learning. Keywords: Multimedia Learning, English, Vocational Education
Pengembangan Multimedia
Pembelajaran Bahasa Inggris
PENDAHULUAN
Meningkatnya daya saing dan keunggulan kompetitif dari semua
sektor, menuntut manusia untuk mempunyai kemampuan yang semakin berkualitas
baik dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM), ilmu maupun teknologi, agar
manusia tetap mampu bertahan dalam kehidupannya. Hanya SDM dengan kualitas
tinggi yang akan menang dalam ketatnya persaingan hidup. Salah satu sarana yang
harus dikuasai dalam menghadapi era globalisasi tersebut adalah kemampuan
berkomunikasi dengan bahasa Inggris, sehingga bahasa Inggris sangat ditekankan
penguasaannya di Indonesia.
Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang
masuk dalam kurikulum di SMK, akan tetapi proses pembelajaran bahasa Inggris masih
belum bisa mencapai hasil seperti yang diharapkan. Hal ini terbukti dengan
masih banyaknya siswa yang tetap belum mampu berkomunikasi menggunakan bahasa
Inggris walaupun mereka sudah mempelajarinya sejak memasuki bangku Sekolah
Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas ataupun yang sederajat. Kondisi
pembelajaran ini mengharuskan guru aktif dan kreatif menyiasati, mencari dan
memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang terkait dengan proses dan hasil pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama guru yang dapat
diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Dalam
proses pembelajaran masih sering ditemui adanya kecenderungan siswa lebih pasif
sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru daripada mencari dan
menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka
butuhkan.
Salah satu aspek yang jelas dan tampak dalam pembelajaran
adalah dipergunakannya prinsip-prinsip teknologi dalam masalah belajar dengan
mengembangkan teknologi sebagai sumber belajar. Kegiatan ini merupakan suatu
langkah yang harus dilakukan oleh setiap pengajar dalam proses pembelajaran.
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan lembaga atau institusi pendidikan menengah
yang mempersiapkan siswa untuk bekerja dalam bidang keahlian tertentu.
Pengembangan multimedia pembelajaran sangat diperlukan di
lingkup Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), karena banyak kendala yang dihadapi
oleh guru mata pelajaran adaptif, normatif maupun produktif dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa. Kekurangminatan siswa pada pelajaran adaptif
khususnya pelajaran bahasa Inggris karena mereka beranggapan bahwa pelajaran
bahasa Inggris memiliki tingkat kesulitan dan pemahaman yang tinggi, padahal
bahasa Inggris merupakan keterampilan yang harus dikuasai untuk menghadapi
kecepatan perubahan dan kemajuan Iptek yang diaplikasikan di industri menuntut
SDM yang berkualitas termasuk dalam kemampuannya berbahasa Inggris. Kemampuan
berbahasa Inggris harus dikuasai oleh seluruh siswa, dengan adanya keadaan yang
demikian, maka diperlukan kerja keras guru mata pelajaran bahasa Inggris untuk
dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris seperti yang diharapkan.
Pengembangan multimedia pembelajaran dalam bentuk CD interaktif diharapkan
menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah pembelajaran bahasa
Inggris yang ada sekarang.
Turban dkk (Suyanto, 2005: 21) mengemukakan bahwa multimedia
adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini
dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik, dan gambar.
Azhar Arsyad (2009:170) menyatakan multimedia secara sederhana didefinisikan
lebih dari satu media, media ini bisa berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi,
suara dan video. Blackwell (1997: 1) dalam multimedia
application in education menyatakan bahwa multimedia adalah kombinasi dari
teks, grafik, seni, suara, animasi dan video dengan link atau alat yang memungkinkan bagi guru ataupun siswa untuk mengendalikan,
berinteraksi dan berkomunikasi dengan komputer. Ketika user bisa mengontrol apa dan kapan saja unsur-unsur yang ada dalam
media tersebut maka proses ini disebut multimedia interaktif, jadi dengan
menggunakan multimedia, siswa tidak hanya bisa melihat dan mendengar tetapi
juga bisa juga mengatur perintah-perintah didalamnya secara stimulan. Dari
pendapat Blackwell dapat dikatakan bahwa multimedia merupakan suatu kombinasi
data yang memuat jenis dan media untuk menyampaikan pesan menjadi lebih kominukatif
dan berkesan.
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan upaya membelajarkan
siswa, sedangkan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut
agar muncul perilaku belajar. Yusufhadi Miarso (2004: 457) memberikan
pendapatmya bahwa istilah pembelajaran digunakan untuk menunjukkan usaha
pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan di tetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali. Pengertian
belajar menurut Teori Behavioristik
adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara
stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar bila ia mampu menunjukkan
perubahan tingkah laku. Faktorfaktor yang penting dalam teori behavioristik
adalah stimulus, respon dan reinforcement.
Selain teori behavioristik, belajar bahasa Inggris juga didasari pada teori
belajar kognitif karena dalam teori belajar kognitif siswa haruslah aktif
mengikuti pelajaran. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya (Asri Budiningsih, 2005: 34). karena
sebenarnya siswa sudah memiliki pengetahuan di dalam dirinya dan siswa sendiri
yang membangun pengetahuan tambahan dengan caranya sendiri.
Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah
multimedia interaktif bukan multimedia
pembelajaran berbasis komputer yang linier. Pada multimedia linier siswa harus
mengikuti urutan materi seperti yang disajikan. Produk multimedia interaktif
ini memberi kesempatan pada siswa untuk memilih materi sesuai dengan
tahap-tahap perkembangan belajar mereka, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa,
kebutuhan dan kecepatan dalam belajarnya, sebagaimana yang dinyatakan oleh
Piaget dalam teori perkembangan kognitifnya.
Pengembangan multimedia pembelajaran ini juga menggunakan
teori belajar sosial sebagai landasan dalam pengembangannya. Istilah yang
terkenal dalam teori belajar sosial adalah modeling (peniruan). Bandura dalam
(Eggen P dan Kauchak D, 2004: 216) menyatakan bahwa prinsip dasar teori ini
adalah bahwa individu belajar melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Dengan dilandasi teori di atas, agar pronunciation siswa bisa diucapkan
dengan benar sesuai dengan pengucapan penutur bahasa asli (native speaker), konsekuensinya sebuah media pembelajaran
harus menampilkan model dan
contoh-contoh pengucapan dari setiap kosakata baru yang ada dalam materi. Model
yang ditampilkan berupa video conversation
yang diperankan oleh native speaker.
Tujuan dari mata pelajaran bahasa Inggris di SMK adalah agar
peserta didik memiliki kemampuan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan
dasar untuk mendukung kompetensi program keahlian dan menerapkan penguasaan
kemampuan dan keterampilan berbahasa Inggris untuk berkomunikasi baik lisan
maupun tertulis pada level intermediate. Oleh karena itu, pendekatan yang
diterapkan dalam menyajikan pembelajaran bahasa Inggris adalah memberikan
model-model dan contoh-contoh real
dalam pembelajaran bahasa Inggris berupa percakapan yang diucapkan oleh native speaker, video dengan menampilkan
native speaker sebagai model, dan
contoh-contoh pronunciation untuk
setiap kosakata baru.
Pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana mengembangkan software multimedia pembelajaran bahasa Inggris untuk siswa SMK?
2.
Bagaimana kelayakan software
pembelajaran tersebut?
3.
Bagaimana prestasi siswa yang telah menggunakannya
dalam proses belajar mengajar di kelas?
MEDOTE
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau
dikenal dengan istilah R&D (Research
and Development), yang bertujuan untuk mengembangkan multimedia
pembelajaran berbasis komputer berupa media pembelajaran interaktif, yang
berorientasi pada produk. Model pengembangan yang digunakan oleh peneliti
adalah model pengembangan dan desain multimedia yang dikembangkan oleh
Stephen M. Alessi dan Stanley R. Trollip (2001: 401).
Prosedur penelitian pengembangan ini memiliki serangkaian
prosedur sebagai berikut:
Perencanaan
1.
Mendefinisikan bidang/ruang lingkup yang diambil dari
silabus dan RPP guru mata pelajaran bahasa Inggris.
2.
Mengidentifikasi karakteristik siswa dari hasil pra
survei.
3.
Membuat dokumen perencanaan, mengenai materi, hal-hal
yang diperlukan dalam membuat produk, dll.
4.
Menentukan dan mengumpulkan sumbersumber untuk mata
pelajaran bahasa Inggris, misalnya: dari buku, internet, sekolah, dll.
5.
Melakukan brainstorming
yaitu melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran bahasa Inggris, dan teman
sejawat.
Desain
1.
Melakukan analisis konsep dan tugas yang berkaitan
dengan materi.
2.
Membuat flowcharts
dan storyboards.
Pengembangan
1.
Menyiapkan teks (tentang materi untuk keselurahan dalam
pembuatan produk CD interaktif)
2.
Menggabungkan bagian-bagian dan memadukan berbagai
bahan yang telah terkumpul.
3.
Menyiapkan materi-materi pendukung.
4.
Membuat program.
5.
Melakukan uji alpha, yaitu memvalidasi produk yang
dilakukan oleh ahli media dan ahli materi (evaluasi formatif).
6.
Membuat revisi yang pertama terhadap produk yang telah
dibuat.
7.
Melakukan uji beta, yaitu menguji produk ke 6 orang
siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap produk yang dibuat (evaluasi
formatif).
8.
Melakukan revisi akhir yaitu membuat produk final software pembelajaran bahasa Inggris
dalam bentuk CD pembelajaran interaktif.
9.
Melakukan evaluasi sumatif dengan mengadakan pretest dan posttest pada kelas dengan
pembelajaran menggunakan media cetak dan kelas yang menggunakan media berbasis
komputer dan melihat rerata hasil belajar setiap kelas tersebut.
Secara keseluruhan pada tahap pengembangan ini dilakukan ongoing evaluation yaitu evaluasi terus menerus dari awal hingga akhir pengembangan. Tahap ini dilakukan dengan uji alpha dan uji beta, serta melakukan revisi terhadap produk secara keseluruhan. Proses selengkapnya pengembangan multimedia menurut Alessi & Trollip seperti yang disajikan pada Gambar 1.
HASIL PENELITIAN
Gambar 2. Grafik
Peningkatan Minat dalam Proses Pembelajaran
Gambar 3. Tampilan halaman kompetensi software multimedia pembelajaran
|
Hasil penelitian ini berupa software multimedia pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris
dengan topik personality traits, describing people dan compliments untuk siswa kelas X di SMK.
Tampilan halaman kompetensi software
multimedia pembelajaran ini dapat dilihat pada gambar 2. Sedangkan contoh
tampilan salah satu halaman materi disajikan pada gambar di bawah ini.
Multimedia pembelajaran ini mencakup enam menu utama yaitu
menu petunjuk, kompetensi, materi, latihan, glossarium dan profil. Menu
petunjuk berisi petunjuk singkat tentang penggunaan media yang disertai dengan
gambar untuk mempermudah user
memahami cara menggunakan media. Menu kompetensi merangkum standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang akan dicapai setelah siswa belajar menggunakan media
ini, menu materi berisi tentang materi yang mencakup tiga topik yaitu personality traits, describing people dan compliments,
dengan rincian 28 frame untuk topik describing people, 16 frame untuk topik personality traits dan 13 frame untuk compliments termasuk didalamnya video dan quiz untuk membantu user menguji pemahamannya terhadap
materi yang dipelajari. Menu latihan berisi soal-soal yang terdiri dari 30 soal
masing-masing 10 soal untuk setiap topik, setelah selesai mengerjakan user bisa mengetahui perolehan skor dan user bisa mencoba lagi jika merasa belum
puas. Software utama yang digunakan
untuk pembuatan multimedia ini adalah macromedia flash 8. Untuk menjalankan
multimedia ini user membutuhkan
komputer dengan qualifikasi minimal pentium 3, ruang hardsik 100 MB, RAM 128,
memiliki CD/DVD ROM.
Dalam uji coba produk diperoleh tiga jenis data, yaitu data
uji alpha untuk uji kelayakan terbatas yang dilakukan oleh 1 orang ahli materi
bahasa Inggris dan 1 orang ahli media, data uji beta yang dilakukan oleh 6
orang siswa dengan tingkat kemampuan tinggi 2 orang, sedang 2 orang dan rendah
2 orang, serta data validasi uji coba
produk yang dilakukan pada kelas yang menggunakan pembelajaran dengan
menggunakan media berbasis komputer siswa kelas X di SMK YPE Kroya Jawa
Tengah.
Data yang diperoleh
dari hasil validasi oleh ahli materi dikonversi ke dalam skala 5. Berdasarkan
hasil olahan data, ratarata skor penilaian oleh ahli materi pada aspek
pembelajaran adalah 3,90 dari 10 item yang divalidasi dan masuk dalam kategori
baik. Sedangkan pada aspek materi adalah 4,54 dari 13 item yang divalidasi dan
masuk dalam kategori sangat baik.
Tabel 1. Distribusi
Frekuensi Penilaian oleh Ahli Materi
rerata yang diperoleh adalah 4,85, sehingga
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penilaian oleh Ahli Media
|
Informasi mengenai
penilaian ahli materi tersebut disajikan pada Tabel 1.
Dari 13 item yang divalidasi dengan uji beta, maka tanggapan
dari siswa termasuk kriteria baik, dengan rerata 3,59. Tanggapan yang berupa
saran dan komentar dari siswa adalah dengan memberikan tambahan musik dan
latihan pada materi describing people.
Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan
kepada 20 siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media komputer, dari 13
item yang yang divalidasi diperoleh rerata skor 4,36 maka tanggapan siswa
termasuk dalam kategori sangat baik. Saran yang diberikan oleh siswa yaitu
bahwa glossary perlu ditambah
kosakatanya agar lebih mempermudah siswa dalam pemahaman materi.
PEMBAHASAN
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran bahasa Inggris
di SMK YPE Kroya menunjukkan bahwa siswa kurang antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran bahasa Inggris karena strategi pembelajaran yang diterapkan
cenderung menggunakan pendekatan ekspositori, dan masih sering terpaku pada teacher centered learning atau hanya
guru yang menjadi sumber belajar siswa. Setelah memperoleh informasi tentang
ruang lingkup batasan dan karakteristik peserta didik, pengembang membuat
dokumen perencanaan mengenai materi dan hal-hal lain yang diperlukan untuk
membuat produk. Dari silabus mata pelajaran bahasa Inggris dan hasil belajar
siswa, ditemukan bahwa siswa masih menemui kesulitan-kesulitan khususnya pada
kompetensi mampu memahami ungkapan-ungkapan sederhana untuk interaksi sosial
dalam kehidupan, kemudian pengembang menentukan materi describing people, personality traits dan compliments sebagai materi yang akan disajikan dalam produk media
pembelajaran ini.
Analisis dalam uji alpha terdiri dari analisis validasi ahli
media dan analisis validasi ahli materi
dengan hasil sebagai berikut: 10 butir indikator pada aspek pembelajaran
mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,87 yang termasuk dalam kategoriartinya
dalam kategori “Baik”. Ada satu item indikator yang mendapatkan kategori sangat
baik yaitu kejelasan petunjuk belajar. Sedangkan hasil analisis dari ahli
media, rerata skor yang diperoleh dari 20 item yang di validasi adalah 4,85.
Sehingga kriteria penilaian pada aspek media termasuk dalam kriteria sangat
baik, dari hasil Analisis uji beta diperoleh skor rerata 3,59 maka secara
keseluruhan hasil penilaian dari 6 orang siswa dalam uji beta produk media
pembelajaran bahasa Inggris untuk SMK ini masuk pada dalam kategori sangat
baik. Hasil uji coba produk diberikan kepada 20 siswa dengan kempuan rendah,
sedang dan tinggi, dengan 13 item yang yang divalidasi diperoleh rerata skor
4,36, tanggapan siswa ini termasuk dalam kategori sangat baik, dengan demikian
secara keseluruhan dikatakan bahwa multimedia pembelajaran berbasis komputer
yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik.
Untuk evaluasi sumatif
dilakukan implementasi software multimedia
pembelajaran ini kepada 20 siswa kelas X di SMK YPE Kroya tahun pelajaran
2008/2009 dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Sebagai pembanding dilakukan
juga pembelajaran untuk materi yang sama namun menggunakan media cetak kepada
20 siswa yang lain. Sebelum dilakukan pembelajaran, siswa diberikan pretest dan sesudahnya diberikan post-test. Tingkat keberhasilan dilihat
dari jumlah siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Pada kelas
yang menggunakan software
pembelajaran, persentase siswa yang mencapai KKM adalah 10% pada saat pretest, dan 70% pada saat posttest. Sedangkan pada kelas yang
menggunakan media cetak adalah 10% untuk pretest,
dan 50% untuk posttest.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.
Multimedia pembelajaran bahasa Inggris untukSMK
dikembangkan dengan menggunakan program komputer Macromedia Flash 8. Pengembangan tersebut melalui tahap
perencanaan, tahapan desain, dan tahap pengembangan yang didalamnya termasuk
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Multimedia pem-belajaran yang telah
dikembangkan ini terdiri atas materi bahasa Inggris dengan topic personality traits, people dan compliments.
2.
Setelah dilakukan serangkaian uji coba dan revisi oleh
ahli media dan ahli materi, ditinjau dari aspek materi termasuk dalam kategori
baik dan dari aspek pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik. Dari
aspek media, kualitas media pembelajaran bahasa Inggris untuk SMK dinyatakan
sangat baik. Tanggapan siswa terhadap media pembelajaran ini termasuk dalam
kategori baik.
3.
Pengunaan media pembelajaaran CD interaktif bahasa
Inggris dinilai dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari aspek afektif
maupun aspek kognitif. Aspek afektif dilihat berdasarkan hasil observasi selama
proses uji coba, yaitu siswa terlihat senang, termotivasi, antusias dan
semangat selama mengikuti pembelajaran dengan media komputer. Respon siswa
selama proses pembelajaran tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa dari aspek
kognitif yaitu meningkatnya hasil belajar, yang terbukti dengan meningkatnya
jumlah siswa yang mencapai KKM (dari 10% saat pre-test menjadi 70% saat
post-test).
DAFTAR PUSTAKA
AECT. (1977). The definition of educational technology. Washington, D.C.
Association for Education Communication and Technology.
Blackwell, John. (1997). Multimedia application in education.
Diambil pada tanggal 26 mei 2009, dari http://web.viu.ca/seeds/mm/index.html.
Agnew, P.W., Kellerman, .A.S., &
Meyer, J.M. (1996). Multimedia in the
classroom. Massachutsetts: Allyn & Bacon.
Alessi, S.M.
& Trollip, S.R. (2001). Multimedia for learning : methods and
development (3th ed.). Massachusetts : Ally & Bacon A
Pearson Education
Company
Asri Budiningsih. (2005). Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta:
FIP UNY.
Azhar
Arsyad. (2007). Media pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Brown, H.D. (2001). Teaching by
principles an interactive approach to language pedagogy. New York: Longman.
Bormann, E.G. & Borman, N.G.
(1981). Speech communication. New
York: Harper & Row.
Eggen, P & Kauchak, D. (2004). Educational psychology: Windows on classroom
(6th edition). New Jersey: Prantice Hill Inc
Kurikulum. (2003). Kurikulum 2004 standar kompetensi Sekolah
Menengah Atas dan Madrasah Aliyah: pedomam khusus mata pelajaran Bahasa
Inggris. Jakarta: Dharma Bhakti.
Lee, W.W., & Owens, D.L. (2004). Multimedia based instructional design (2th
ed.). San Francisco: Pfeiffer.
Liu,Yuliang. (2005). Effects of online
instruction vs traditional instruction on student’s learning. International journal of instructional
technology and distance learning. Diambil tanggal 3 May 2009, dari http://itdl.org/Journal/
Mar_05/article06.htm.
Seels, B. B., & Richey, R. C.
(1994).
Instructional
technology; The definition and domain of the field. Washington DC:
Association for Education Communication and Technology.
Sukardjo. (2008). Desain pembelajaran: evaluasi pembelajaran. Hand-out perkuliahan :
PPs Universitas Negeri Yogyakarta
Sugiyono. (2008). Metode penelitian
pendidikan pendekatan kuatitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Suyanto, M. (2003). Multimedia: Alat untuk meningkatkan keunggulan bersaing.
Yogyakarta: Andi Offset.
Yusufhadi
Miarso. (2005). Menyemai benih teknologi
pendidikan. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar