ads head

Advertisement

Selasa, 23 Juli 2019

Makalah Pendidikan Karakter di Sekolah


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Penulis bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan Hidayah .
            Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap dapat lebih memahami secara mendalam tentang Sosiologi Pendidikan. Penulis menyadari bahwa makalah “Pendidikan Karakter di Sekolah” ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusunan makalah berikutnya menjadi lebih baik.
            Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami, Wahyu Bagja Sulfemi M.Pd. Semoga Allah SWT selalu mecurahkan berkah dan ridho kepada kita semua. Aamiin.


Bogor, 13 Juli 2019


Penyusun

Penulis

  
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i   ..i
DAFTAR  ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan Penelitian ................................................................................................2
C. Manfaat Penelitiaan.............................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pendidikan …………......................................................................4
B. Pengertian Karakter  ………………….............................................................6
C. Pengertian Pendidikan Karakter di Sekola…………………............................7
BAB III PEMBAHASAN
  1. Mengenal Pendidikan Karakter..................................................................8
  2. Nilai-nilai Karakter....................................................................................9
  3. Tujuan pendidikan Karakter......................................................................10
  4. Urgensi Pendidikan karakter.....................................................................11
  5. Pilar Pendidikan Karakter.........................................................................12
  6. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter ...........................................13
BAB IV PENUTUP
  1. Kesimpulan................................................................................................18

DAFFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Karakter merupakan aspek yang penting untuk kesuksesan manusia dimasa depan. Karakter yang kuat akan membentuk mental yang kuat. Sedangkan mental yang kuat akan melahirkan spirit yang kuat, pantang menyerah, berani mengarungi proses panjang, serta menerjang aruh badai yangbergelombang dan berbahaya. Karakter yang kuat merupakan prasyarat untuk menjadi seorang pemenang dalam medan kompetisi kuat seperti saat dan yang akan datang, yang terkenal dengan era hiperkompetitif. Bagi seseorang yang berkarakter lemah, tidak akan ada peluang untuk menjadi pemenang. Ia hanya menjadi pecundang, sampah masyarakat, teralienasi, dan termarginalkan dalam prose kompetisi yang ketat sebab, ia mudah menyerah, tidak mempunyai prinsip, pragmatis dan opotunis, serta tidak mempunyai keberanian untuk menerjang gelombang ombak dan badai yang dahsyat. Ia penakut, langkahnya ceroboh, dan pergerakannya bisa dibaca oleh orang lain dengan mudah. Oleh sebab itu pendidikan karakter menjadi keniscayaan bagi bangsa ini untuk membangun mental pemenang bagi generasi bangsa di masa yang aka datang.
Disinilah, pentingnya karakter yang kuat itu. Jika karakter bangsa ini lemas maka bangsa indonesia dijadikan bulan-bulanan negar-negara maju yang melek pengetahuan dan teknologi, mampu membuat terobosan progresif, dan melakukan akselerasi masif di segala bidang. Negara ini akan semakin tertindas di salam dan luar negri, menjadi buruh di negri sendiri, yang akhirnya dijajah sumber daya alam dan manusianya secara ekploitatif dan tidak manusiawi

B.     Tujuan Penelitian
1.  Sebagai bentuk penyelesaian tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan
2. Untuk menjelaskan tentang Pendidikan Karakter sekolah
3. untuk mengetahui apa itu saja nilai-nilai pendidikan karakter disekolah
4. untuk menjelaskan tujuan apa saja pada pendidikan karakter disekolah
5. untuk menjelaskan pilar pendidikan karakter disekolah
Dan untuk mengetahui apa saja pilar dan indikator pada pendidikan karakter di sekolah

D. Manfaat penulisan
Penyusunan berharap makalah ini mampu menambah wawasan pembaca mengenai Pendidikan Karakter di Sekolah yang di ridhoi Allah SWT dan Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang mampu menambah pengetahuan  para pembaca


BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian pendidikan
Pendidikan atau bisa dikatakan ilmu pendidikan dan pedagogi/pedagogika merupakan suatu disiplin ilmu yang terkait dengan proses pemeradaban, pemberbudayaan manusia, dan pendewasaan menusia. Dalam konteks ini, pendidikan mempunyai tiga fungsi utama, yaitu fungsi integratif, egalitarian, dan pengembangan. Dalam perspektif  ilmu pengetahuan, menurut Aristoteles, tentang tiga jenis kelompok ilmu dan uraian Al- Farabi serta Ibnu Sina tentang perlunya pembatasan spesialisasi ilmu agar tidak terlalu sempit dan spesifik. Patut dicatat bahwa perbedaan secara tajam antara ilmu murni-teoretis sebagai ilmu dasar dan ilmu terapan praktis tidak perlu tegas berlaku dalam bidang pendidikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, sebagi berikut:
    Pertama, ilmu pendidikan, khususnya pedagogik  teoretis, termasuk kategori atau kelompok ilmu praktis atau ilmu pengetahuan praktis mengingat lapangan objeknya, termasuk kemungkinan perbuatan atau tindakan mendidik. Jadi, ilmu pendidikan teoritis bukanlah jenis ilmu teoritis murni atau terapannya (aplikatif)
    Kedua, ilmu pendidikan adalah ilmu normatif sekalipun tidak bersifat prespektif seperti sebagian dari filsafat pendidikan. Oleh karena itu, ilmu pendidikan teoritis, termasuk ilmu pendidikan empiris, juga bersifat normatif. Studi dasar psikologis pendidikan juga berciri normatif dan tidak sekadar mendeskripsikan hubungan-hubungan antara variable-variable pada terdidik ataupun guru.
    Ketiga, ilmu pendidikan adalah ilmu empiris yang mencangkup ilmu pendidikan empiris dan analisis materi situasi pendidikan sebagai gejala inter-relasi dan humanisasi empiris. Gejala pendidikan yang dianalisis ilmu pendidikan bukanlah gejala abstrak yang formal atau simbolis belaka.
    Keempat, ilmu pendidikan adalam ilmu pendidikan yang mempelajari fungsi material dari pengertahui dan nilai-nilai sebagai dunia makna dalam pendidikan menyebabkan lebih baik dimasukkan ke dalam kategori terpadu ilmu kemanusiaan (humaniora). Ilmu pendidikan yang cenderung menganalisis objeknya secara holistik berdekatan dengan ilmu-ilmu kehidupan atau perilaku bukanlah sejenis ilmu kealaman. Ilmu pendidikan juga bersifat parsial mengenai perilaku dan hakikat manusia.

Dalam ilmu pendidikan teoretis, fokus pengkajian utama adalah filsafat, teori, dan konsep-konsep dasar yang terkait dengan pendidikan, termasuk di dalamnya adalah yang terkait dengan teori-teori berbagai cabang ilmu lain yang digunakan dalam pendidikan. Sedangkan, ilmu pendidikan praktis lebih terfokus pada pelaksanaan atau praktik pendidikan dalam berbagai konteks.
Di dalam buku ilmu dan aplikasi pendidikan bagian I Tim UPI dengan penyunting Muhammad ali, ilmu dan aplikasi pendidikan bagi empat kajian.
1)      Pendidikan teoretis. Pendidikan teoretis memfokuskan kajian pada landasan konseptual dan teoretis secra universal serta berbagai teori yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan dengan menyelidiki; menata secra sistemastis akan fungsi, tugas ilmu pendidikan, serta teori pendidikan secara khusus. Pengakajian pendidikan teoretis meliputi (1) filsafat pendidikan; (2) pedagogik teoretis; (3) teori mengajar; (4) teori kurikulum; (5) teori evaluasi pendidikan; (6) teori psikologi pendidikan; (7) teori administrasi pendidikan; (8) teori konseling pendidikan; (9) teori sosiologi pendidikan; (10) teori antropologi pendidikan; (11) teori andragogi; (12) teori penelitian pendidikan.
2)      Pendidikan praktis. Pendidikan praktis memfokuskan kajian pada aplikasi teori pendidikan dalam praktik penyelenggaraan pendidikan. Pengkajian pendidikan praktis ini meliputi (1) andragogi praktis; (2) pendidikan nonformal; (3) pendagogik anak berkebutuhan khusus; (4) bimbingan dan konseling; (5) kurikulum dam pembelajaran; (6) pengembangan kurikulum sekolah; (7) pengajaran; (8) teknologi pendidikan; (9) sumber belajar dalam pendidikan; (10) manajemen pendidikan; (11) penilaian pendidikan berbasis kelas; (12) ekonomi pendidikan; (13) politik pendidikan; (14) penilaian diri dalam pendidikan dan; (15) penjaminan mutu pendidikan.
3)      Pendidikan displin ilmu. Pendidikan disiplin ilmu merupakan aplikasi ilmu pendidikan dalam pembelajaran cabang ilmu pengetahuan atau mata pelajaran. Pendidikan disiplin ilmu ini meliputi (1) pendidikan agama; (2) pendidikan akhlak; (3) pendidikan nilai; (4) pendidikan bahasa; (5) pendidikan bahasa asing; (6) pendidikan kewarganegaraan; (7) pendidikan matematika; (8) pendidikan sains; (9) pendidikan fisika; (10) pendidikan kimia; (11) pendidikan biologi; (12) pendidikan pengetahuan sosial; (13) pendidikan ekonomi; (14) pendidikan bisnis; (15) pendidikan ilmu sejarah ; (16) pendidikan geografi; (17) pendidikan lingkungan hidup; (18) pendidikan seni; (19) pendidikan olah raga.
4)      Pendidikan lintas budang. Pendidikan lintas bidang memfokuskan kajian pada konteks penerapan ilmu pendidikan. Kajian pendidikan lintas bidang ini diantaranya meliputi (1) pendidikan dalam sistem pendidikan nasional; (2) pendidikan miltibudaya; (3) pendidikan keluarga; (4) pendidikan anak usia dini; (5) pendidikan dasar dan menengah; (6) pendidikan usia lanjut; (7) pendidikan anak berbakat; (8) pendidikan wanita; (9) pendidikan kesejahteraan keluarga; (10) pendidikan umum; (11) pendidikan kesehatan.
Pendidikan adalah suatu bidang studi (suatu displin) dalam bidangnya. Studi bidang pendidikan merupakan suatu kajian tentang bagaimana cara atau model-model penyelidikan disusun, digunakan, dikembangkan, dan disusun kembali. Lebih jauh berisi kajian tantang model-model yang cocok pada suatu tempat, saat syarat-syarat yang diperlukan bagi pelaksanaan model tersebut.

B.     Pengertian karakter disekolah
Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan menyesatkan, dan keterampilan tanpa kesdaran diri akan menghancurkan. Karakter itu akan membentuk motivasi, yang dibentuk dengan metode dan proses yang bermartabat. Karakter bukan sekadar penampilan lahiriah, melainkan mengungkapkan secara implisit hal-hal yang bersembunyi. Oleh karnanya, orang mendefiniskan kerakter sebagai “siapa nada dalam kegelapan?” karakter yang baik mencangkup pengertian, kepedulian, dan tindakan berdasarkan nilai-nilai etika, serta meliputi aspek kognitif, emosional, dan perilaku dari kehidupan moral.

            M. Furqon Hidayatullah menutip pendapatnya Rutland (2009:1) yang mengemukakan bahwa karakter berasal dari akar kata bahasa latin yang berarti “dipahat”. Secara harfiah, karakter artinya adalahkualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama, atau reputasinya (Hornby and parnwell, 1972:49). Dalam kamu psikologi dinyatakan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang; biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap ( Dali Gulo, 1982:29).
            Hermawan Kertajaya mengemukakan bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau idndividu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, dan merupakan mesin yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu.

C.     Pengetian pendidikan karakter Disekolah
Pendidikan karakter harus disosialisasikan, diinternalisasikan, dan diintensifkan sejak dini di semua level kehidupan berbangsa dan bernegara. Lembaga pendidikan harus tampil sebagai pionir pendidikan karakter ini dalam membangun karakter anak didik yang bermoral dan berakhlak, dinamis, serta visioner. Mengapa harus lembaga pendidikan? Sebab, tanggung jawab utama negara dan masyarakat dalam mempersiapkan kader masa depan yang berkualitas dibidang ilmu, moral, mental, dan perjuangan adalah dimulai dari lembaga pendidikan. Selain tiu lembaga pendidikan formal selama ini disinyalir hanya mementingkan aspek kecerdasan akademik, serta menganaktirikan aspek kesecerdasan emosi dan spiritual.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan yang hanya berbasiskan hard skill dan menghasilkan lulusan yang berprestasi dalam bidangf akademis harus mulai dibenahi. Sekarang, pembelajaran juga berbasis pada pengembangan soft skill (interaksi sosial).
  
BAB III
BAHASAN TEORI

A.    Mengenal Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter berpijak pada karakter dasar manusia yang bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolut) agama, yang disebut juga sebagai the golden rule. Pendidikan karakter memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak pada nilai-nilai karakter dasar tersebut. Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut antara lain cinta kepada Allah SWT. dan ciptaan-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, serta cinta persatuan.

Penyelenggaraan pendidikan karakter disekolah harus berpijak pada nilai-nilai karakter dasar manusia. Selanjutnya, dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau tinggi (yang bersifat tidak absolut, relatif) sesuai dngan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.

Dewasa ini banyak pihak menuntuk peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan, dikota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karna itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan  dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik malelui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter.

Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus dilibatkan. Komponen tersebut meliputi isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga sekolah atau lingkungan.

Rita Hariyanti mengemukakan pendapatnya bahwa pendidikan karakter itu sangat penting karena pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang didalam nya  terdapat suatu tindakan yang mendidik, diperuntukan bagi generasi selanjutnya juga akan bagus. Tapi jika sebaliknya pendidikan karakter itu diawal kurang baik maka kegenerasi selanjutnya akan berkurang baik kita bisa berubah pendidikan karakter yang kurang baik tapi tidak secara langsung harus bertahap.

Bedasarkan pembahasan tersebut dapat ditegaskan bahwa pendidikan kerakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan. Kemudia, nilai-nilai tersebut dapat terwujud dalam pemikiran sikap, dan perasaan, perkataan, perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Pendidikan merupakan proses yang paling bertanggung jawab dalam melahirkan warga negara Indonesia yang memiliki karakter kuat sebagai modal dalam membangun peradaban tinggi dan unggul. Karakter bangsa yang kuat merupakan prosuk dari pendidikan yang bagus dan mengembangkan karakter. Ketika mayoritas karakter masyarakat kuat, positif, tangguh peradaban yang tinggi dapat dibangun dengan baik dan sukses. Sebaliknya, jika mayoritas karakter masyarakat negatif, karakter negatif dan lemah sebab peradaban tersebut dibangun pun menjadi lemah sebab peradaban tersebut dibangun dalam fondasi yang amat lemah.

Pendidikan karakter meruapakan upaya yang harus melibatkan semua pihak baik rumah tangga dan keluarga. Sekolah dan lingkungan sekolah masyarakat luas. Oleh karena itu perlu menyambung kembali hubungan dan educational networks yang mulai terputus tersebut. Pembentukan dan pendidikan karakter tersebut, tidak akan berhasil selama antara lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.

B.     Nilai-Nilai Karakter
1.      Nilai Karakter dalam Hubungannya dengan Tuhan
Nilai ini bersifat religius. Dengan kata lain, pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agama.
2.      Nilai Karakter hubungannya dengan Diri Sendiri
Ada beberapa nilai karakter yang berhungan dengan diri sendiri. Berikut beberapa nilai tersebut. 
a.       Jujur
Jujur atau kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini diwujudkan dalam hal perkataan, tindakan dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun pada pihak lain.
b.      Bertanggung Jawab
Ini merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakannya, sebagaimana yang seharusnya ia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat lingkungan (alam, sosial, dan budaya)
c.       Bergaya Hidup Sehat
Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
d.      Disiplin
Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e.       Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f.       Percaya Diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
g.      Berjiwa Wirausaha
sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
h.      Berpikir Logis, Kritis, dan Inovatif
i.        Mandiri
j.        Ingin Tahu
k.      Cinta Ilmu
3.      Nilai Karakter Hubungannya dengan Sesama
a.       Sadar Hak dan Kewajiban Diri dan Orang Lain
b.      Patuh Pada Aturan-Aturan Sosial
c.       Menghargai Karya dan Prestasi Orang Lain
d.      Santun
e.       Demokratis
4.      Nilai Karakter Hubungannya dengan Lingkungan
Hal ini bekenaan dengan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan. Nilai karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitasnya. Selain itu,, mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
5.      Nilai Kebangsaan
Artinya, cara berpkir, bertindak, dan wawancara yang menempatkan kepentingan diri dan kelompok.
6.      Nasionalis
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
7.      Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respek atau hormat terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, maupun agama.

     Nilai-nilai karakter tersebut sangatlah agung. Betapa hebatnya kader-kader muda indonesia yang mempunyai nilai tersebut. Tentu dibutuhkan perjuangan serius dan kolektif dari seluruh anak bangsa karena nilai-nilai karakter itu membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen bangsa, mulai keluarga, lembaga pendidikan, dunia usaha, pemerintah, wakil rakyat, media informasi, dan lain sebagainya.

C.     Tujuan pendidikan Karakter
Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan jangka panjangnya tidak lain adalah berdasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural sosial yang diterimanya, yang pada gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus-menerus (on going formation)
      Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.

D.    Urgensi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menjadi kebutuhan mendesak mengingat demoralisasi dan degradasi pengetahuan sudah sedemikian akut menjangkiti bangsa ini semua lapisan masyarakat. Pendidikan karakter diharapkan mampu membangkitkan kesadaran bangsa ini untuk membangun pondasi kebangsaan yang kokoh.

      Menurut Agus Prasetyo dan Emusti Rivasintha, melalui kementrian pendidikan karakter semua tingkat pendidikan, dari SD hingga perguran tinggi. Munculnya gagasan progeam pendidikan karakter dalam dunia pendidikan indonesia dapat dimaklumi, sebab selama ini dirasakan proses pendidikan ternyata belum berhasil membangun manusia indonesia yang berkarakter. Banyak yang menyebut bahwa pendidikan telah gagal membangun karakter. Banyak lulusan sekolah dan sarjana yang pandai dalam menjawab soal ujian dan berotak cerdas, tetapi mentalnya lemah dan penakut, serta perilakunya tidak terpuji. Inilah yang mendesak lahirnya pendidikan karakter.

E.     Pilar pendidikan Karakter
Menurut suparlan, para penggiat pendidikan karakter mencoba melukiskan pilar-pilar penting dalam pendidikan karakter meliputi 9 (sembilan) pilar yang saling kait mengait yaitu:
1.      Responsibility (tanggung jawab)
2.       Respect (rasa hormat)
3.      Fairness (keadilan)
4.      Courage (keberanian)
5.      Honesty (kejujuran)
6.      Citizenship (kewarganegaraan)
7.      Self-discipline (disiplin diri)
8.      Caring ( peduli)
9.      Perseverance ( ketekunan)
 
Dapat dijelaskan bahwa nilai-nilai dasar kemanusiaan yang harus dikembangkan melalui pendidikan bervariasi antara lima sampai sepuluh aspek. Selain itu, pendidikan karakter memang harus dimulai dibangun di rumah, dan dikembangkan di lembaga pendidikan sekolah, bahkan diterapkan secara nyata di dalam masyarakat, dan bahkan termasuk di dalam nya adalah dunia usaha, dan dunia industri.

Suyanto juga menyebutkan sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal manusia, yang kelihatan sedikit berbeda dengan sembilan pilar yang telah disebutkan sebelumnya. Sembilan pilar karakter itu adalah sebagai berikut:
1.      Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
2.      Kemandirian dan tanggung jawab
3.      Kejujuran atau amanah
4.      Hormat dan santun
5.      Dermawan, suka tolong menolong, gotong royong atau kerja sama.
6.       Percaya diri dan pekerja keras
7.      Kepemimpinan dan keadilan
8.      Baik dan rendah hati
9.      Toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
Jumlah dan jenis pilar yang terpilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain, tergantung pada kepentingan dan kondisinya masing-masing. Sebagai contoh, pilar toleransi, kedamaian, dan kesatuan menjadi sangat penting untuk lebih ditonjolkan karena kemajemukan bangsa dan negara.
            Perebdaan jumlah dan jenis pilar karakter tersebu juga dapat terjadi karena pandangan dan pahaman yang berbeda terhadap pilar-pilar tersebut. Sebagai contoh, pilar cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya tidak ditonjolkan karena ada pandangan dan pemahaman bahwa pilar tersebut terlah tercemin ke dalam pilai-pilar lainnya.
            Pilar karakter manakah yang harus dikembangkan di Indonesia? Sesungguhnya, semua pilar karakter tersebut memang harus dikembangkan secara holistik melalui sistem pendidikan nasional di negri ini. Namun, secara spesifik memang juga ada pilar-pilar yang perlu memperoleh penekanan. Sebagai contoh, pilah karakter kejujuran (honesty) sudah pasti hasurlah lebih mendapatkan penekanan karena negri ini masih banyak tindak KKN dan korupsi. Demikian juga dengan pilar kedilan (fainess) yang harus lebih memperoleh penekanan karena kenyataan di lapangan menunjukkan adanya ketidakadilan.

F.      Indikator Keberhasian Pendidikan Karakter
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalu pencapaian beberapa indikator berikut :
1.      Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja
2.      Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri,
3.      Menunjukan sikap percaya diri
4.      Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas
5.      Menghargai keberagaman agara, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional.
6.      Mencari dan menetapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis dan kreatif.
7.      Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
8.      Menunjukan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
9.      Menunjukan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
10.  Mendeskripsikan gejala alam dan sosial
11.  Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab
12.  Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kegidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi mewujudkan persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia.
13.  Mengahargai karya seni dan budaya nasional
14.  Menghargai tugas pekerjaan dam memiliki kemampuan untuk berkarya.
15.  Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik.
16.  Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
17.  Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; mengahargai adanya perpedaan pendapat.
18.  Menunjukan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana
19.  Menunjukan keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris sederhana.
20.  Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah.
21.   Memiliki juwa kewirausahaan.

G.    Prinsip-prinsip pendidikan Karakter
Pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.      Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter
2.      Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencangkup pemikiran, persaan, dan prilaku.
3.      Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter.
4.      Menciptakan kmunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
5.      Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan perilaku yang baik.
6.      Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.

BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Karakter merupakan aspek yang penting untuk kesuksesan manusia dimasa depan, jadi anak peserta didik harus memiliki karakter yang kuat agar mampu bersaing. Memiliki karakter yang kuat agar mampu bersaing, untuk menumbuhkan karakter yang kuat dilatih dari usia dini, sebab karna biasa jadi terbiasa. Anak peserta didik harus dilatih karakter nya karna itu akan berpengaruh sikap anak terhadap lingkungan sekolah, lingkungan sekitar lingkuangan pekerjaan.lembaga pendidikan sangat perperan penting dalam menumbuhkan karakter baik pada pserta didik. Agar memiliki adab, tatakrama, sopan santun yang baik.
Pendidikan karakter bertumpu pada pembinaan mentalitas agar peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan.
Dalam pendidikan karakter disekolah semua komponen harus dilibatkan meliputi kurikulum, proses pembelajaran,dan penilaian, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivis atau kegiatan kurikulum. Dengan adanya ekstrakurikuler disekolah agar peserta didik dapat ikut serta menyalurkan bakat dan hobi nya sehingga kegiatan disekolah sangat positif. Kegiatan spiritual pun harus dilakukan agar karakter anak baiak seperti adanya kegiatan sholat dhuha, tadarusan sebelum belajar dengan begitu anak peserta didik dapatmenikuti kegiatan yang positif dan dapat menumbuhkan karakter anak yang baik berikut nilai-nilai karakter yang harus di ikuti:
1.      Nilai karakter dalam hubungan dengan tuhan
2.      Nilai karakter hubungan nya dengan diri sendiri
a.       Jujur
b.      Bertanggung jawab
c.       Bergaya hidup sehat
d.      Disiplin
e.       Kerja keras
f.       Percaya diri
g.      Berjiwa wirausaha
h.      Berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif
i.        Mandiri
j.        Ingin tahu
k.      Cinta ilmu

3.      Karakter hubungannya dengan sesama
a.       Sadar hak dan kewajiban diri dan orang lain
b.      Ptuh pada aturan-aturan sosial
c.       Menghargai karya dan prestasi orang lain
d.      Santun
e.       Demokratis
4.      Nilai karakter hubungannya dengan lingkungan
5.      Nilai kebangsaan
a.       Nasionalis
b.      Menghargai keberagaman

Tujuan pendidikan karakter yaitu penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan dalam diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu.


DAFTAR PUSTAKA

1.      Ma’mur asmani, jamal. 2013 Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta. Diva Press
2.      Rafa’i, Muhammad. 2014. Sosiologi Pendidikan. Jogjakarta, Ar-ruzz Media
3.      Jihad, Asep. Rawi, Mudhas dan Komarudin, Noer. 2010. Pendidikan Karakter Teori dan Aplikasi. Jakarta.
4.      Rita Hariyanti. Wawancara tanggal 11 Juli 2019 pukul 14.00




1 komentar:

  1. makalah nya sangat bagus, memang penting pendidikan karakter itu, agar siswa lebih terarah, kami juga menyediakan aplikasi absensi agar siswa terpantau oleh guru maupun orangtua siswa yu, kunjungi website kami di ABSENSI SISWA

    BalasHapus

iklan