ads head

Advertisement

Senin, 23 September 2019

Pengertian linguistik, Manfaat Linguistik, Keilmiahan Linguistik, dan Analisis Linguistik


ISTIGHOTSATUL KHOIRIYAH (B0516021)
LINGUISTIK UMUM (Drs. ABDUL CHAER)
PENGERTIAN LINGUISTIK
Secara populer orang menyatakan linguistik sebagai ilmu tentang bahasa atau suatu ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.
·      Linguistik menurut Martinet (1987:19) telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
Kata linguistik (berpadanan dengan linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Prancis dan linguistiek dalam bahasa Belanda) diturunkan dari bahasa Latin lingua yang berarti “bahasa”. Dalam bahasa Roman atau  bahasa yang berasal dari latin ditemukan kata yang serupa, antara lain lingua dalam bahasa Italia, lengue dalam bahasa Spanyol, langue dan langage dalam bahasa Perancis. Language sendiri di adopsi bahasa Inggris dari langage Prancis.
Langue dan langage dalam bahasa Prancis memiliki makna yang berbeda.
·         langue berarti suatu bahasa tertentu, langue mengacu pada sistem bahasa tertentu jadi bersifat lebih abstrak
·         langage adalah sistem bahasa secara umum, jadi sifatnya paling abstrak.
Disamping kedua istilah tersebut Perancis masih punya istilah lain yaitu
·         parole, maksudnya adalah bahasa dalam wujudnya yang nyata, yaitu yang berupa ajaran. Parole/ujaran adalah wujud bahasa yang konkret, digunakan dalam aktivitas sehari-hari.

 Pakar linguistik disebut linguis (Inggris linguist). Namun perlu diperhatikan dalam bahasa Inggris kata linguist memiliki 2 buah penafsiran.
1.      Ahli linguistik
2.      Orang yang fasih dalam beberapa bahasa.
Ilmu linguistik sering disebut linguistik umum (general linguistics). Artinya ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, misal bahas Arab, bahasa Jawa melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia.
Bahasa-bahasa di dunia ini selain memiliki banyak perbedaan juga ada pula persamaan. Ada ciri-cirinya yang yang universal dan hal seperti itulah yang diteliti oleh linguistik. Maka karena itulah linguistik sering dikatakan bersifat umum; dan karena itu pulalah ilmu ini biasa disebut linguistik umum.
Selain linguistik, ada pula ilmu atau disiplin lain yang menjadikan bahasa sebagai objek kajian, misalnya ilmu susastra, ilmu sosial, psikologi dan fisika. Namun ada perbedaan antara linguistik dan ilmu-ilmu tersebut dalam menangani objek kajiannya yaitu cara pandang dan pendekatan terhadap bahasa itu sendiri.
·         Ilmu susastra memandang bahasa sebagai wadah seni, sebagai sarana mengungkapkan karya seni.
·         Ilmu sosial/ sosiologi memandang bahasa sebagai alat interaksi sosial di didalam masyarakat.
·         Psikologi mendekati dan memandang bahasa sebagai gejala pelahiran jiwa.
·         Fisika memandang bahasa sebagai fenomena alam, sebagai gelombang bunyi yang merambat dari mulut pembicara ke telinga pendengar.
·         Sedangkan linguistik mendekati dan memandang bahasa sebagai bahasa. Bukan sebagai “sosok” yang lain.

KEILMIAHAN LINGUISTIK
Agar bisa dikatakan sebagai kegiatan ilmiah, disiplin ilmu harus melalui tiga tahapan perkembangan
1.      Spekulasi, tahapan pembicaraan mengenai sesuatu dan cara mengambil kesimpulan dilakukan tanpa didukung oleh bukti-bukti empiris dan dilakukan tanpa prosedur-prosedur tertentu.
2.      Observasi dan klasifikasi, mengumpulkan dan menggolongkan segala fakta dengan teliti tanpa memberi teori atau kesimpulan apapun. Tahap ini belum bisa dikatakan ilmiah sebab belum sampai pada penarikan kesimpulan.
3.      Perumusan teori, memahami masalah-masalah dasar dengan mengajukan pertanyaan mengenai masalah tersebut berdasarkan data empiris yang di ada, kemudian dirumuskanlah sebuah hipotesis.

Sebagai ilmu yang empiris, linguistik berusaha mencari keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditelitinya. Karena itu linguistik sering disebut ilmu nomotetik. Kemudian sesuai dengan predikat keilmiahan yang disandangnya, linguistik tidak pernah berhenti pada satu titik kesimpulan, tetapi akan terus menyempurnakan kesimpulan tersebut berdasarkan data empiris selanjutnya.
Pendekatan bahasa sebagai bahasa ini, sejalan dengan ciri-ciri hakiki bahasa dan dapat dijabarkan dalam konsep sebagai berikut :
1.    Bahasa adalah bunyi ujaran, maka linguistik melihat bahasa sebagai bunyi. Artinya bagi linguistik bahasa lisan adalah bahasa yang primer dan bahasa tulis hanya sekunder.
2.    Bahasa besifat unik, maka linguistik tidak berusaha menggunakan kerangka suatu bahasa untuk dikenakan pada bahasa lain.
Pendekatan terhadap bahasa yang dilakukan oleh peneliti dahulu tidak melihat bahwa setiap bahasa mempunyai keunikan atau ciri khas masing-masing, meskipun diakui ada juga kesamaan-kesamaan sistem antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain.
3.        Bahasa adalah suatu sistem. Maka linguistik memandang bahasa sebagai kumpulan unsur yang satu dengan lainnya mempunyai jaringan hubungan atau disebut pendekatan struktural. Lawannya disebut pendekatan atomistis atau berdiri sendiri.
4.        Bahasa bersifat dinamis. Oleh karena itu linguistik dapat mempelajari bahasa secara sinkronik dan diakronik. Sinkronik adalah melakukan telaah terhadap dua bahasa atau lebih dalam waktu yang bersamaan, bersifat horizontal dan menggunakan perbandingan unsur-unsur bahasa yang ada, yaitu unsur fonemis, marfologis, sintaksis). Diakronik adalah melakukan telaah terhadap dua bahasa atau lebih pada waktu yang berbeda, maksudnya telaah didasarkan pada perkembangan waktu yangsudah berbeda, kajian ini bersifat horizontal, dan dilakukan dengan membandingkan perubahan dan perkembangan dari bahasa yang dikaji tersebut.
5.        Pendekatan bahasa secara deskriptif dan tidak secara preskriptif.

SUBDISIPLIN LINGUISTIK.
Pengelompokan nama-nama subdisiplin linguistik berdasarkan
1.      Objek kajiannya adalah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu.
·         linguistik umum ,mengkaji kaidah-kaidah secara umum
·         linguistik khusus, mengkaji kaidah bahasa-bahasa tertentu
2.      Objek kajiannya adalah bahasa pada masa tertentu atau bahasa sepanjang masa.
·         linguistik sinkronik/deskriptif, mengkaji bahasa pada masa yang terbatas
·         linguistik diakronik, mengkaji bahasa pada masa yang tidak terbatas. Bersifat historis dan komparatif dan bertujuan untuk mengetahui sejarah struktural bahasa itu dengan segala bentuk perubahan dan perkembangannya.
·         Hasil kajian diakronik diperlukan untuk menjelaskan deskripsi studi sinkronik.
3.      Objek kajiannya adalah struktur internal bahasa itu dalam kaitannya dengan berbagai fakor diluar bahasa.
·         mikrolinguistik, mengkaji struktur internal bahasa tertentu atau strukturr internal bahasa pada umumnya.
·         subdisiplin mikrolinguistik :fonologi, morfologi,sintaksis, semantik dan leksikologi, morfosintaksis dan leksikosemantik.
·         makrolinguistik, menyelidiki bahasa dalam kaitannya dengan faktor-faktor diluar bahasa.
·         Subdisiplin makrolinguistik :
ü  Sosiolinguistik: mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya di masyarakat.
ü   Psikolinguistik:mempelajari hubungan bahasa dengan prilaku dan akal budi manusia.
ü   Antropolinguistik: mempelajari hubungan bahasa dengan budaya dan pranata budaya manusia.
ü   Etnolinguistik
ü  Stilistika: mempelajari bahasa yang digunakan dalam bentuk karya sastra.
ü   Filologi: mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata dan sejarah suatu bangsa.
ü   Dialektologi: mempelajari batas-batas dialek dan bahasa dalam wilayah tertentu.
ü   Filsafat bahasa: mempelajari kodrat hakiki dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia, serta dasar-dasar konseptualdan teoritis linguistik.
ü  Neurolinguistik.
4.      Tujuan pengkajiannya untuk keperluan teori belaka atau untuk tujuan terapan.
·         Linguistik teoritis : untuk menemukan kaidah-kaidah yang berlaku dalam objek kajiannya.
·         Linguistik terapan : untuk kepentingan memecahkan masalah-masalah praktis yang terdapat dalam masyarakat.
5.      Teori atau aliran yang digunakan untuk menganalisis objeknya.
·         Linguistik tradisional
·         Linguistik struktural
·         Linguistik generatif semantik
·         Linguistik relasional
·         Linguistik sistemik.

ANALISIS  LINGUISTIK
Dilakukan terhadap semua tataran tingkat bahasa, yaitu fonetik, fonemik, morfologi, sintaksis, dan semantik.

STRUKTUR, SISTEM dan DISTRIBUSI
Ferdinand de Saussure dalam bukunya Course de Linguistique Generale membedakan adanya dua jenis relasi dalam satuan bahasa, yaitu
·         Relasi sintagmatik, hubungan yang terdapat antara satuan bahasa dalam kalimat yang konkret tertentu. Hubungan ini bersifat linear atau horizontal antara satuan yang satu dengan satuan yang lain.
·         Relasi asosiatif, hubungan yang terdapat dalam bahasa namun tidak tampak dalam susunan suatu kalimat.
Oleh Louis Hjelmslev seorang linguis Denmark istilah asosiatif diganti dengan istilah paradigmatik (hubungan yang berlaku dalam semua tataran bahasa).
Firth seorang linguis inggris menyebut hubungan sintagmatik dengan istilah struktur dan hubungan paradigmatik dengan istilah sistem.
Menurut Verhaar istilah struktur dan sistem lebih tepat untuk digunakan karena istilah tersebut dapat diterapkan pada semua tataran bahasa, yaitu tataran fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon.
            Struktur dapat dibedakan menurut tataran sistematik bahasanya, yaitu menurut susunan fonetis, alofonis, morfemis dan sintaksis.
            Sistem pada dasrnya menyangkut dalam masalah distribusi. Distribusi adalah menyangkut masalah dapat tidaknya penggantian suatu konstituen tertentu dalam kalimat tertentu dengan konstituen lainnya.Umpamanya, konstituen dia dalam kalimat Dia mengikut ibunya dapat disubstitusikan dengan konstituen Ali, anak itu atau mahasiswa itu. Dan macam-macam substitusi ada 3, yaitu substitusi fonemis , morfemis, dan sintaksis (menysngkut masalah penggantin kata dengan kata, frase dengan frase atau klausa dengan klausa lainnya).

ANALISIS BAWAHAN LANGSUNG
Sering disebut dengan analisis unsur langsung atau analisis bawahan terdekat (Immediate Constituent Analysis) adalah suatu teknik dalam menganalisis unsusr-unsur atau konstituen yang membangun suatu bahasa.
Setiap satuan bahasa secara apriori diasumsikan dari dua buah konstituen yang langsung  membangun satuan itu. Misalnya kata dimakan unsur langsungnya adalah di dan makan.           Tapi contoh itu tidak ada masalah berbeda dengan satuan bahasa yang lebih kompleks yang akan menimbulkan perbedaan analisis. Contoh kontruksi Guru baru datang. Konstituen baru dapat ditafsirkan lebih dahulu bergabung pada konstituen guru, tetapi bisa juga pada konstituen datang.
            Meskipun teknik analisis ini banyak kelemahannya, tetapi juga cukup memberi manfaat dalam menghindari keambiuan karena satuan satuan bahasa yang terikat pada konteks wacananya dapat di pahami dengan analisis tersebut.

ANALISIS RANGKAIAN UNSUR DAN ANALISIS PROSES UNSUR
Analisis rangkaian unsur mengajarkan bahwa setiap satuan bahasa dibentuk dari unsur- unsur lain. Misalnya satuan tertimbun terdiri dari ter- + timbun.
Analisis proses unsur menganggap setiap satuan adalah merupakan hasil dari proses pembentukan. Jadi bentuk tertimbun adalah hasil dari proses prefiksasi ter- dengan dasar timbun.

MANFAAT LINGUISTIK
Bagi linguis pengetahuan yang luas mengenai linguistik tentu akan sangat membantu dalam menyelesaikan dan melaksanakan tugasnya.
Bagi peneliti, kritikus, dan peminat sastra linguistik akan membantunya dalam memahami karya sastra dengan lebih baik, karena bahasa merupakan wadah pelahiran karya.
Bagi penerjemah, pengetahuan linguistik mutlak diperlukan bukan hanya berkenaan dengan morfologi, sintaksis maupun semantik saja melainkan juga berkenaaan dengan sosiolinguistik dan kontrastif linguistik.
Bagi leksikografer  menguasai semua aspek linguistik mutlak diperlukan agar dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dalam penyusunan kamus dia harus mulai dengan menentukan fonem fonem bahasa, menentukan ejaan, memahami seluk beluk kata, makna leksikal,  makna idiomatikak serta latar belakang sosial bahasa tersebut.
Bagi penyusun buku pelajaran dapat dijadikan tuntunan agar dapat menyusun kalimat dengan tepat, menentukan kosa kata yang tepat sesuai jenjang usia pembaca buku tersebut.
Bagi negarawan atau politikus yang harus memperjuangkan ideologi dan konsep kenegaraan atau pemerintah, secara lisan dia harus menguasai bahasa dengan baik. Jika politikus atau negarawan menguasai masalah lingistik dan sosiolinguistik makan dalam kaitannya dengan kemasyarakatan tentu dia dapat meredam dan menyelesaikan gejolak sosial yang terjadi dalam masyarakat akibat perbedan dan pertentangan bahasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan