ads head

Advertisement

Sabtu, 07 Januari 2017

PENELITIAN SOSIOLOGI TENTANG “Pengaruh Penggunaan Ponsel Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial Remaja”



PENELITIAN SOSIOLOGI
TENTANG

“Pengaruh Penggunaan Ponsel Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial Remaja”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

KELOMPOK      :
NAMA              : 1. Evi Safiti
                          2. Arfandi
                          3. Hasman
KELAS              : XII. IPS2

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRGA
SMA NEGERI 1 LAMBANDIA
TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, kekuatan serta jalan yang terbaik menurut-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan lancar. laporan yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Ponsel Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial Remaja” ini merupakan syarat untuk memperoleh nilai mata peljaran sosiologi.

Laporan ini merupakan penelitian yang pertama kali mengenai ponsel. Oleh karena itu diharapkan dapat menjadi masukan atau referensi berguna dalam kajian mengenai pengaruh ponsel terhadap interaksi remaja dengan lingkungan sosial mereka. Namun penulis menyadari adanya kekurangan dalam pembuatan laporan ini. Oleh karena itu saran dan kritik membangun dari para pembaca diperlukan untuk langkah selanjutnya yang lebih baik lagi.





Lambandia, 29 Februari 2016


     Penulis















i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................. 2
1.4 Kegunaan Penelitian............................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 4
2.1 Definisi Ponsel..................................................................................................... 4
2.2 Tinjauan Pustaka.................................................................................................. 4
a. Media Teknologi dan Komunikasi Ponsel....................................................... 4
b. Interaksi Sosial................................................................................................ 7
c. Remaja............................................................................................................. 9
2.3 Kerangka Pemikiran............................................................................................. 10
2.4 Jenis Penelitian..................................................................................................... 12
2.5 Definisi Penelitian................................................................................................ 12

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................... 14
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................... 14
3.2 Penetapan Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................... 14
3.3 Metode Penelitian................................................................................................ 15
3.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................................... 15
3.5 Teknik Analisis Data............................................................................................ 16

BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 17
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 17
4.2 Saran.................................................................................................................... 18
4.3 Ringkasan............................................................................................................. 18

Daftar Pustaka..................................................................................................................... 20












ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya zaman. Teknologi pun berkembang dengan sangat pesatnya. sedemikian kencang pula kenakalan remaja berevolusi, hal ini menimbulkan pertanyaan: “kok  bisa ya? bagaimana caranya?” Dan yang paling penting bagaimana cara mengatasinya atau minimal membatasinya. Untuk kasus kenakalan remaja di Indonesia, situasinya sudah sampai ke stadium lanjut dan perlu penanganan intensif untuk dapat sembuh. Adapun pengertian kenakalan adalah perbuatan yang melanggar atau menyelewengkan norma sosial yang menimbulkan keonaran atau mengganggu ketentraman masyarakat, sehingga yang  berwajib terpaksa mengambil tindakan pengamanan. Situasi remaja masa kini semakin dipersulit dengan tontonan televisi yang mayoritas tidak memberi insipirasi dan spirit. Bahkan sinetron-sinetronnya cenderung memutarbalikkan arti sekolah itu sendiri. Ada memang tontonan televisi yang mengambil latar belakang sekolah tetapi hal tersebut hanya kamuflase belaka karena yang kebanyakan diangkat justru adegan percintaaan, baju seragam yang mengobral aurat serta pertunjukan tawuran antar gank yang secara berkesinambungan dan intensif mendidik para remaja penerus bangsa untuk menjadi generasi berandal.

Kini handphone  bukan lagi sekadar alat berkomunikasi, tetapi handphone juga merupakan alat untuk mencipta dan menghibur dengan suara, tulisan, gambar, dan video. Para remaja sekarang  berlomba-lomba untuk memiliki handphone karena handphone bukan hanya merupakan alat  berkomunikasi, namun juga di kalangan remaja handphone sekaligus sebagai gaya hidup, tren, dan prestise. Selain itu, perkembangan pesat beberapa teknologi komunikasi lainnya seperti Internet berhasil memengaruhi para remaja.Sekarang internet tidak hanya sekadar teknologi untuk berbagi data via e-mail dan lain-lain. Namun, internet juga menawarkan berbagai situs yang menyediakan  berbagai hal seperti jejaring sosial yang sangat populer di kalangan remaja. Jejaring sosial ini memungkinkan remaja untuk berkomunikasi dengan orang lain di daerah lain atau di negara lain.

Di kalangan remaja, menggunakan teknologi komunikasi, seperti handphone dan internet sebagai alat multifungsi karena multifungsinya tersebut para remaja dapat menggunakan teknologi ini secara positif ataupun negatif tergantung setiap individu. Contoh positif dari penggunaan teknologi komunikasi adalah memanfaatkan teknologi ini untuk membantu mereka dalam proses  pembelajaran. Namun, ada beberapa hal yang perlu dikhawatirkan dalam pemanfaatan teknologi komunikasi oleh para remaja seperti penggunaan tidak sesuai kondisi,menggunakan handphone dalam proses belajar mengajar misalnya.

Sebuah teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk membuat hidup manusia menjadi semakin mudah dan nyaman. Kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini membuat hamper tidak ada bidang kehidupan manusia yang bebas dari penggunaannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seiring arus globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang cepat, peranan teknologi komunikasi menjadi sangat penting.

Hassan (1999) mengemukakan teknologi komunikasi cenderung memungkinkan terjadinya transformasi berskala luas dalam kehidupan manusia. Transformasi terseut telah memunculkjan perubahan dala berbagai pola hubungan antar manusia (patterns of human communication), yang pada hakikatnya adalah interaksi antar pribadi (interpersonal relations). Pertemuan tatap muka (face to face) secara berhadapan dapat dilaksanakan dalam jarak yang sangat jauh melalui tahap citra (image to image).

Isi pesan media komunikasi seringkali tidak mempengaruhi masyarakat yang kini melainkan bentuk dan jenis media itu sendiri. Banyak bentuk-bentuk teknologi baru dalam komunikasi yang kita kenal, seperti telepon selular (ponsel), surat elektronik, satelit, mesin

1
faksimili, dan lain-lain. Teknologi komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya. Ponsel yang mudah dibawa kemana saja kini tidak mengenal usia dan kalangan, bahkan sekarang ini ponsel telah menjadi “teknologi yang merakyat”.

Penggunaan ponsel menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan saat ini yang memerlukan mobilitas tinggi. Fasilitas-fasilitas yang terdapat didalamnya pun tidak hanya terbatas pada fungsi telepon dan SMS (short messages service) saja. Ponsel dapat digunakan sebagai sarana bisnis, penyimpan berbagai macam data, sarana musik/hiburan, bahkan sebagai alat dokumentasi. Hal ini menjadikan ponsel sebagai salah satu perkembangan komunikasi yang paling actual di Indonesia selama lebih dari lima tahun terakhir (Nurudin, 2005). Terlihat juga pada kompetitif kualitas dari berbagai merk ponsel seperti Nokia, Sony Ericson, Samsung, Siemens, Motorola, Alcatel, dan lain-lain. Masing-masing tidak berhenti bersaing mencari pangsa pasar melalui produk terbaru hanya dalam kurun waktu yang relatif singkat.

Simanjuntak (2004) dalam tulisannya mengenai aspek sosial telepon selular menyatakan paling tidak ada lima implikasi dari penggunaan ponsel. Pertama, terhadap setiap individu yang menggunakan ponsel tersebut. Kedua, terhadap interaksi-interaksi antar individu. Ketiga, terhadap pertemuan tatap muka. Keempat, terhadap suatu kelompok-kelompok atau organisasi. Selajutnya yang kelima adalah terhadap sistem hubungan di organisasi dan kelembagaan masyarakat.

Penggunaan ponsel sekarang bukan hanya sebagai alat komunikasi semata, melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda dengan interaksi tatap muka. Disini interaksi terbentuk kemudian dipercepat prosesnya melalui suara dan teks atau tulisannya (Brotosiswoyo, 2002). Hal ini berbeda dengan dahulu yang biasa disebut “telepati” (komunikasi antara dua manusia yang tidak tergantung pada tempatnya) dan sudah menjadi perwujudan riil yang biasa, yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Ponsel disamping itu juga dapat merubah makna dari “kesendirian”. Kesendirian itu dapat menjadi suatu suasana yang lebih ramai dan hidup. Dengan satu ponsel yang canggih saja, kita dapat mendengarkan  musik, bermain games, internet, foto-foto, menonton video, dan lain-lain meskipun kita berada dalam satu ruangan sendirian tanpa ada apapun.

Dari sekian kelebihan yang telah ditawarkan dari suatu ponsel, tetapi terdapat juga banyak dampak negatif bermunculan. Budyatna (2005) mengemukakan bahwa untuk pendekatan komunikasi yang paling ideal adalah bersifat transaksional, dimana proses komunikasi dilihat sebagai suatu proses yang sangat dinamis dan timbal balik. Disini Budyatna melihat bahwa dengan munculnya penggunaan ponsel mempengaruhi proses transaksional tersebut. Seringkali komunikasi yang dinamis dan timbal balik dirasakan menurun kualitas dan kuantitasnya pada interaksi tatap muka.
1.2.  Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka dapat diketahui bahwa penggunaan media teknologi komunikasi ponsel saat ini dirasakan penting. Penggunaan ponsel sebagai alat komunikasi seharusnya dapat mempererat interaksi sosial remaja dengan lingkungannya. Perumusan masalah yang akan menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah:

1.      Apa definisi ponsel ?
  1. Bagaimana penggunaan ponsel pada remaja saat ini?
  2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan ponsel pada remaja?
  3. Bagaimana pengaruh penggunaan ponsel pada remaja terhadap interaksi sosialnya?
1.3.  Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
2
  1. Mengidentifikasi penggunaan ponsel pada remaja saat ini
  2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan ponsel pada remaja
  3. Menganalisis pengaruh penggunaan ponsel pada remaja terhadap interaksi sosialnya
4.      Melihat seberapa besar pengaruh telepon genggam pada remeja
5.      Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan remaja tersebut
6.      Dampak negative dan positif telepon genggam tersebut 

1.4.  Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna bagi peneliti dalam rangka mengembangkan studi dan memnperluas wawasannya mengenai kehidupan interaksi remaja perdesaan pada saat ini, terkait dengan perkembangan teknologi komunikasi ponsel. Penelitian ini juga dapat menjadi informasi tambahan atau acuan literature untuk penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya bagi para akademisi atau bagi mereka yang tertarik untuk memahami pengaruh penggunaan media teknologi komunikasi ponsel terhadap interaksi sosial remaja.



















3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi ponsel
            Apa itu ponsel? adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga konvesional namun dapat dibawa keman-mana ( portable ) dan tidak perlu disambungkan dengan  jaringan telepon menggunakan kabel ( nirkabel, wireless ). Generasi pertama system selular Analog yaitu AMPS ( Advance Mobile Phone Service ). Versi dari AMPS dikenal sebagai Narrowband Advance Mobile Phone Service ( NAMPS ) yang menggabungkan teknologi digital, sehingga system ini dapat digunakan untuk membawa tiga kali lebih besar kapasitas pada setiap panggilan versinya.

Pada tahun 1981 muncul NMT (  Nordic Mobile Telephone System ). Pada tahun 1982 muncullah GSM ( Global System For Mobile Communination ). Pada tahun 1990 jaringan Amerika Utara bergabung membentuk standarisasi IS-54B dimana standarisasi ini adalah yang pertama kali menggunakan dual mode seluler berdasarkan teknik  penyebaran spectrum untuk meningkatkan kapasitas yang disebut IS-95. Dengan menggunakan  protocol AMPS sebagai defaultnya, akan tetapi mempunyai cara kerja SEC. Normal yang  berbeda dengan analaog selular serta lebih canggih dibanding IS-54. Pada awalnya disebutkan bahwa yang menggunakan teknologi sistem Code Division Multiple Access ( CDMA ) secara digital akan meningkatkan kapasitas hingga 10 sampai 20 kali pada sistem selularnya.

Meskipun konsep tersebut mengedankan hal inilah yang menjadikan sistem  berdasarkan CDMA menjadi metode transmisi pilihan pada pemasangan-pemasangan baru di atas sistem CDMA. Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu GSM dan CDMA tetapi sekarang ada era generasi baru ponsel yaitu era generasi ke-3 ( 3G ). Dimana generasi ini telah merambah ke layanan internet secara wireless.

2.2 Tinjauan Pustaka
a.  Media Teknologi Komunikasi Ponsel
Ø  Teknologi Komunikasi
Menurut Kamus Sosial Edisi baru, istilah Teknologi yaitu:
1.      Penerapan ilmu pengetahuan
2.      pola praktek menggunakan semua sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
3.      semua ciri untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Johannesen (1996) teknologi diartikan sebagai aktivitas budaya yang khas ketika manusia membentuk dan mengubah realitas alami demi tujuan-tujuan praktis. Setiap langkah kemajuan teknologi menyebabkan serangkaian perubahan yang berinteraksi sengan perubahan lainnya yang timbul dari sistem teknologi secara keseluruhan.
Teknologi komunikais pada hakikatnya adalah penyaluran informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui perangkat telekomunikasi (kawat, radio atau perangkat elektromagnetik lainnya) Informasi tersebut dapat berbentuk suara (telepon), tulisan dan gambar (telegraf), data (komputer), dan sebagainya. Teknologi komunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan computer. Trend teknologi ini semakin kearah teknologi wireless (tanpa kabel).

4
Bentuk-bentuk teknologi kominukasi menurut Kadir dan Triwahyuni (2003) mencakup telepon, radio, dan televisi. Bentuk-bentuk teknologi komunikasi ditampilkan dalam tingkat antarpesona, kelompok, organisasional, dan public. Pada tingkat kelompok yaitu konferensi telepon, telekomunikasi computer, dan dan surat elektronik. Pada tingkat organisasional yaitu intercom, konferensi telepon, surat elektronik, manajemen dengan bantuan computer, sistem  informasi, dan faksimili. Sedangkan pada tingkat public yaitu televise, radio, film, videotape, videodisk, TV kabel, TV satelit langsung, video dengan teks, teleteks, dan sitem informasi digital.
Pada saat ini telepon merupakan alat komunikasi yang banyak ditemukan dalam dunia bisnis. Bahkan setiap hari sekitar lebih dari 500 juta panggilan telepon dilakukan diseluruh dunia. Menurut Gouzali Saydam (2005), istilah telepon pada awalnya merupakan suara dari jarak jauh. Selain itu keberadaan telepon itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu telepon biasa (fix telephone) dan telepon bergerak.
Ø  Perkembangan Ponsel
Ponsel atau biasa juga disebut Handphone (telepon genggam atau telepon selular) merupakan telepon yang termasuk dalam sambungan telepon bergerak, dimana yang menghubungkan antar sesama ponsel tersebut adalah gelombang-gelombang radio yang dilewatkan dari pesawat ke BTS (Base Tranceiver Station) dan MSC (Mobile Switching center) yang bertebaran di sepanjang jalur perhubungan kemudian diteruskan ke pesawat yang dipanggil (Gouzali Saydam, 2005).
Ponsel merupakan bentuk yang dianggap paling fenomenal dan juga unik. Dalam pemakaian ponsel, besarnya tagihan bergantung pada lama waktu percakapan serta jarak atau zona jangkau (SLJJ) percakapan yang telah dilakukan dalam percakapan. Terdapat tiga hal penting mengenai biaya yang dikeluarkan bagi pelanggan ponsel, yaitu biaya airtime, biaya bulanan dan biaya pulsa atau pemakaian.
Semakin maraknya penggunaan ponsel saat ini, muncul ide untuk menciptakan kebergantungan pemilik ponsel tersebut pada kartu telepon prabayar (voucher). Perkembangan produk kartu prabayar dalam waktu yang singkat dapat menyaingi penggunaan sistem abonemen (pascabayar). Salah satu yang paling menarik pada prabayar adalah layanan transfer pulsa. Layanan ini menyediakan solusi bagi para pengguna prabayar yang membutuhkan pulsa dalam waktu cepat atau berada dalam keadaan darurat serta kesulitan mencari pulsa isi ulang.
Sekarang ini terdapat beberapa orang yang menggunakan dua ponsel, dimana satu pada umumnya merupakan ponsel CDMA. Kartu-kartu CDMA ini antara lain StarOne, Esia, Felxi, dan Fren. Para pemakai ponsel yang menggunakan kartu prabayar biasanya digolongkan pada konsumen ‘konsumen kelas dua’, sedangkan ‘konsumen kelas satu’ di mata operator penyelenggara ponsel adalah mereka yang menjadi pelanggan tetap jaringan ponsel.
Ø  Fasilitas pada ponsel
Disamping berfungsi sebagai alat komunikasi yang personal, ponsel juga berpotensi sebagai sarana bisnis yang efektif. Ponsel sangat bervariasi tergantung pada modelnya, yang seiring dengan perkembangan teknologi mempunyai fungsi-fungsi antara lain:
1.      Penyimpanan informasi
2.      Pembuat daftar pekerjaan atau perencanaan kerja
3.      Reminder (pengingat waktu) atau appointment
4.      Alat perhitungan (kalkulator)
5.      Pengiriman atau penerimaan e-mail
6.      Permainan (games)
7.      Integrasi ke peralatan lain seperti PDA, MP3

5
8.      Chatting dan Browsing internet
9.      Video
Mengenai fitur-fitur lain dalam ponsel terdapat beberapa macam, antara lain: profile, voice mail, called ID, memory, numeric paging, dan text messaging (SMS)/multimedia messaging (MMS), tones, locking/unlocking, call waiting, call forwarding, three-way calling, calling history, one-touch emnergency dialing, dan lain-lain. Diantara sekian banyak fitur tersebut, mungkin yang paling menarik untuk dibahas adalah SMS, MMS dan kamera.
SMS (Short message service) adalah layanan langsung dalam dua arah yang mampu mengirimkan pesan singkat 160 karakter yang bias disimpan dan direkam oleh pengelola ponsel.Selain itu SMS juga dapat digunakan dalam mode cell broadcast guna mengirim berita-berita terbaru dan pemberitahuan penting-penting lain yang bersifat masal. Sedangkan MMS (multimedia message service) disebut juga dengan SMS multimedia, yang bmemiliki daya angkut data yang besar. MMS memberikan layanan pengiriman berbasis teks menuju pesan multimedia (gambar, suara, video) dan dapat juga memberikan layanan berupa gambar diam berupa kartu, peta, kartu nama, layer saver (untuk PC). Fitur lainnya yang saat ini sedang gencarnya ditonjolkan oleh ponsel yaitu kamera, mulai dari jenis kamera opsional atau terpisah hingga kamera yang builtin yang sudah menyatu dengan ponselnya.
Mengenai kecanggihan teknologi, ponsel juga memiliki beberapa keunggulan seperti adanya teknologi Infrared dan Bluetooth. Bluetooth merupakan teknologi nirkabel yang dapat menyambungkan beberapa perangkat melalui gelombang radio berfrekuensi rendah (daya jangkau maksimal 50 meter) tanpa dihubungkan dengan kabel. Sedangkan pada infrared kedua perangkat harus dibuat berhadapan.
Mengenai media hiburan, MP3 pada ponsel sudah menggunakan teknologi yang lebih canggih lagi saat ini. Telah dibuat suatu pengembangan yang lebih lanjut, dinamakan MP3 Surround. MP3 Surround atau biasa disebut suara keliling ini pada dasarnya akan memberikan ilusi suara pada pendengarnya seolah-olah berada dalam sebuah lingkungan tertentu. Selain itu, teknologi pada ponsel yang paling terbaru saat ini yaitu menyaksikan televisi melalui layer ponsel. Ponsel seperti ini termasuk dalam ponsel generasi ketiga, atau disebut dengan 3G.
Ø  Dampak penggunaan ponsel
Penggunaan ponsel dapat membawa dampak-dampak tertentu. Dampak-dampak tertentu dibagi pada aspek psikologis, sosial, keuangan, dan kesehatan atau keselamatan jiwa seseorang. Tetapi yang akan dijelaskan disini adalah pada aspek psikologis dan sosial.
1.        Aspek Psikologis
Banyaknya pesan melalui SMS yang berisi ajakan-ajakan bersifat rasisme dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Contohnya yang marak ditemukan adalah pesan yang berisi pemboikotan barang produksi Amerika. Selain itu juga terdapat peredaran pesan teks, gambar, maupun video yang bersifat pornografi. Mudahnya askes keluar-masuk pesan tersebut melalui ponsel membawa dampak negatif, terutama untuk generasi muda sekarang ini.
2.        Aspek Sosial
Salah satu hal yang sering terjadi adalah tindakan seseorang yang membiarkan ponsel miliknya tetap dalam keadaan hidup atau aktif sehingga mengeluarkan bunyi yang nyaring. Hal ini jelas mengganggu konsentrasi serta mengejutkan orang-orang disekitarnya. Seperti ketika sedang rapat bisnis, dirumah sakit, sedang ditempat-tempat ibadah, dan lain-lain. Selain penggunaan ponsel sebagai media komunikasi tidak langsung dapat menurunkan kualitas dan kuantitas dari komunikasi secara langsung (tatap muka). Sering terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan pesan melalui komunikasi secara tidak langsung.
6
b. Interaksi Sosial
Ø  Definisi dan Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah bentuk-bentuk yang tampak apabila orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama lain terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur pokok struktur social. Interaksi sosial dapat dipandang sebagai dasar proses-proses social yang ada, menunjuk pada hubungan-hubungan social yang dinamis.
Interaksi sosial adalah suatu hubungan anatr dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi individu yang lain. Kelangsungan interaksi social ini, sekalipun dalam bentuknya yang sederhana, ternyata merupakan proses yang kompleks. Pengertian lain bahwa suatu interaksi social diartikan sebagai suatu sistem sosial dua orang atau lebih yang dilengkapi dengan beberapa aturan dan harapan, serta beberapa ganjaran dan hukuman yang berlaku.
Gea, Wulandari, dan Bahari (2003) melihat suatu kebutuhan berinteraksi manusia dimana setiap orang membutuhkan hubungan social dengan orang-orang lainnya. Kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia yang satu dengan lainnya, yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi.
Mengenai interaksi yang terjalin tersebut, yang dinggap paling ideal adalah secara tatap muka (langsung). Interaksi tatap muka lebih memungkinkan suatu proses yang bersifat dinamis dan timbal balik secara langsung. Pertukaran informasi secara tatap muka dapat mempercepat proses saling mempengaruhi antara pihak-pihak yang berinteraksi didalamnya. Sedangkan menurut Soekanto (2002), suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu :
  1. Adanya kontak social (social-contact)
  2. Adanya komunikasi
Ø  Kontak dan Komunikasi
Kata Kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh), jadi artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Tetapi secara gejala social, kontak tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah. Seperti pada perkembangan teknologi dewasa ini orang-orang dapat berhubungan satu dengan lainnya melalui telepon, telegrap, radio, surat, dan seterusnya.
Kontak dapat bersifat primer maupun sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka atau face-to-face (berjabat tangan, saling senyum, dll). Sebaliknya kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Hubunga-hubungan sekunder tersebut dapat dolakukan melaui perantara seperti telepon, telegrap, radio, surat, dll.
Mengenai komunikasi dapat dilihat secara bahasa, yakni berasal dari kata Latin kommunicatio yang artinya hal memberitahukan, hal memberi bagian dalam, atau pertukaran. Secara lebih sempit dapat diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima. Menurut Soekanto (2002), menyatakan bahwa komunikasi adalah ketika seseorang memberikan tafsira pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingiin disampikan oleh orang tersebut. Dengan begitu orang yang bersangkutan kemudian akan memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
7
Gea, Wulandari, dan Babari, (2003) menggambarkan suatu komunikasi yang efektif apabila si penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim pesan. Salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa pesan yand diberikan benar-benar diterima secara tepat sebagaimana yang dimaksud adalah dengan mendapatkan umpan balim pesan tersebut. Umpan balik adalah proses ynag memungkinkan seseorang pengirim mengetahui bagaimana pesan yang dikirimkannya telah ditangkap oleh si penerima atau tidak. Selain itu cara seseorang mendengarkan dan menanggapi lawan bicara juga sangatlah penting dalam berkomunikasi. Memberikan tanggapan penuh pemahaman dalam mendengarkan dapat meenghindari kecenderungan kesalahpahaman komunikasi antara pihak terkait.
Dari berbagai jenis komunikasi yang ada, komunikasi antar manusia yang langsung (bertatap muka) adalah yang efektif serta paling lengkap mengandung aspek psikologis. Aspek tersebut antara lain :
1.      Tatap muka itu sendiri yang membedakannya dengan komunikasi jarak jauh atau komunikasi menggunakan alat
Dalam komunikasi tatap muka ada peran yang harus dijalankan oleh masing-masing pihak (pemberi informasi-penerima informasi, ibu-anak, ayah-anak, suami-isteri, guru-murid, dan lain-lain) dan ditunjukkan dengan jelas.

2.      Adanya hubungan dua arah secara langsung
Dengan adanya pertukaran pesan dalam komunikasi tatap muka, terjadi saling pengertian akan makna atau arti pesan. Jadi dalam komunikasi ini yang penting bukanlah pesannya semata, melainkan arti (meaning) dari pesan tersebut.
3.      Adanya niat, kehendak, atau intensi dari kedua belah pihak
Hal tersebut akan mempercepat proses adanya saling pengertian secara kognitif dalam komunikasi antar manusia.
Komunikasi yang dilakukkan secara tidak langsung (memerlukan perantara, seperti telepon, telegrap, radio, surat, dll.) mempunyai dampak yang berbeda dengan komunikasi secara langsung (tatap muka). Menurut Gea, Wulandari, dan Babari, (2003), komunikasi tidak langsung dapat menyebabkan timbulnya kegagalan saling berkomunikasi (hambatan-hambatan), dalam arti si penerima menangkap makna pesan berbeda dari yang dimaksud oleh si pengirim. Hambatan-hambatan tersebut antara lain:
1.      Gagalnya menagkap maksud konotatif dibalik maksud seseorang
2.      Hanya mengartikan kata atau kalimat secara murni dan tidak mengembangkan pemahamannya
3.      Kesalahpahaman atau distorsi dalam komunikasi
4.      Adanya gangguan fisik, misalnya gangguan suara pada telepon, hasil cetakan yang tidak baik, tampilan layer yang kurang jelas (kabur), desain format yang tidak baik, dll.

Dalam komunikasi antar manusia dapat berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat menurut keluasannya atau breadth (banyaknya atau jenis-jenis topic yang dibicarakan) dan kedalamannya atau depth (derajat “kepersonalan” atau inti dalam mebicarakan topic itu). Sedangkan menurut penelitian Mardiyanti (1996), secara garis besar terdapat beberapa hal yang dapat dilihat dalam kaitannya dengan kontak social dan komunikasi sebagai pengukuran interaksi secara langsung (tatap muka), antara lain adalah minat, frekuensi, ruang lingkup rekan-rekan, jenis dan banyaknya topic pembicaraan, tempat melakukan kegiatan, kedalaman komunikasi serta pada interaksi itu sendiri (asosiatif dan disosiatif).







8
c. Remaja
Ø  Definisi dan Rentangan Usia Remaja
Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah ini mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik (Hurlock, 1980). Apabila digolongkan sebagai anak-anak maka golongan remaja telah melewati masa tersebut, tetapi bila digolongkan dengan orang dewasa juga masih belum sesuai. Oleh karena itu banyak istilah golongan remaja ini dirasakan tumpang tindih pengertiannya. Istilah lain yang sering digunakan adalah menurut Rumini dan Sundari H.S (2004), dimana masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi memasuki masa dewasa.
Hurlock (1980) juga menambahkan definisi masa remaja dengan menggunakan ciri-ciri tertentu yang dapat membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya, yaitu : Masa remaja sebagai periode yang penting, masa remaja sebagi periode peralihan, masa remaja sebagai periode perubahan, masa remaja sebagai usia yang bermasalah, masa remaja sebagai masa mencari identitas, masa remaja sebagai usia yang menimbulakan ketakutan, masa remaja sebagai masa yang tidak realistic, dan yang terakhir yaitu masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Menurut Mappiare dalam bukunya Psikologi Remaja (1982), dapat disimpulkan bahwa secara teoritis dan empiris dari segi psikologis, rentangan usia remaja berada dalam usia 12 tahun samapai 21 tahun bagi wanita, dan 13 sampai 22 tahun bagi pria. Jika dibagi atas remaja awal dan remaja akhir, maka remaja awal berada dalam usia 12/13 tahun sampai 17/18 tahun, dan remaja akhir dalam rentangan usia 17/18 tahun sampai 21/22 tahun.
Ø  Lingkungan Sosial Remaja
Lingkungan sosial yang paling dekat serta berpengaruh dalam kehidupan remaja adalah lingkungan social awal, yakni keluarga, lalu kemudian dilanjutkan dengan lingkungan sebayanya, yang terdiri dari kelompok pertemanan atau kelompok permainan (sahabat).
Keluarga adalah lingkungan paling utama dimana kita mengalami kedekatan dan kebersamaan yang sangat intensif, serta lingkungan tempat kita menjalani proses sosialisasi berbagai nilai dasar kemanusiaan. Menurut Soekanto (2002), orang tua dan saudara melakukan sosialisasi yang bias diterapkan melalui kasih saying. Atas dasar kasih sayang tersebut, seorang individu dididik untuk mengenal nilai-nilai tertentu. Konsep hubungan keluarga mempengaruhi konsep diri remaja dimana seorang remaja yang mempunyai hubungan erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.
Menurut Mappiare (1982), kelompok teman sebaya merupakan lingkunga social pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan anggota keluarganya. Didalamnya timbul persahabatan yang merupakan ciri khas pertama dan sifat interaksinya dalam pergaulan. Manfaat penting dari adanya persahabatan dalam masa remaja ini adalah mereka dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan mengisi waktu luang. Lebih penting lagi, bahwa dalam persahabatan itu remaja dapat merasa adanya kepuasan dalam interaksi sosialnya (Mappiare, 1982).


9
Ø  Perilaku Remaja
Suatu perilaku (behavior) yang merupakan cara bertindak dapat dipandang sebagai reaksi yang bersifat sederhana maupun yang bersifat kompleks. Sebagai makhluk social, perilaku remaja banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam diri remaja itu sendiri maupun dari lingkungannya. Menurut Kurt Lewis dalam Azwar (2003), perilaku adalah fungsi karakteristik individu dan lingkungan. Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan factor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Sedangkan menurut Rakhmat (2001) terdapat 2 faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu:
1.      faktor-faktor personal, yaitu faktor biologis dan faktor sosio-psikologis.
2.      faktor-faktor situasional, yaitu faktor ekologis, faktor rancangan dan artsitektural, faktor temporal, suasana perilaku, teknologi, faktor-faktor sosial dan lingkungan psiko-sosial.
Kompleksitas perilaku remaja telah menjadi bahasan yang penting, terutama memahami perilaku remaja dalam lingkungan sosialnya, memahami motivasi perbuatan dan mencoba meramalkan respon remaja agar dapat memperlakukan sesama manusia dengan sebaik-baiknya (Hurlock, 1980). Perilaku terhadap suatu objek dapat dilihat dari beberapa dimensi (Calhoun, 1995) yaitu:
  1. Frekuensi
Menunjukkan jumlah atau kuantitas dari perilaku seseorang
2.      Kepada siapa berperilaku
Perilaku yang dilakukan tidak hanya ditunjukkan untuk diri sendiri tetapi juga ditujukan bagi orang lain.
3.      Untuk apa
perilaku yang dilakukan seseorang itu mempunyai manfaat atau tujuan baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
4.      Bagaimana
Menunjukkan upaya atau cara yang dilakukan seseorang dalam berperilaku untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Perilaku remaja juga berkaitan dengan minat mereka terhadap keberadaan media massa yang termasuk pada minat rekreasi. Menurut Hurlock (1980) minat rekreasi juga sangat dipengaruhi oleh derajat kepopulerannya. Beberapa bentuk rekreasi yang digemari remaja saat ini antara lain mendengarkan radio dan kaset, menonton televise, serta membaca. Selain itu perilaku remaja yang menonjol terletak pada nilai kemandiriannya. Mereka cenderung melepaskan diri dengan lingkungan sosial, terutama dengan lingkungan keluarganya sendiri.
Remaja laki-laki dengan perempuan juga terdapatperbedaan-perbedaan dalam perilakunya. Remaja perempuan cenderung memiliki tingkat keintiman yang dalam dengan orang-orang sekitarnya dibanding dengan remaja laki-laki. Hal ini dikarenakan remaja laki-laki ingin menunjukkan kemandirian yang lebih dan adanya jarak dengan sekitarnya. Selain itu menurut Apriyanti (2005) secara spesifik mengemukakan remaja putri lebih banyak membutuhkan sejumlah barang-barang baru perlu dibeli dan juga barang-barang baru yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
2.3 Kerangka Pemikiran
Ponsel merupakan salah satu perkembangan teknologi komunikasi paling aktual di Indonesia selama lebih dari lima tahun terakhir. Ponsel disamping memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi, juga dapat digunakan sebagai sarana bisnis, penyimpanan berbagai macam data, sarana musik atau hiburan, bahkan sebagai alat dokumentasi. Dalam hal ini pengguna ponsel tersebar pada kelompok remaja prkotaan, terutama pada pulau Jawa. Respon kelompok remaja
10
terhadap keberadaan ponsel cukup tinggi, walaupun belum tentu penggunaan ponsel tersebut dimanfaatkan seluruhnya secara optimal dalam kehidupan sehari-sehari mereka.
Tingkat penggunaan ponsel pada remaja diduga dapat dipengaruhi oleh beberapa karakteristik, antara lain karakteristik yang berkaitan dengan diri individu (internal) maupun dengan lingkungannya (eksternal). Karakteristik internal mencakup jen is kelamin, status ekonomi keluarga, tujuan penggunaan ponsel serta aktivitas-aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh remaja tersebut. Karakteristik eksternal mencakup pengaruh dari teman-teman dekat remaja serta terpaan media (media exposure) massa.
Jenis kelamin diduga dapat mempengaruhi tingkat penggunaan ponsel, karena remaja putri cenderung memiliki gaya hidup dan pola konsumtif yang tinggi dalam melihat setiap perkembangan ponsel yang ada dibandingkan remaja putra. Selain itu, remaja putri juga cenderung sering dan intens berkomunikasi melalui ponsel dengan sesamanya, dimana dalam komunikasi yang berlangsung tersebut biasanya banyak hal-hal yang dibicarakan. Status ekonomi keluarga diduga dapat mempengaruhi tingkat penggunaan ponsel, karena biaya-biaya yang harus disediakan oleh para pengguna ponsel. Semakin tinggi pendapatan orang tua tiap bulannya yang menggambarkan status ekonomi dalam keluarga diduga dapat meningkatkan penggunaan ponsel pada remaja, yang pada akhirnya meningkatkan biaya pengeluaran setiap bulannya.
Tujuan dalam menggunakan pnsel diduga dapat mempengaruhi tingkat penggunaan ponsel, karena dengan tujuan yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan pula pemaja menggunakan ponselnya.aktivitas-aktivitas yang diikuti remaja diduga dapat mempengaruhi tingkat penggunaan ponsel, karena dengan semakin banyak aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dapat menunjukkan bahwa remaja tersebut memiliki mobilitas yang tinggi (di dalam maupun luar sekolah). Diduga hal tersebut dapat meningkatkan penggunaan ponsel sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Pengaruh teman dekat diduga dapat mempengaruhi tingkat penggunaan ponsel, karena pada masa remaja inilah kelompok persahabatan atau teman sebaya merupakan lingkungan sosial yang memegang  peranan penting dalam sosialisasi remaja. Hal tersebut menyebabkan remaja dalam menggunakan ponselnya akan melihat dan bergantung pada lingkungan teman sebayanya. Terpaan media massa diduga dapat mempengaruhi tingkat penggunaan ponsel, karena melalui media massa (cetak maupun elektronik) tersebut remaja memperoleh berbagai informasi mengenai perkembangan ponsel. Semakin sering frekuensi dan beragam jenis media massa tentang ponsel yang diterpa oleh remaja diduga mempunyai pengaruh penting, disamping pengaruh dari teman dekatnya.
Tingkat penggunaan ponsel pada remaja dapat dilihat melalui empat hal, yaitu frekuensi penggunaan, pemanfaatan fasilitas, tingkat biaya pengeluaran, dan pihak yang diajak berkomunikasi. Selanjutnya tingkat penggunaan teknologi komunikasi ponsel tersebut sebagai pengaruh dari luar masyarakat diduga dapat mempengaruhi interaksi sosial pada remaja tersebut. Penggunaan ponsel sebagai alat komunikasi seharusnya dapat meningkatkan interaksi sosial remaja dengan lingkungannya. Tetapi diduga justru dapat menurunkan interaksi tatap muka antara remaja dengan lingkungan sosialnya, yang terdiri dari lingkungan keluarga dan lingkungan persahabatan (teman sebaya).
Interaksi sosial remaja secara tatap muka itu sendiri dilihat dari lamanya waktu serta intensitas (tingkat keluasan atau banyaknya topik pembicaran) interaksi tatap muka. Berdasarkan literatur-literatur yang telah dibahas, maka dapat dirumuskan suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:
Interaksi Sosial Remaja (Tatap muka):
  • Waktu interaksi
  • Intensitas interaksi
11

Karakteristik Internal:
  • Jenis kelamin
  • Tingkat status ekonomi keluarga
  • Tujuan penggunaan ponsel
  • Tingkat aktivitas
2.4 Jenis penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dirumuskan, maka dapat disusun penelitian sebagai berikut:
  1. Diduga remaja memiliki tingkat penggunaan ponsel yang cenderung tinggi
  2. Diduga karakteristik internal mempengaruhi penggunaan ponsel pada remaja
  3. Diduga karakteristik eksternal mempengaruhi penggunaan ponsel pada remaja
  4. Diduga penggunaan ponsel pada remaja mempengaruhi interaksi social remaja.
2.5 Definisi Operasional
Variabel-variabel yang dikemukakan dalam penelitian ini diukur dengan merumuskan batasan dari masing-masing variabel terlebih dahulu. Adapun variabel-variabel tersebut adalah:
  1. Karakteristik Internal adalah jarakteristik yang mencirikan responden dan berkaitan dengan ciri individu. Terdiri dari jenis kelamin, status ekonomi keluarga, tujuan responden dalam menggunakan ponselnya, serta tingkat aktivitas.

  1. Tingkat status ekonomi keluarga adalah status dari keluarga responden dalam masyarakat yang dilihat melalui penghasilan orang tua (ayah dan ibu) responden setiap bulannya. Dibagi menjadi kategori (skala ordinal), seperti:

    1. Status ekonomi keluarga tinggi apabila penghasilan orang tua >Rp. 5.000.000,- perbulannya
    2. Status ekonomi menengah apabila penghasilan orang tua Rp. 2.000.000 hingga Rp. 5.000.000 perbulannya.
    3. Status ekonomi rendah apabila penghasilan orang tua < Rp. 2.000.000
    4. Karakteristik Eksternal adalah karakteristik yang mencirikan responden dan berkaitan dengan lingkungannya, terdiri dari pengaruh teman dekat serta terpaan media massa.
    5. Tingkat penggunaan ponsel adalah suatu tingkat yang menunjukkan perilaku penggunaan ponsel oleh responden dan terdiri dari; (1) Frekuensi penggunaan, (2) pemanfaatan fasilitas, (3) tingkat biaya pengeluaran, (4) pihak yang diajak berkomunikasi. Pengukuran tingkat penggunaan ponsel dengan melihat akumulasi skor keempat variabel tersebut. Dibagi menjadi kategori (skala ordinal):

      1. Penggunaan ponsel tinggi, total skor 29-42
      2. Penggunaan ponsel sedang, total skor 15-28
      3. Penggunaan ponsel rendah, total skor ≤ 14


6.      Tingkat terpaan media massa adalah frekuensi responden dalam menerima informasi tentang ponsel melalui berbagai media, baik media cetak maupun elektronik (6 jenis media: televisi, radio, koran, majalah, brosur/selebaran, dan internet). Pengukuran tingkat terpaan media informasi ini menggunakan skor


12
yaitu (3) untuk jawaban sering; (2) kadang-kadang, (1) tidak pernah. Dibagi menjadi kategori (skala ordinal):

        1. Terpaan media massa tinggi, total skor 15-18
        2. Terpaan media massa sedang, total skor 10-14
        3. Terpaan media massa rendah, total skor 6-9

























13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMAN 1 Lambandia. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa SMAN 1 Lambandia merupakan salah satu SMAN  yang terletak di salah satu desa Kolaka Timur  dalam tekhnik pengambilan sampel yang secara khusus maupun umum,secara umum seperti di lingkungan sekolah dan secara khusus seperti di kelas ataupun di kantin sekolah.
3.2. Penetapan Populasi dan Sampel Penelitian
Unit analisis penelitian adalah individu sedangkan populasi penelitian adalah remaja SMAN 1 Lambandia. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa SMA merupakan tempat sosialisasi utama para remaja dengan lingkungan sosial mereka. Sampel penelitian ini adalah remaja (laki-laki dan perempuan) SMAN 1 Lambandia yang menggunakan ponsel. Pengambilan sampel penelitian ditentukan dengan sengaja (purposive) secara accidental sampling. Populasi dibagi dalam kelas-kelas SMAN 1 Lambandia (kelas XI, XII) dan masing-masing sejumlah 5 orang (2 laki-laki dan 3 perempuan), dengan nama siswa sebagai berikut :
1.      Bayu ( kelas XI. IPS )
Pertanyaan :
Ø  Menurut anda apa dampak yang terjadi pada diri anda sendiri terhadap penggunaan ponsel?
Ø  Bisakah anda menyebutkan dampak positif dan negatif dari penggunaan ponsel tersebut?
Jawaban :
Ø  Menurut saya dampaknya banyak, diantaranya yang bisa saya rasakan adalah kecanggihan teknologi di ponsel yang bisa saya ambil manfaatnya yaitu dapat membantu saya dalam mengerjakan tugas-tugas yang bisa dicari di internet secara cepat.
Ø  Dalam dampak positif  yang saya lihat yaitu termasuk yang saya katakan tadi dapat membantu saya dalam menyelesaikan tugas-tugas, bisa dengan mudah mendapatkan teman-teman baru dengan adanya aplikasi seperti facebook, BBM, twiter, line, wechat, whatchap, dan masih banyak lagi aplikasi yang dapat memudahkan kita bertemu orang-orang baru. Sedangkan dampak negatifnya yaitu banyak juga seperti misalnya banyaknya penyalahgunaan internet oleh anak-anak remaja atau kadang karena keasyikan menggunakan ponsel lupa makan, lupa istirahat yang dapat mengganggu kesehatan.

2.      Ila ( kelas XI. IPS )
Pertanyaan :
Ø  Apakah dengan penggunaan ponsel yang anda gunakan bisa membuat prestasi belajar anda menurun?
Ø  Apakah penggunaan ponsel menurut kamu perlu bimbingan?
Jawaban :
Ø  Ya, dapat menurunkan prestasi saya. Misalnya, apabila saya keseringan membuka ponsel dan melihat hal-hal yang tidak penting misalnya youtube atau BBM dan pada saat saya melakukan kegiatan tersebut dan saya keasyikan, saya akan lupa akan pelajaran dan pemikiran saya tentang pelajaran mungkin akan berkurang.
Ø  Ya sangat perlu mendapat bimbingan apalagi bimbingan dari orang tua. Karena apabila kita menggunakan ponsel tanpa bimbingan orang tua mungkin bisa saja kita dapat menyalahgunakan ponsel tersebut ke hal-hal yang negatif.


14
3.      Gita safitri ( kelas XII. IPA )
Pertanyaan :
Ø  Apakah dengan menggunakan ponsel dapat mengeluarkan biaya lebih?
Ø  Menurut anda dengan penggunaan ponsel apakah rawan terhadap tindak kejahatan?
Jawaban :
Ø  Ya, tentu saja. Pengeluaran menjadi bertambah ataupun boros. Dengan orang tua memberikan uang jajan malah kita mempergunakan uang tersebut dengan membelikan pulsa agar bisa diguanakan untuk browsing, chat, dan lain-lain.
Ø  Tentu sangat berpengaruh. Karena pelajar merupakan slah satu target utama dari penjahat. Apalagi handphone merupakan perangkat yang mudah dijual, sehingga para pelajar yang menenteng ponsel bisa-bisa dikuntip maling yang mengincar ponselnya.

4.      Hendrawan ( kelas XII. IPA )
Pertanyaan :
Ø  Menurut anda dengan penggunaan ponsel apakah dapat menggangu perkembangan anak?
Jawaban :
Ø  Ya, sangat mengganggu. Karena fitur-fitur yang tersedia diponsek seperti kamera, games, gambar, dan fasilitas yang lain, mudah mengalihkan perhatian siswa dalam menerima pelajaran di sekolah dan siswa mudah disibukkan dengan memanggil atau menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi dengan ponsel dapat untuk melakukan kecurangan dalam ulangan. Dengan hp peserta didik dapat mudah mengirim atau menerima baik tulisan maupun gambar yang tidak senonoh dan tidak selayaknya di komsumsi oleh pelajar. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka peserta didik akan dewasa sebelum waktunya dan peserta didik merupakan peserta didik yang taat dan patuh pada permainan teknologi ponsel.

5.      Wanda ( kelas XI.IPA )
Pertanyaan :
Ø  Apakah dengan ponsel sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan prilaku siswa?
Jawaban :
Ø  Jika tidak ada kontol dari guru dan orang tua, hp bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mmengandung unsur pornografi. Dampak ini adalah akibat yang paling berbahaya dalam penggunaan ponsel oleh para pelajar. Mereka menggunakan ponsel dengan tujuan yang menyimpang contohnya seperti mengisi vidio porno ke dalam ponsel dan menggunakan kata-kata yang tidak senonoh.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis deskriptif korelasional. Penelitian deskriptif korelasional dapat memastikan berapa besar pengaruh yang disebabkan oleh satu variabel dalam hubungannya dengan variasi yang disebabkan oleh variabel lain. Pendekatan penelitian adalah kualitatif, data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif  yang didukung oleh data kuantitatif. Data kualitatif dialkukan dengan metode survai, yaitu melalui kuesioner sebagai instrumen utama penelitian. Sedangkan data kualitatif sebagai pendukung penelitian melalui wawancara untuk mendapatkan keterangan tambahan dari responden.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden melalui pengisian kuesioner dan hasil wawancara. Kuesioner dan wawancara berisi sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan dengan karakteristik responden (internal maupun eksternal), tingkat penggunaan ponsel dan interaksi sosial yang terjadi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi Kantor SMAN 1 Lambandia. Hal ini guna memenuhi kebutuhan untuk informasi mengenai gambaran umum lokasi penelitian.
15
3.5. Teknik Analisis Data
Data primer yang telah terkumpul dibuat dalam bentuk tabel kemudian dilakukan analisis secara statistik. Hasil dari analisis tersebut diinterpretasikan untuk memperoleh kesimpulan atau fakta yang terjadi. Hal ini digunakan guna ketepatan, kecepatan proses perhitungan dan kepercayaan hasil pengujian.

























16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat penggunaan ponsel pada remaja cenderung tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ponsel sebagai media komunikasi dan juga media hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi remaja, baik remaja laki-laki maupun perempuan. Selain itu juga remaja menggunakan ponsel cenderung pada waktu yang tidak tentu, tergantung dari panggilan yang ada dan keinginan untuk mengisi waktunya.

Mengenai fasilitas pada ponsel, remaja cenderung tinggi memanfaatkan dalam kesehariannya. Tetapi dari jenis-jenis fasilitas yang dimanfaatkan tersebut dapat terlihat bahwa remaja juga mempertimbangkan faktor-faktor biaya, sehingga tidak terlalu memberatkan pihak orang tua sebagai sumber biaya pengeluaran sehari-hari. Dengan begitu biaya pengeluaran ponsel remaja tergolong rendah, tetapi biaya tersebut diperkirakan akan meningkat ketika remaja mulai memasuki kegiatan perkuliahan nantinya.

Remaja dalam menggunakan ponselnya sebagian besar menghubungi pihak yang berada dalam lingkungan sebayanya, yaitu teman atau pacar. Hal ini dikarenakan remaja merasa belum cukup untuk berkomunikasi atau berhubungan ketika bertemu saja dengan teman atau pacar. Selain itu faktor kesibukan orang tua atau saudara dapat menjadikan remaja jarang menghubunginya melalui ponsel.

Karakteristik internal yang mempengaruhi penggunaan ponsel adalah status ekonomi keluarga dan tujuan penggunaan ponsel. Status ekonomi keluarga yang dilihat dari penghasilan orang tua tiap bulannya dapat mempengaruhi tingkat penggunaan ponsel. Semakin tinggi status ekonomi keluarga maka dapat meningkatkan pembelian pulsa, menyangkut penggunaan ponsel remaja. Sedangkan mengenai tujuan penggunaan ponsel, menurut remaja penggunaan ponsel cenderung lebih banyak untuk kegiatan-kegiatan yang berkisar pada sosialisasi serta kegiatan sekolah/kursus/lesnya dan untuk hiburan (pemenuhan hobi), bukan untuk hal-hal yang cenderung penting atau mendesak. Hal ini yang membuat tingkat penggunaan ponsel remaja menjadi cenderung tinggi.

Karakteristik eksternal yang mempengaruhi penggunaan ponsel remaja adalah keberadaan teman dekat. Teman dekat tersebut sebagian besar mempunyai pengaruh yang kuat terhadap remaja dan pada umumnya mendukung penggunaan ponsel dalam kehidupan sehari-hari mereka. Disini kelompok remaja memiliki kecenderungan untuk mengikuti bagaimana atau seperti apa keadaan teman-teman dekatnya yang merupakan kelompok sebaya (peer-group).

Mengenai interaksi remaja, penelitian ini melihat suatu Mengenai interaksi remaja, penelitian ini melihat suatu variabel interaksi sosial dari waktu dan intensitas (tingkat keluasan pembicaraan) interaksi antara remaja dengan lingkungan sosialnya secara tatap muka.

Berdasarkan semua data yang diperoleh dapat diketahui bahwa interaksi antara remaja dengan lingkungan teman atau pacar lebih baik dalam hal kuantitas, yang berarti lebih seringwaktunya dalam bertemu secara tatap muka. Sedangkan interaksi antara remaja dengan lingkungan keluarga lebih baik dalam hal kualitas, yang berarti topik pembicaraan yang dibicarakan lebih intens. Remaja lebih membicarakan beragam topik pembicaraan dengan keluarga mereka, mulai dari pembicaraan ringan sampai pada pembicaraan yang penting (menyangkut masa depan remaja).

Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa penggunaan ponsel tidak mempengaruhi interaksi remaja secara tatap muka. Hal tersebut berlawanan dengan teori yang dikemukakan oleh Budyatna (2005), yaitu dengan munculnya penggunaan ponsel dapat mempengaruhi suatu proses yang bersifat transaksional dalam interaksi tatap muka.

17
Penggunaan ponsel remaja (laki-laki maupun perempuan) memang cenderung tinggi. Tetapi dalam hal interaksi tatap muka antara remaja dengan lingkungan sosialnya tetap saja cenderung kurang. Dapat disimpulkan bahwa interaksi remaja tersebut tidak hanya disebabkan oleh tingkat penggunaan ponsel yang tinggi. Banyak terdapat faktor-faktor lainnya dalam  karakteristik remaja, seperti semakin tingginya beban akademik, mulai mengkonsumsi media-media massa atau teknologi dengan tinggi serta cenderung lepas dengan lingkungan sosial keluarganya. Dengan begitu terlihat bahwa memang kelompok usia remaja cenderung kurang interaksinya secara tatap muka dengan lingkungan sosialnya.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan tersebut, maka penulis memberikan saran kepada beberapa pihak :

1. Masyarakat
Kepada kelompok remaja hendaknya dapat meluangkan waktu yang lebih banyak lagi secara tatap muka (langsung) dengan lingkungan sosialnya serta menambah kegiatan atau aktivitas di luar jam sekolahnya. Mengingat dalam penelitian ini sebagian besar remaja memiliki tingkat aktivitas yang rendah dan adanya karakteristik remaja cenderung melepaskan diri dengan lingkungan keluarganya. Dengan begitu dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas interaksi secara tatap muka remaja tersebut. Khusus kepada orang tua hendaknya lebih berperan dalam meminimalkan pengaruh-pengaruh negatif yang dapat muncul dari pergaulan remaja saat ini. Mengingat bahwa pengaruh eksternal dari teman dekat sangatlah kuat bagi remaja itu sendiri.

2. Pengusaha ponsel
Selain memberikan iklan atau promosi yang semakin gencar mengenai produknya, hendaknya pengusaha ponsel juga memberikan informasi mengenai dampak-dampak lain dari penggunaan ponsel itu sendiri. Misalnya dampak yang timbul dari segi sosial, psikologis, maupun keuangan (finansial).

3. Penelitian selanjutnya
Kepada penelitian selanjutnya yang ingin membahas mengenai permasalahan serupa dengan penelitian ini hendaknya menggunakan lokasi dan sampel dari lapisan masyarakat yang berbeda. Dengan begitu dapat ditemukan suatu hasil yang berbeda pula serta relevansinya dengan teori tertentu.

4.3 Ringkasan
            Seiring arus globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang cepat membuat peranan teknologi komunikasi menjadi sangat penting. Teknologi komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya. Tetapi dari sekian kelebihan yang telah ditawarkan dari suatu ponsel, juga terdapat banyak dampak negatif bermunculan. Bentuk pendekatan komunikasi yang paling ideal adalah yang bersifat transaksional, dimana proses komunikasi dilihat sebagai suatu proses yang sangat dinamis dan timbal balik.

Menurut Budyatna (2005) munculnya penggunaan ponsel dapat mempengaruhi proses yang bersifat transaksional tersebut. Seringkali komunikasi yang dinamis dan timbal balik dirasakan menurun pada interaksi tatap muka. Pengguna ponsel terbesar merupakan kelompok remaja perkotaan terutama pada pulau Jawa. Dengan begitu permasalahan yang muncul dalam penelitian ini yaitu mengenai penggunaan ponsel dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana pengaruhnya terhadap interaksi yang ada, dalam hal ini antara remaja dengan lingkungan sosial mereka.

            Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat penggunaan ponsel pada remaja saat ini, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penggunaan ponsel pada remaja serta menganalisis pengaruh tingkat penggunaan ponsel terhadap interaksi sosial remaja. Penelitian ini menitikberatkan pada tiga kajian studi, yaitu media teknologi komunikasi ponsel, interaksi sosial dan mengenai remaja itu sendiri.

18
            Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Lambandia, Kolaka Timur. Pengambilan sampel penelitian ditentukan dengan sengaja (purposive) secara accidental sampling. Populasi dibagi dalam kelas-kelas (kelas XI, XII) dan masing-masing sejumlah 5 orang (2 laki-laki dan 3 perempuan).

            Jumlah sampel secara keseluruhan sebanyak 5 orang. Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian atau studi pendahuluan, sehingga tidak dimaksudkan untuk menggeneralisasikan secara meluas dan membutuhkan penelitian-penelitian berikutnya untuk  mengkaji lebih lanjut. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif korelasional dengan metode penelitian survey. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Data primer diperoleh dari responden melalui pengisian kuisioner dan hasil wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi Kantor SMAN 1 Lambandia.

            Penelitian ini menunjukkan karakteristik internal dan karakteristik eksternal responden. Jenis kelamin responden dibagi sama rata antara laki-laki dan perempuan. Status ekonomi keluarga responden mayoritas tergolong kategori menengah keatas (berkecukupan). Tujuan penggunaan ponsel oleh responden mayoritas untuk kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu penting, yang berkisar pada sosialisasi serta kegiatan sekolah/les/kursusnya dan untuk hiburan (pemenuhan hobi). Tingkat aktivitas responden mayoritas tergolong aktivitas yang rendah di luar jam sekolahnya. Tingkat pengaruh teman dekat mayoritas tergolong kategori pengaruh yang kuat bagi responden. Sedangkan mengenai media massa mayoritas responden memiliki tingkat terpaan yang tergolong cukup tinggi.

            Penelitian ini melihat tingkat penggunaan ponsel dari frekuensi penggunaan ponsel, pemanfaatan fasilitas ponsel, tingkat biaya pengeluaran, dan pihak yang diajak berkomunikasi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan ponsel oleh responden (sebagai kelompok remaja perkotaan) sebagian besar menunjukkan penggunaannya cenderung tinggi. Faktor pada karakteristik internal yang mempengaruhi penggunaan ponsel adalah status ekonomi keluarga dan tujuan penggunaan ponsel, sedangkan pada karakteristik eksternal adalah keberadaan teman dekat responden.

            Mengenai interaksi, penelitian ini melihat suatu variabel interaksi sosial dari waktu dan intensitas (tingkat keluasan pembicaraan) interaksi secara tatap muka antara responden dengan lingkungan sosialnya. Berdasarkan semua data yang diperoleh dapat diketahui bahwa interaksi antara responden dengan lingkungan teman atau pacar lebih baik dalam hal kuantitas. Sedangkan interaksi antara responden dengan lingkungan keluarga lebih baik dalam hal kualitas.

            Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan ponsel tidak mempengaruhi interaksi remaja secara tatap muka. Hal tersebut berlawanan dengan teori yang dikemukakan oleh Budyatna (2005), yaitu dengan munculnya penggunaan ponsel dapat mempengaruhi suatu proses yang bersifat transaksional dalam interaksi tatap muka. Penggunaan ponsel remaja (laki-laki maupun perempuan) memang cenderung tinggi. Tetapi dalam hal interaksi tatap muka antara remaja dengan lingkungan sosialnya tetap saja cenderung kurang. Dapat disimpulkan bahwa interaksi remaja tersebut tidak hanya disebabkan oleh tingkat penggunaan ponsel yang tinggi. Banyak terdapat faktor-faktor lainnya dalam karakteristik remaja, seperti semakin tingginya beban akademik, mulai mengkonsumsi media-media massa atau teknologi dengan tinggi serta cenderung lepas dengan lingkungan sosial keluarganya. Dengan begitu terlihat bahwa memang kelompok usia remaja cenderung kurang interaksinya secara tatap muka dengan lingkungan sosialnya.

           



19
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, saiffudin. Sikap Manusi, Teori dan Pengukurannya. Edisi kedua. Yogyakarta: Pusat Pelajar, 2003.
Badwilan, Rayyan Ahmad. Rahasia Dibalik Handphone. Jakarta: Darul Falah, 2004.
Budyatna, M.’Pengembangan Sistem Informasi: Permasalahan dan Prospeknya’. Komunika. Vol 8 No 1, 2005.
Hassan, Fuad. Teknologi dan Dampak penggunaanya: Tantangan Dalam Laju Teknologi. Orasi Ilmiah dies Natalis Institut Pertanian Bogor sepuluh November ke-39. Surabaya, 11 November 1999.
Hurlock, elizabeth B. Psikologis perkembangan, Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga, 1980.
Kadir, Abdul & Terra CH Triwahyuni. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta, 2003.
Morey, Doc. Phone Power: Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di Telepon. Jakarta: PT Gramedia, 2004.
Nurudin. Sistem-sistem Komunikasi di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Saydam, Gouzali. Teknologi telekomunikasi, perkembangan dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta, 2005.
Soerjono, Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta; PT Raja Grafindo, 2002.
Anonim. Kamus Sosial. Edisi baru. Depok : FISIP UI, 2001.

Apriyanti, Rika. Pengaruh Majalah Remaja Terhadap Gaya Hidup Remaja Putri. Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian IPB, 2005.

Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003.

Badwilan, Rayyan Ahmad. Rahasia Dibalik Handphone. Jakarta : Darul Falah, 2004.

Brotosiswoyo, B. Suprapto. ‘Dampak Sistem Jaringan Global Pada Pendidikan Tinggi : Peta Permasalahan’. Komunika. No 28/IX. Tangerang : Universitas Terbuka, 2002.

Budyatna, M. ’Pengembangan Sistem Informasi : Permasalahan Dan Prospeknya’. Komunika. Vol 8 No 1, 2005.

Calhoun, James F dan Joan Ross Acocella. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang : IKPI Semarang Press, 1995.
20
DeVito, Joseph A. Komunikasi Antar Manusia. Edisi Kelima. Jakarta : Professional Books, 1997.

Fiati, Rina. Akses Internet Via Ponsel. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta,2005.

Gea, Antonius Atosokhi, Antonio Panca Yuni Wulandari & Yohanes Babari. Character Building II, Relasi Dengan Sesama. Jakarta : PT Gramedia, 2003.

Gerungan, W.A. Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama, 2004.

Harmandini, Felicitas. ‘Ponsel CDMA, Murah Tapi Terbatas’. Kompas, 23 Desember 2005.
Hassan, M. Iqbal. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002.

Hassan, Fuad. Teknologi Dan Dampak Kebudayaannya: Tantangan Dalam Laju Teknologi. Orasi Ilmiah Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh November ke-39. Surabaya, 11 November 1999. 83

Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga, 1980.

Johannesen, Richard L. Etika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1996.

Kadir, Abdul & Terra CH Triwahyuni. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta, 2003.

Mappiare, Andi. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional, 1982

Mardiyanti, Nurcahya. Studi Pola Interaksi Sosial Masyarakat Nelayan. Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian IPB, 1996.

Morey, Doc. Phone Power : Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di Telepon. Jakarta : PT Gramedia, 2004.

Nurudin. Sistem-Sistem Komunikasi di Indonesia. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2005.

Pattiradjawane, Rene L. ’Meningkatkan Teledensitas’. Kompas, 10 Oktober 2005.

21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan