ads head

Advertisement

Sabtu, 15 September 2018

Sejarah lahirnya kota bondowoso, jawa timur

Bondowoso, sebuah kota kecil di timur pulau Jawa, tepatnya di Provinsi Jawa Timur. Kota yang terkenal dengan monumen Gerbong Maut, makanan Tape yang khas serta wisata Kawah Ijen yang mempesona. Kota ini salah satu kota tua dan jika dirunut sejarahnya, maka merupakan lanjutan dari kerajaan di Madura.

Sejarah kota Bondowoso dimulai ketika lahirnya seorang anak bernama Raden Bagus Assra. Beliau ini adalah keturunan Tjakraningkat Bangkalan. Singkat kata, terjadi pemberontakan akibat perebutan tahta dan Raden Bagus Assra dilarikan ke daerah Besuki, yang saat ini merupakan bagian dari kabupaten Situbondo. Raden Bagus Assra kecil ditemukan oleh Patih Wiropuro yaitu Ki Patih Alus (lafal Madura : Ke Pate Alos). Oleh Ki Patih Alus, Raden Bagus Assra dididik ilmu bela diri dan ilmu agama.

Pada saat Raden Bagus Asra menginjak usia 17 tahun, beliau diangkat sebagai Mentri Anom dengan nama Abhiseka Mas Astruno sekaligus sebagai putra angkat oleh pemimpin Besuki saat itu, yaitu Bupati Ronggo Kiai Suroadikusumo. Dengan semakin padatnya penduduk, Bupati Ronggo Kiai Suroadikusumo ingin mengembangkan wilayahnya dengan membuka hutan ke arah tenggara. Kiau Patih Alus mengusulkan agar Mas Astruno yang menjalankan tugas tersebut.

Mas Astruno menyanggupi tugas tersebut dan Bupati Ronggo Kiai Suroadikusumo menerima usul tersebut. Namun sebelumnya Mas Astruno terlebih dahulu dinikahkan dengan putri Bupati Banger (yang kemudian hari menjadi Probolinggo), Tumenggung Djojolelono yaitu Roro Sadiyah. Oleh mertuanya, Mas Astruno dihadiahi seekor kerbau putih "melati" yang tanduknya melengkung ke bawah untuk dijadikan teman perjalanan dan penuntun mencari daerah yang subur.

Tugas pembukaan wilayah baru ini dimulai pada tahun 1789. Dengan dibantu oleh Puspo Driyo, Jatirto, Wirotruno dan Jatitruno, rombongan berangkat melaksanakan tugasnya menuju arah selatan. Menerobos wilayah pegunungan sekitar Arak-arak.Singkat cerita, pencarian daerah baru ini berakhir pada tahun 1794 dimana Mas Astruno menemukan sebuah daerah subur dan strategis yang kemudian disebut "Bondowoso", sebagai perubahan kata "Wana Wasa". Maknanya kemudian dikaitkan dengan kata "Bondo" yang berarti modal / bekal dan "Woso" yang berarti kekuasaan. Makna "Bondowoso" kurang lebih "terjadinya suatu negeri adalah semata-mata karena modal kemauan keras". Di daerah ini lah Mas Astruno beserta rombongan menetap dan mulai membangun kota.

Untuk memantapkan wilayah kekuasaan, Mas Astruno diangkat menjadi demang pada tahun 1808 dengan gelar Abhiseka Mas Ngabehi Astrotruno dan sebutannya adalah "Demang Blindungan" (yang tinggal atau pernah ke Bondowoso pasti tahu nama Blindungan ini). Pada tahun 1819, Bupati Besuki Raden Ario Prawiroadiningrat meningkatkan status Bondowoso dari Kademangan menjadi wilayah lepas dari Besuki dengan status Keranggan Bondowoso dan menganggkat Mas Ngabehi Astrotruno menjadi penguasa wilayah dan pimpinan agama dengan gelar Mas Ngabehi Kertonegoro serta dengan predikat Ronggo I. Kejadian ini terjadi pada 17 Agustus 1819 atau 25 Syawal 1234 H, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kabupaten Bondowoso.

Mengenai akhir hayat Kiai Ronggo (Mas Astruno), ada beberapa versi. Namun Pakde lebih tertarik untuk mengangkat versi berikut ini :

Pada 1830, Kiai Ronggo I mengundurkan diri dan kekuasaanya diserahkan kepada putra keduanya yang bernama Djoko Sridin yang pada waktu itu menjabat Patih di Probolinggo. Jabatan baru itu dipangku antara tahun 1830 sampai 1858 dengan gelar Mas Ngabehi Kertokusumo dan dengan predikat Ronggo II. Setelah mengundurkan diri, Kiai Ronggo I menekuni bidang dakwah agama Islam dan bermukim di Kebun Dalem Tanggul Kuripan (Tanggul, Jember).

Kiai Ronggo I wafat pada 19 Rabi'ul Awal 1271 H atau 11 Desember 1854 dalam usia 110 tahun. Jenasahnya dikebumikan di sebuah bukit yaitu Asta Tinggi di desa Sekarputih, kecamatan Tegal Ampel, Bondowoso. Masyarakat Bondowoso menyebutnya sebagai "Makam Ki Ronggo".

Demikianlah cikal bakal Bondowoso, sebuah kota kecil di timur pulau Jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan