ads head

Advertisement

Jumat, 24 Mei 2019

Panduan dan Cara Budidaya Sawi dari awal hingga akhir

Panduan dan Cara Budidaya Sawi dari awal hingga akhir

Panduan dan Cara Budidaya Sawi dari awal hingga akhir

Cara bertanam sawi dan selada sesunggunya tak berbeda jauh dengan budi daya sayuran pada umumnya. Budi daya konvensional meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih yang bermutu, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman secara intensif. Dengan teknik penanaman dan pemeliharaan yang benar akan didapat hasil yang memuaskan, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Sawi dan selada tergolong sayuran yang dapat ditanam pada berbagai musim. Oleh karena itu, sayuran ini dapat ditanam sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun musim kemarau dengan hasil yang relatif tidak jauh berbeda, asalkan air cukup tersedia. Kedua tanaman ini dapat pula ditanam, baik secara monokultur maupun secara tumpang sari. Sawi dapat ditumpangsarikan dengan bawang daun, radis, wortel, kucai, bayam, kangkung darat, atau sayuran lainnya yang memiliki perakaran dangkal dan tajuk tak terlalu besar.

Sebagian petani ada yang menanam benih sawi secara langsung tanpa melalui persemaian, tetapi ada pula yang melakukan persemaian terlebih dahulu. Penanaman benih sawi langsung di lapangan pada umumnya menghasilkan kondisi tanaman yang tumbuh tidak seragam. Akibatnya, jika dilakukan pemanenan serempak akan menghasilkan kualitas dan kuantitas panen yang relatif rendah dan beragam

C. Penyiapan Benih

Benih bermutu dari varieties unggul sawi amat penting sebagai penentu tanaman yang akan diusahakan. Sasaran konsumen yang akan memanfaatkannya dibidik berdasarkan pilihan jenis ini. Orientasi pasar selayaknya sudah menjadi bagian pertimbangan saat pemilihan jenis tertentu yang akan ditanam.

Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan adalah 750 g. benih sawi berbentuk bulat dan berukuran kecil permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih cokelat kehitaman.

B. Pengolahan Tanah

Pertumbuhan tanaman sayuran sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik dan struktur lahan tanamnya. Untuk itu, perlu dilakukan pengolahan tanah. Kegiatan pengolahan tanah yang umum dilakukan sebelum penanaman adalah penggemburan tanah, untuk jenis semua tanaman mempunyai perlakuan yang relatif hampir sama. Namun, dalam pembuatan bedengan mempunyai perlakuan dan lebar yang berbeda-beda sesuai dengan jarak tanamnya.

Penggemburan tanah dapat menciptakan kondisi lahan yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik. Tahap-tahap penggemburan ini meliputi pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah serta sirkulasi udaranya dan pemberian pupuk organik/pupuk kimia sebagai pupuk dasar untuk memperbaiki struktur fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan.

Tanah yang hendak digemburkan mula-mula harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak, atau bahkan pepohonan yang tumbuh. Lahan harus bersih dan tak boleh ternaungi. Lokasi yang teduh atau ternaungi tak baik untuk pertumbuhan sawi atau selada karena sayuran ini merupakan tanaman yang suka akan cahaya.

Untuk lahan yang akan ditanami sawi atau selada, penggemburan biasanya dilakukan dengan cara mencangkul tanah sedalam 20-40 cm. pengolahan tanah ini hendaknya dilakukan secara sempurna dalam arti sampai tidak ada lagi gumpalan-gumpalan tanah yang akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan akar tanaman. Tanah harus gembru agar mampu menunjang pertumbuhan sawi dan selada. Tanah yang bergumpal atau keras akan menghambat pertumbuhan sehingga masa panen dapat lebih lama atau tanaman tumbuh kerdil tidak seperti yang diinginkan.

Sewaktu melakukan penggemburan tanah sebaiknya dilakukan pula pemberian pupuk organik sebagai pupuk dasar. Gunakan pupuk kandang yang masak atau sudah jadi. Tanaman sawi membutuhkan pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha, sedangkan untuk selada lebih banyak, yaitu 10-15 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar lebih cepat bercampur merata dengan tanah. Dengan demikian tanah sehingga siap mendukung pertumbuhan sawi.

Untuk daerah yang mempunyai derajat keasaman terlalu rendah (bersifat terlalu asam) sebaiknya melakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajat keasaman tanah sehingga tanah tidak terlalu asam. Pemberian kapur ini tergantung pada kondisi lahan tanah setemapt. Semakin bersifat asam maka tanah tersebut semakin banyak memerlukan kapur. 

Pengapuran tanah harus dilakukan jauh-jauh hari sebelum penanaman bibit, yaitu kira-kira 2-4 minggu sebelumny. Itulah sebabnya waktu penggemburan tanah pun sebaiknya dilakukan 2-4 minggu sebelum lahan hendak ditanami. Jenis kapur yang biasa digunakan adalah kapur tohor (CaO) atau dolomite (CaMg(CO3)2). Kapur dibenamkan dalam tanah dan diaduk agar bercampur merata dengan cara di cangkul atau di bajak.

C. Persemaian 

Pembibitan dapat dilakukan bersama dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Namun, ada juga yang menyiapkan bedegan penanaman keseluruhan baru melakukan persemaian. Bedegan pembibitan dibuat dengan menyisihkan atau menggunakan sebagian kecil lahan penanaman. Cara ini selain tidak efisien amat berpengaruh terhadap waktu produksi yang menjadi lebih lama. Namun, ada keuntungan lain yang diperoleh. Selain untuk kepraktisan, dengan dilakukan persemaian tanaman nantinya lebih mudah beradaptasi dengan kondisi lapang. Pada saat melakukan persemaian yang penting bibit yang dihasilkan dapat ditanam pada waktu tumbuh yang tepat. 

Ukuran bedegang persemaian tak perlu lebar karena biasanya penyemaian tidak memerlukan jarak tanam yang besar. Tinggi bedegang disesuaikan dengan keadaan curah hujan setampat. 

Untuk tanaman sawi dan selada dapat dibuatkan pada lahan persemaian yang sama. Bedegang persemaian dibuat pada lahan dengan lebar 80-120 cm. panjang bedegang 1-3 m, tergantung pada kebutuhan bibit yang akan ditanam. Pada tempat dengan curah hujan cukup tinggi (200 mm/bulan) tinggi bedegang biasanya sekitar 20-30 cm. 

Dua minggu sebelum tabur benih, bedegang persemaian ditaburi 2 kg pupuk kandang dan ditambah 20 g urea, 10 g TSP, dan 7,5 g KCL. 

Oleh karena tanaman selada sifatnya lebih peka terhadap matahari dan curah hujan maka bedegan penanaman selada perlu diberi naungan yang berfungsi melindungi dari terpaan hujan. Naungan dapat dibuat dengan plastik polietilen, lebar 1,5 m. Namun, beberapa petani terkadang tidak melakukan penaungan pada persemaian selada tergantung situasi. Jika hujan banyak turun atau sebaliknya udara terlalu panas, maka naungan perlu dibuat. Jika hujan yang turun tak terlalu deras dan udaranya pun tak terlalu panas, kita masih mungkin melakukan persemaian selada tanpa naungan. 

Cara melakukan persemaian ialah sebagai berikut. Benih ditabur pada permukaan bedegan. Selanjutnya benih ditutupi dengan tanah yang halus setebal 1-2 cm. lakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan sprayer. Benih yang baik akan tumbuh setelah 3-5 hari. Setelah berdaun 3-5 helai (kira-kira berumur 3-4 minggu sejak biji disemaikan) tanaman dapat dipindahkan ke kebun yang digunakan. 

D. Penanaman 

bedegan penanaman sawi dibuat dengan ukuran 120 cm dan panjang. Sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedegan penanaman ini dibuat sekitar 20-30 cm dengan jarak antar bedegan 30cm. jarak antar bedegan ini berfungsi sebagai tempat lalu lalang pekerja, juga berfungsi sebagai parit drainase. Seminggu sebelum penanaman sawi pada bedegan penanaman ditaburi campuran pupuk kandang, TSP, dan KCL yang dosisnya berturut-turut 10 ton, 100 kg, dan 75 kg per lahan. Selanjutnya pupuk diaduk dengan tanah sampai merata. 

Jarak tanam dalam bedegan untuk sawi putih dan sawi hijau berturut-turut adalah 40 cm x 40 cm dan 20 cm x 20 cm. dengan demikian pada satu bedegan tanam terdapat 3 baris sawi putih atau 5 baris sawi hijau. 

Jarak tanam untuk jenis sawi lainnya dapat disesuaikan dengan jarak ini. Untuk sawi yang tajuknya tak terlalu lebar dapat menggunakan jarak tanam antara 20 cm x 20 cm hingga 30 cm x 30 cm. jenis sawi yang tajuknya lebar dapat menggunakan jarak tanam 30 cm x 30 cm hingga 40 cm x 40 cm. 

Pilihlah bibit yang pertumbuhannya baik. Cirinya, batang tumbuh tegak, daun hijau segar mengilap, dan tidak terlihat serangan hama atau penyakit. Pindahkan bibit dengan hati-hati dari persmaian ke kebun. Petani yang berpengalaman, cara ini dilakukan tangan disertai tanah. Namun, jika belum terbiasa dapat menggunakan cetok atau sendok tanaman. Pada tanah berpasir sulit diperoleh hasil pemindahan bibit yang bagus karena tanah yang membalut akar selalu pecah. 

Langkah selanjutnya adalah penggalian lubang tanam di bedeng penanaman. Penggalian dilakukan dengan tangan atau cetok apda titik yang sesuai dengan jarak tanam. Ukuran lubang tak perlu terlalu besar, cukup 4-8 cm x 6-10 cm. bibit dimasukkan ke lubang tanam dengan hati-hati lalu lubang diurug dan tanahnya sedikit ditekan ke arah akarnya. 

Seperti halnya sawi, penanaman selada dibandingkan dengan sawi ialah pada jarak tanamnya. Jarak tanam untuk selada ialah 20 cm x 20 cm sampai 25 cm x 25 cm sehingga dalam satu baris terdapat 5 tanaman. Untuk penanaman sawi dan selada secara langsung tanpa melalui pembibitan tidak dianjurkan. Apabila terpaksa dilakukan penanaman bening langsung dibedengan maka perlu dibuat lubang tanam sesuai dengan jarak tanamnya. Tiap lubang ditanam 2-3 benih. Apabila bibit tumbuh terlalu rapat dilakukan penjarangan agar jarak antartanaman menjadi lebih rapi. Selanjutnya benih yang tumbuh menjadi tanaman muda dipelihara hingga besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan